8 - You, Who Always Make Me Smile

117 15 6
                                    

Video credit: Produce101 Love (Youtube)

Video credit: Produce101 Love (Youtube)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jakarta, Tahun 2022..

Aku menghela napas dan melakukan sedikit peregangan. Akhirnya lirik lagu yang aku buat selesai juga. Aku mencoba membacanya perlahan sembari mendengarkan instrumen yang akan digunakan untuk lagunya. Ada beberapa kata yang sepertinya kurang cocok dengan genre musiknya. Aku pun mencari penghapusku dan mendesah karena tidak menemukannya baik di atas meja belajarku maupun di dalam tempat pensilku.

Laci meja belajar aku buka untuk mengambil penghapus baru. Namun, pandanganku terkunci pada sebuah buku yang sudah agak mengerut. Aku pun mengambilnya dan membukanya. Halaman pertama membuatku tersenyum.

Diary milik Yuna dan Dika!

Itu yang tertulis di halaman pertama. Seketika memori masa SMA-ku pun terputar seperti film di dalam pikiranku. Khususnya yang aku lalui bersama Dika. Semua memori terputar seiring dengan tulisan – tulisan yang sedikit mengabur pada diary ini.

***

Dika adalah teman pertamaku di SMA. Aku yang merupakan seorang murid pindahan saat pertengahan semester 1 pada tingkat 1 di SMA Antares dihampiri olehnya dengan cengiran khasnya. Layaknya mentari yang menyinari bumi, lelaki itu menyinari hari pertamaku yang sepi karena wajahku yang memang agak kurang ramah jika diam serta aku yang tak pandai bergaul. Aku masih ingat bagaimana dia mengulurkan tangannya untuk aku jabat sambil menyebutkan namanya.

"Aku Dika. Mari berteman!"

Hari itu, Dika langsung mengajakku berkeliling. Aku tertawa ketika ia mengenalkan penjaga sekolah padaku sebagai penjaga sekolah paling galak. Aku kembali tertawa saat ia bersembunyi di belakangku karena mendengar suara aneh dari halaman belakang sekolah yang ternyata hanyalah seekor kucing yang tengah berlarian di antara semak – semak. Aku ikut tersenyum ketika ia menyapa orang – orang yang kami temui selama perjalanan. Aku melihatnya sambil tersenyum kecil ketika ia tengah bercanda dengan kaka kelasnya. Orang ini benar – benar penuh semangat dan sangat pandai bergaul.

"Ayo buat diary bersama! Sepertinya asyik,"

Dika berseru riang saat aku menjawab pertanyaannya mengenai buku bersampul biru yang aku bawa. Aku senang menulis serta menggambar. Buku biru yang aku sebut diary ini selalu aku bawa kemana pun aku pergi. Walau hanya hal – hal kecil, aku selalu menulisnya. Aku tersenyum membalas seruan Dika. Menulis diary bersama sepertinya tidak buruk juga.

***

"Ta-da! Tadi aku lewat toko buku dan menemukan buku ini,"

Dika kembali berseru riang tepat saat mendudukan dirinya di bangku yang berada di depanku sambil memamerkan sebuah buku yang katanya baru ia beli itu. Lelaki itu langsung merebut pulpen yang aku pegang dan menulis kalimat 'Diary milik Yuna dan Dika!' di halaman pertama. Senyuman Dika semakin melebar seraya mengangkat buku itu dengan kedua tangannya dan memandang bangga tulisannya. Aku ikut tersenyum melihatnya. Dika terlihat seperti anak kecil yang gembira karena mendapatkan mainan yang ia idamkan. 

Between You & IWhere stories live. Discover now