1.1 Behind Story

212 29 5
                                    

Point of View: No One (Orang ketiga)

Italic Word Point of View: Cakra

Cakra berjalan ke pinggir lapang dan melakukan peregangan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cakra berjalan ke pinggir lapang dan melakukan peregangan. Angin berembus membuatnya menengadahkan wajahnya. Lelaki itu membiarkan angin menerpanya. Saat itu, pandangannya terkunci pada sosok gadis di seberang sana. Gadis itu duduk sambil menyandarkan diri pada pohon rindang di belakangnya sembari memejamkan mata dan menikmati angin. Rambutnya menari – nari terbawa angin itu. Cakra terpana melihatnya.

"Cak, ayo buruan!" seru Haris, sahabat Cakra, memecah keheningan yang ia ciptakan. Cakra pun tersadar dan segera berlari ke tengah lapang.

Siapa dia?

***

"Sumpah ya, Cak! Filmnya seru!" seru Haris sambil memasuki kelas. Cakra hanya tertawa menanggapinya.

Cakra terdiam saat dirinya menemukan sosok yang menyita perhatiannya kemarin berada di kelas yang sama dengannya. Duduk di pojok belakang kelas dengan earphone di telinganya dan memandang ke arah jendela yang menyuguhkan pemandangan di luar sekolah. Cakra kembali terpana.

"Oh? Safa? Ngapain lo liatin dia?" tanya Haris mengejutkan Cakra.

"Siapa?" tanya Cakra.

"Safa," ulang Haris sambil mengernyit bingung. Cakra mengangguk – angguk dan duduk di bangkunya.

Jadi namanya Safa.

***

Cakra berlari sambil melihat ke kanan kirinya mencari tempat persembunyian. Tadi ia kalah main game dan harus menerima hukuman mendapatkan sentilan di jidat. Karena ia tidak mau akhirnya ia kabur dari jangkauan Haris. Dan... di sinilah ia berada. Halaman belakang sekolah.

Kembali, Cakra menemukan Safa yang tengah menikmati embusan angin dan berhasil membuatnya terpana. Hanya sesaat karena ia teringat bahwa dirinya sedang dikejar Haris. Langkah kakinya bergerak untuk mendekati Safa membuat perempuan itu terkejut. Cakra memberikan cengiran dan gestur maaf pada gadis itu.

"WOI! CAKRA!"

Teriakan Haris membuatnya dan juga Safa terkejut. Cakra segera bersembunyi di samping Safa. Berharap gadis itu tidak memberi tahu Haris keberadaannya. Syukurlah Safa benar – benar tidak memberitahukan keadaannya. Gadis itu hanya diam saat Haris berada di dekat mereka.

"Terima kasih," ucap Cakra dan dibalas anggukan kecil.

Astaga menggemaskan sekali..

***

"Yah, Pak. Gimana lagi. Otak saya gak bisa dimasukin sama rumus – rumus itu. Apalagi teorinya," keluh Cakra ketika ia diomeli oleh Pak Herman. Pak Herman geleng – geleng mendengar ocehan Cakra.

"Ah, Safa! Sini kamu!" seru Pak Herman ketika melihat Safa yang baru saja mengambil sebuah kunci ruangan. Cakra terkesiap mengetahui Pak Herman memanggil gadis itu.

Ah, gila! Malu gue!

"Kamu jadi tutor fisika Cakra ya. Tolong bantu dia agar nilai ujiannya bagus,"

Cakra melirik Safa yang mengangguk kecil mengiyakan permintaan Pak Herman. Cakra merasa semakin malu. Namun, dalam hati Cakra juga tersenyum. Kesempatan besar untuk mendekati gadis itu walau ia harus terlihat memalukan dulu. Akhirnya mereka berdua pun pamit dari hadapan Pak Herman.

"Uhm.. Mohon bantuannya, Safa," ucap Cakra tanpa melihat Safa.

Kekehan Safa membuat Cakra kembali menoleh ke arah gadis itu. Gadis itu mengangguk dan tersenyum hingga matanya menghilang. Untuk kesekian kalinya Cakra dibuat terpana oleh gadis itu.

Ah.. Gila gue lama – lama!

***

"Ngapain beli susu stroberi lo? Bukannya lo ga suka?" tanya Haris saat melihat Cakra membeli sekotak susu stroberi di kantin saat pulang sekolah hari itu.

"Bukan buat gue," kata Cakra sambil berjalan menuju kelas. Haris yang mengikuti lelaki itu mengernyit bingung.

"Yaudah pulang gih. Gue harus tutor fisika dulu," ucap Cakra sambil menepuk pundak Haris lalu berjalan memasuki kelas.

Haris memperhatikan Cakra dari luar kelas. Lelaki itu melihat semua tingkah Cakra. Dimulai dari duduk di hadapan Safa hingga ketika Cakra memberikan susu stroberi itu pada Safa. Haris ber-oh ria.

"Buat Safa toh,"

***

"Woy! Ngapain lo senyum – senyum?" tanya Haris.

Sore itu Cakra tengah makan bersama Haris di kedai burger favorit mereka. Cakra menoleh ke arah Haris yang memperhatikannya dengan bingung. Lelaki itu menunjukan cengirannya.

"Gapapa, hehe," ucapnya sambil memakai plester bergambar tokoh Star Wars pada pelipisnya yang terluka.

"Lah, sejak kapan UKS nyediain plester gambar Star Wars?" tanya Haris semakin bingung. Cakra terkekeh.

"Bukan dari UKS," jawabnya sambil tersenyum senang.

***

"Cak, jujur sama gue. Lo suka ya sama Safa?" tanya Haris setelah tim basket membicarakan rencana mereka untuk menghadapi pertandingan antar sekolah minggu depan.

"Ha? Ngapain lo tanya – tanya?" tanya Cakra.

"Apa? Serius lo suka sama Ka Safa, Bang?" tanya Farel, adik kelas Cakra, yang langsung duduk dan bergabung dalam obrolan Cakra dan Haris.

"Em.. Ya gitu," ucap Cakra sambil menggaruk tengkuknya.

"Lah, gue baru aja mau tembak.." kata Farel pelan namun masih terdengar oleh Cakra. Cakra segera menatap tajam Farel.

"Gak! Gak bisa. Safa punya gue," seru Cakra sambil berdiri dari duduknya. Haris mengernyit.

"Ha? Lo kan belum nembak dia?" celetuk Haris.

"Sekarang gue mau nembak dia. Dan gue yakin dia jawab iya. Jadi jangan pernah munculin niat buat deketin dia!" seru Cakra sambil berlari menuju kelasnya.

.

.

Dan selanjutnya kalian tau apa yang terjadi ♥

Dan selanjutnya kalian tau apa yang terjadi ♥

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Author's note:

Dengan ini, kisah Safa dan Cakra yang diperankan oleh Umji dan Vernon berakhir :)

Aku tau kisah Safa dan Cakra ini memang mulus banget dan sepertinya klise untuk kisah remaja SMA bukan? Hehe.. Seorang gadis yang biasa - biasa saja suka dengan lelaki populer dan ya begitulah.. Tapi tidak menutup kemungkinan salah satu diantara kalian mengalami hal yang serupa kan? So, adakah yang mengalami hal yang serupa dengan orang terkasih kalian?

Terima kasih sudah mengikuti kisah ini.

Aku harap love line kalian semulus kisah Safa dan Cakra ini ya♥

Between You & IWhere stories live. Discover now