Wattpad Original
Ada 5 bab gratis lagi

Prolog

53.1K 3.2K 75
                                    

Ukiran nama "Aditama law firm" terpampang di dinding—tepat di belakang meja resepsionis. Mulai hari ini, aku akan memulai hariku sebagai lawyer di kantor baru. Sebelum pindah aku bekerja di kantor firma hukum kakak sepupuku. Setelah enam tahun bekerja di bawah naungan keluarga sendiri, akhirnya aku memutuskan resign. Bagiku bekerja di bawah tekanan keluarga lebih melelahkan. More drama tentunya.

"Welcome, Laciara!" Sambutan hangat Wilmar Aditama menjadi awal baik pagi ini. Aku menarik senyum dan memeluknya sebentar.

Aku mengenal Wilmar saat menghadiri acara penggalangan dana yang diselenggarakan oleh keluarganya. Kami berbincang dan membahas banyak hal. Waktu itu aku ditawarkan bekerja di kantornya, tapi aku masih bekerja untuk sepupuku. Dan akhirnya hari ini aku bergabung setelah Wilmar kembali menawarkan hal yang sama seperti enam tahun lalu.

"Zinaha nggak marah lo gabung ke sini?" tanyanya.

Aku menjawab sambil tersenyum. "Nggak kok. Dia bilang gue bakal dapat ilmu lebih banyak di sini. Soalnya kantor lo selalu terdepan."

"Lo bisa aja. Yuk, masuk. Gue ajak lo kenalan dulu sama pegawai yang lain. Seandainya nanti lo denger gue ngomong sopan banget, itu karena untuk menjaga profesionalisme di kantor. Di luar kantor, gue tetap Wilmar yang lo kenal."

Tidak perlu dijelaskan pun aku tahu. Wilmar sangat berdedikasi tinggi pada pekerjaannya. Aku sendiri akan mengikuti ketentuan selama bekerja di kantor ini termasuk memanggil Wilmar dengan sebutan 'Bapak'. Well, he's my boss now.

"Gue kenalin sama pegawai lain ya," ajaknya.

Aku mengangguk dan mengikuti Wilmar. Dia mengajakku masuk ke dalam satu ruangan besar, di mana dalam ruangan itu terdapat beberapa bilik yang disekat-sekat antara satu meja dengan meja lainnya. Orang-orang sedang bekerja keras. Ada yang sedang menghubungi klien, ada yang sedang meneguk air putihnya, dan lain sebagainya.

"Selamat pagi semuanya. Saya minta perhatian kalian sebentar," ucap Wilmar dengan suara lantangnya, berhasil membuat seluruh pegawai menghentikan kegiatan mereka. "Saya ingin memperkenalkan pegawai baru..." Wilmar melanjutkan kalimatnya, tapi ada jeda yang cukup panjang. Selain itu, Wilmar menoleh ke belakang. Aku penasaran.

Aku terbelalak melihat sosok laki-laki berdiri di belakangku. Jarak kami tidak terlalu jauh, mungkin hanya lima sampai tujuh langkah saja.

"Nah, pas banget. Expan, tolong berdiri di samping Laciara."

Kalimat Wilmar membuatku menaikkan satu alisku. Kutatap Wilmar dengan penuh kebingungan. Wilmar menyadari tatapanku. Tidak ada kata-kata selain senyum yang ditunjukkan padaku. Aku mulai menebak-nebak. Firasatku buruk.

"Kita punya keluarga baru yang akan bergabung di kantor ini. Di samping saya ada Laciara Indrawan dan di sebelahnya ada Expandra Barani." Perkenalan Wilmar berhasil menembus rasa kagetku. Ternyata firasat burukku benar.

Sial! Kenapa aku harus sekantor dengan mantan suamiku? Kenapa harus Expandra?! Apa tidak ada manusia lain? Oh, God! Aku benci bertemu dengan Expan!

Di luar kekesalanku, Wilmar memperkenalkan kami seolah-olah tidak ada masalah besar. Orang-orang menyambut kami dengan tepuk tangan ramah dan bahagia. Entah bahagia ada orang baru atau kerjaan mereka akan lebih ringan.

"Saya harap kalian bisa bekerjasama dengan Laciara dan Expandra," kata Wilmar sekali lagi, mengakhiri perkenalan singkat kami.

Aku tidak habis pikir kenapa Expan bisa masuk ke kantor Wilmar. Selama beberapa detik aku ingin mengutuk dan mengumpat Wilmar. Aku pun baru ingat sesuatu. Wilmar dan Expan bersahabat baik. Jadi wajar saja Expan dapat bergabung. Namun, kenapa harus Expan? Padahal Wilmar tahu aku pernah menikah dengan Expan. Tentu saja tahu karena Wilmar adalah mak comblang kami. Dialah yang mempertemukanku dengan Expan. Dan sekarang, dia ingin melakukan hal yang sama? Oh, please...

Belum cukup rasa kesalku hilang, tiba-tiba aku mendengar bisikan yang membuatku tambah kesal.

"Hai, mantan istri." Expan berbisik di telingaku. "Mungkin ini yang dinamakan jodoh."

Jodoh-jodoh. Jodoh my ass! Cukup sudah. Aku akan mengundurkan diri saja!

*****

LaciaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang