1 - You, Who I Love Over and Over

389 31 0
                                    

Video credit: Zaty Farhani (Youtube)

Video credit: Zaty Farhani (Youtube)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

SMA Antares Jakarta, Tahun 2015..

Angin berembus membuat rambutku menari – nari mengikutinya. Aku terdiam, menutup mata, dan menghirup udara yang sejuk ini. Aku duduk menyandar pada sebuah pohon besar nan rindang yang terletak di samping lapangan basket sekolahku. Dari sini aku dapat melihat dengan cukup jelas lapangan basket yang dipenuhi para lelaki yang tengah bermain. Jika para lelaki sudah bermain, tentu saja banyak perempuan yang duduk di kursi penonton menyoraki mereka dengan penuh semangat. Satu nama mendominasi teriakan itu. Cakra.

Perhatianku tersita pada sosok yang namanya terus disoraki itu. Lelaki jangkung berwajah tampan dengan hidung mancungnya. Wajah yang sering dibilang orang mirip dengan Leonardo DiCaprio ketika aktor itu di masa remaja. Sebuah senyuman tak pernah lepas dari wajahnya. Bahkan saat timnya tak bisa menghalangi lawannya untuk mencetak skor, ia tetap tersenyum lembut memperhatikan lawannya yang bersorak sorai. Senyuman yang membuat hatiku pun berdesir hebat.

Kalian mau tau sebuah fakta? Cakra adalah teman sekelasku. Namun, aku tidak tau apakah dia mengenali diriku atau tidak. Seorang perempuan pendiam yang duduk di kursi paling belakang dekat jendela kelas. Menurut kalian apakah dia akan menyadari keberadaanku?

Sering kali ketika aku memalingkan wajahku padanya, aku menemukan Cakra yang tengah tertawa melihat tingkah konyol Haris dan Ian, dua sahabat Cakra, yang bertengkar karena hal – hal sepele. Di mataku seketika hal itu berubah menjadi video slow motion yang berhasil membuat hatiku kembali berdesir. Itu berlangsung sampai Sinta, sahabatku, menghalangi pandanganku. Berceloteh mengenai gosip ataupun hal – hal lain yang hanya aku balas dengan senyuman karena otakku masih terpaku pada sosok Cakra. Bahkan aku selalu mencuri – curi pandang di sela celotehan Sinta.

***

Siang itu saat jam istirahat berlangsung, aku duduk di bangku yang ada pada halaman belakang sekolah. Pada jam istirahat, tempat ini bukanlah tempat yang dijadikan tujuan oleh murid – murid yang lain sehingga tempat ini cukup sepi. Lalu apa yang aku lakukan di sini? Sejujurnya aku tidak terlalu menyukai keramaian. Oleh karena itu aku memutuskan untuk menghabiskan waktu istirahatku di sini.

Aku menyimpan bekalku di samping dan kembali menikmati embusan angin dengan mata terpejam. Semua begitu tenteram sampai langkah kaki seseorang yang mendekatiku mengusiknya. Aku membuka mataku dan terkejut mendapati Cakra-lah yang membuat kegaduhan itu. Lelaki itu mengatur napasnya sambil menyengir dan memberi gestur maaf padaku.

Aku menunduk sambil sesekali melirik ke arahnya. Gugup. Itu yang aku rasakan saat itu, sehingga aku hanya dapat mengangguk kecil untuk membalasnya.

Teriakan Haris yang memanggil Cakra membuat kami terkejut. Cakra segera berjongkok di sampingku untuk bersembunyi. Aku mengerjapkan mataku melihat tingkahnya. Namun, aku bisa memahami bahwa lelaki itu tidak mau bertemu dengan Haris saat ini. Aku pun memutuskan untuk diam saja seakan tidak tahu apapun bahkan saat Haris datang dan mengedarkan pandangannya mencari sosok Cakra. Aku melihat Haris mendengus kesal dan tanpa menyapaku sama sekali, ia pergi meninggalkanku. Cakra segera keluar dari tempat persembunyiannya setelah memastikan Haris sudah pergi.

Between You & IWhere stories live. Discover now