11.1 Behind & After Story

18 2 0
                                    

No one P.O.V

5 Tahun yang lalu

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

5 Tahun yang lalu...

BRAK

"Ah.." ringis Ardi sambil mengelus dahinya yang terpentuk dinding di sebelahnya.

Lelaki berkacamata itu segera menoleh untuk melihat orang yang menabraknya. Iya, barusan ia ditabrak seseorang dari arah belakangnya. Karena ia tengah melamunkan kehidupannya nanti setelah ia lulus sambil berjalan di koridor sekolahnya, lelaki itu jadi tidak bisa menahan dirinya sendiri sehingga tubuhnya goyah dan menabrak dinding di sampingnya.

Ardi mengernyit saat melihat bagian belakang sang oknum. Ia hapal betul siapa pemilik tubuh itu walaupun hanya dari bagian belakangnya. Ardi segera terduduk di sampingnya untuk memastikan keadaan sang oknum dan membantunya berdiri.

"Yasmin? Lo gapapa?" tanya Ardi sambil memegang kedua bahu Yasmin.

"Lepas!" seru Yasmin sambil menghentakan tangan Ardi membuat sang empunya terkejut.

Yasmin yang melihat orang di sebelahnya adalah Ardi ikut tersentak kaget. Namun seketika raut wajahnya berubah. Ia segera bangkit dan kembali berlari menjauhi Ardi. Meninggalkan lelaki itu dalam keadaan bingung.

Ardi tersadar saat Yasmin sudah tidak terlihat lagi di pandangannya. Ia pun bangkit dan berjalan menuju kelasnya untuk memberitahu Reza. Yasmin terlihat kacau tadi dan Reza selaku sahabat perempuan itu harus tau. Tidak, bukannya Ardi tidak mau menghibur perempuan itu, ia hanya bingung harus berbuat apa. Memberitahu Reza menjadi pilihan yang paling tepat menurutnya. Apalagi lelaki itu sangat menjaga sahabatnya.

Namun, Ardi malah dibuat semakin mengernyit saat melihat Reza yang hanya duduk terdiam tanpa ekspresi melihat ke luar jendela. Tumben sekali lelaki itu tidak sedang berbuat onar di kelas. Seketika sesuatu menghantam kepalanya. Sepertinya ia tahu apa yang terjadi.

"Berantem ya lo sama Yasmin?" tanya Ardi sambil duduk di sebelah Reza membuat temannya itu menoleh terkejut.

"Ha?" hanya itu yang Reza ucapkan. Ardi menghela napas.

"Tadi Yasmin nabrak gue. Dari wajahnya gue tau dia lagi kalut. Sekarang gue nemuin lo yang biasanya berbuat onar malah diem kaya gini. Gue tebak lo lagi berantem sama Yasmin," jelas Ardi. Reza menghela napas berat lalu kembali mengalihkan pandangannya ke luar jendela.

"Gue masih emosi sekarang, ntar aja ceritanya," ucap Reza. Ardi mengernyit mendengarnya.

Se-emosinya Reza, ia tidak pernah melihat Reza marah sebesar ini kepada Yasmin. Apa ya.. Perlakuan Reza ke Yasmin tuh udah kaya ke Bunda atau ke adiknya sendiri alias Reza itu gak bisa marah ke Yasmin. Pandangan Ardi pun teralih ke sebuah surat yang ada di meja Reza. Sebuah surat dengan kop Universitas Capella. Ardi pun menghela napas. Ia tahu persis apa yang terjadi dengan sepasang sahabat ini.

"Gausah diceritain. Gue tau kenapa," ucap Ardi kembali membuat Reza terkejut.

"Lo gak jadi berjuang bareng Yerin ke Perseus kan? Lo mutusin buat masuk Capella," tambah Ardi.

Between You & IWo Geschichten leben. Entdecke jetzt