9 - You, Who I Always Watch In Silence

95 11 0
                                    

Video Credit: Seventeen

Video Credit: Seventeen

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jakarta, Tahun 2014..

Hei! Aku mau tanya, apa mimpi kalian? Biar aku tebak, hidup bahagia bukan? Hehehe. Pasti semua orang akan menyetujui tebakanku ini bukan? Aku pun. Aku ingin hidup bahagia. Selamanya hingga waktuku di dunia ini habis. Nah, sekarang permasalahannya. Apa kalian tau apa yang benar – benar bisa membuat kalian bahagia? Dan tentu saja bagaimana cara mendapatkannya. Apa kalian tau? Tapi tunggu. Aku mau menceritakan tentang ini dari sudut pandangku. Mungkin bisa jadi inspirasi kalian? Hehe.

Hm, jadi untukku, sebenarnya mimpi mengenai bahagia untukku sederhana. Aku ingin hidup bergelimang harta! Tidak perlu khawatir melihat price tag ketika belanja baik melalui aplikasi belanja online ataupun secara langsung atau ketika membeli makanan – makanan yang sangat enak. Eh, tunggu, apa ini masih bisa dibilang sederhana? Haha. Oke oke, aku ralat. Impianku tidak sesederhana itu, huft. Lebih tepatnya tidak mudah untuk meraihnya.

Akibat dari impian "tidak sederhana"-ku itu, aku mulai melakukan riset dengan sungguh – sungguh pada tingkat 3 di SMA. Riset mencari pekerjaan yang dapat menghasilkan uang begitu banyak untuk memenuhi impianku. Aku pun tersenyum senang karena mendapatkan ide gila ketika mendengarkan obrolan sepupuku bersama Bunda mengenai atasannya yang merupakan dokter.

"Gila kan, Tan! Dokter Hendra bisa dapet uang lebih dari 30 juta sebulan! Ini yang kita hitung versi paling sedikitnya loh, Tan!"

Dan mulai saat itu aku memutuskan. Demi mewujudkan impianku, aku akan menjadi seorang dokter!

***

Tau kah kalian? Membuat rencara dan alur tentang kehidupan kita memang mudah. Tapi kenyataan tidak semudah itu. Pernah kah kalian merasa frustasi akan jalan hidup yang tengah dilalui saat ini? Jika ya, aku juga sedang merasakannya.

Aku menjatuhkan diriku hingga terduduk di tangga darurat pada rumah sakit tempatku menjalani kewajibanku menjadi seorang residen. Aduh belibet ya kalimatku! Pokonya gitu deh! Astaga, kalian harus tauuuu!!! Menjadi seorang dokter ternyata tidak semudah itu kawan! Aku mengacak – acak rambutku frustrasi. Orang – orang yang melihatku pasti akan mengira aku merupakan salah satu pasien rumah sakit jiwa. Mata panda dan rambut acak – acakan menghiasiku saat ini.

"HAAAAAA!" Aku berteriak dalam hati. Mengerti maksudku? Teriak tidak bersuara. Mulutku terbuka namun tidak ada suara yang keluar. Ah, begitulah pokonya.

"So that you no longer get tired, I~"

Aku terdiam. Aku mencoba menajamkan pendengaranku. Sayup – sayup aku mendengar lantunan lagu idol asal Korea Selatan bernama Seventeen yang berjudul Us Again dalam versi Bahasa Inggrisnya. Suara orang yang menyanyikannya sungguh tidak asing untukku. Aku segera merapikan diri dan berjalan keluar menuju ke asal suara tersebut.

Aku melihat seorang lelaki yang menggunakan baju pasien sedang bernyanyi dengan pasien anak – anak yang mengelilinginya di ruang bermain. Pantas saja suaranya tidak asing bagiku. Lelaki itu adalah pasien yang menjadi tanggung jawabku. Tidak sepenuhnya tanggung jawabku, maksudnya tanggung jawab dokter pembimbingku, ya begitulah. Namanya Cipta. Seorang lelaki yang sebaya denganku. Matanya selalu bersinar ramah, senyuman menghiasi wajahnya, dan  saat bibirnya bergerak melantukan lirik – lirik lagu suara yang keluar sungguhlah indah. Dan lihatlah tangannya yang lincah menari di tuts – tuts piano! Aku selalu berdecak kagum saat melihat lelaki itu bernyanyi di sini. Anak – anak di sekelilingnya bergerak ke kanan dan ke kiri mengikuti irama lagu.

Between You & IWhere stories live. Discover now