7 - You, Who Hard to Reach

29 3 0
                                    

Video credit: Cover by Hyzee

Video credit: Cover by Hyzee

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jakarta, Tahun 2015..

"HARIS LAKSANA!"

Gue tertawa puas saat mendengar teriakan gadis itu. Kalau kalian tanya apa yang paling menyenangkan buat gue, jawabannya adalah liat reaksi kesel Sinta setelah gue kerjain. Serius. Bagi orang yang kenal sama Sinta, pernyataan gue pasti dianggap gila. Karena Sinta saat kesal atau marah adalah hal menyeramkan bagi mereka. Cakra, sahabat gue, geleng – geleng kepala terus liat gue ngejailin Sinta sampai gadis itu kesal. Ya, abis gimana dong, reaksinya menurut gue lucu banget.

Gue kenal Sinta baru beberapa bulan ini sebenernya. Semenjak rolling kelas lebih tepatnya. Lebih jelasnya lagi pas kita kelas 11. Emang dasarnya kita berdua yang heboh dan gampang gaul jadinya kita bisa temenan lebih cepat. Ya, lebih tepatnya karena gue yang jail sih, hahaha.

Tapi, gue rasa ini udah jadi pernyataan umum. Kalian tau kan kalau laki – laki tiba – tiba jail banget ke seorang perempuan tandanya apa? Hehe, iya. Gue suka sama Sinta. Jangan tanya alasannya, gue juga gatau kenapa.

Setelah gue yakin dengan apa yang gue rasain, gue memberanikan diri untuk mendekatinya. Dengan menjaili dia lebih sering maksud gue. Juga membicarakan banyak hal dengannya, hehe. Gue emang masih belum berani buat nyatain secara blak – blakan. Cuma cara ini yang bisa gue lakuin.

Apalagi setelah gue tau, bahwa Sinta ternyata menyukai orang lain.

"Riiiiiis, kemarin gue di samperin Ka Ian dong pas lagi latihan!" seru Sinta sambil tersenyum bahagia dan mata yang berbinar.

Waw. Pedih, guys. Melihat si dia yang bahagia karena lelaki lain.

Adrian Darmawangsa. Kaka kelas kita.

Tenang, seorang Haris Laksana kuat ko. Selagi janur kuning belum melengkung gas aja dulu.

***

"Lo lagi. Lo lagi. Bosen gue," keluh Sinta saat melihat pembagian panitia untuk acara hari ulang tahun sekolah. Gue terkekeh.

"Kan udah gue bilang. Hidup lo gaakan lepas dari sosok gue," seru gue yang dibalas geplakan oleh Sinta membuat gue meringis.

Gue dan Sinta kembali dipersatukan di divisi yang sama. Divisi logistik. Dan gue semakin berterima kasih ke Bang Rama, ketua divisi kami, karena telah memasukan kami di tugas yang sama pula. Bisa kalian bayangin ga sih sebahagia apa gue? Ngaku deh! Kalian juga pasti senengkan kalau ngalamin apa yang gue alami kan?

"Kerja yang bener lo! Gue gamau repot ya!" serunya.

"Iye ah bawel," balas gue sambil mengacak – acak rambut Sinta dan kabur.

"HEH! LAKSANA!"

***

BRAK!

Between You & IWhere stories live. Discover now