Wattpad Original
Ada 2 bab gratis lagi

Chapter 3

21.7K 2.4K 60
                                    

Sepanjang jalan pulang aku memikirkan ucapan Wilmar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepanjang jalan pulang aku memikirkan ucapan Wilmar. Katanya Duchess tidak pacaran dengan Expan. Apakah benar? Kalaupun aku mencari tahu untuk apa? Aku sudah menanamkan pada diriku untuk tidak memedulikan Expan. Itu urusannya dan aku hanya perlu mengurusi urusanku.

Hari ini aku pulang bersama Precious, teman baikku yang kukenal melalui Facebook. Waktu itu kantorku masih berada di kawasan SCBD. Ada demo yang terjadi di sekitar makanya aku dan Precious mencari teman nebeng di Facebook karena takut pulang sendirian. Akhirnya aku dan Precy—nama panggilannya—bertemu dan pulang bersama. Walau kantorku sudah tidak berada di kawasan SCBD, tapi aku masih bisa pulang bersama Precy.

"Masa Expan kampret itu kerja di kantor firma hukum yang sama kayak gue. Curiga deh yang punya kantor bikin siasat biar gue sama Expan deket lagi. Atau, mungkin nggak sih ini ulahnya Expan?" Aku mengoceh panjang lebar tanpa titik dan koma. Bicara secepat laju kereta api. Kalau membahas Expan bawaannya emosi. Bikin darah tinggi!

"Kok bisa berpikir Expan yang bikin kalian satu kantor?"

"Entahlah. Gue curiga aja. Masa bisa kebetulan sekantor. Baru masuk pula."

"Ya, bisa aja sih."

"Tuh, kan!" Pikiranku tentang ini semua siasat sialan Expan membuatku tambah emosi.

"Tapi bisa jadi nggak sengaja ketemu, Ci. Semacam jodoh nggak ke mana gitu," kata Precy.

"Halah! Jodoh apaan. Musibah dan sial iya!" umpatku sebal.

Precy terdengar tertawa. Aku menoleh ke arahnya. "Kenapa lo ketawa, Precy?"

"Lucu aja. Kalau lo marah begini keliatan masih cinta," ucap Precy sambil tetap tertawa kecil.

Aku memutar bola mataku. "Hell! Mamam tuh cinta!"

Sudah berapa banyak orang yang menyebutkan kata 'cinta' hari ini? Banyak! Pertama, Expan. Kedua, Saga. Dan ketiga, Precy. Apa-apaan cinta.

"Apa nggak mau balik aja, Ci?" Pertanyaan Precy barusan membuatku spontan melirik sekilas sebelum kembali menatap lurus ke depan.

"Buat apa?"

"Ya, kalau masih cinta bisa aja balik lagi."

"Pemikiran gila. Lebih baik gue menikah sama Sevell."

"Yakin?" Precy memicingkan matanya seolah tidak percaya padaku.

"Iya." Aku menatapnya yakin setelah melihat lalu lalu lintas berganti warna merah. "Udah ah, jangan bahas dia mulu. Pecah nih gendang telinga gue. Lebih baik dengerin lagu."

Merasa kesunyian lebih kental dari obrolan tidak bermutu ini membahas Expan, aku memutar lagu dari radio yang biasa kudengarkan.

🎵One, you're like a dream come true
Two, just wanna be with you
Three, girl it's plain to see That you're the only one for me and
Four, repeat steps one through three
Five, make you fall in love with me
If ever I believe my work is done Then I'll start back at one...

LaciaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang