"Gue yakin Nabila akan ngerti ini semua, kejar apa yang bikin lo bahagia. Diri lo juga perlu bahagia, Leen."

"Cepet bangun ya, Jing? Gue kangen liat bobrok lo bareng Jeki sama Raihan." Ucap Gala lalu mengelus punggung tangan Aileen.

Tiba-tiba air mata mengalir dari sudut mata Aileen, tapi Gala tak menyadarinya dan keluar dari sana.

-----

"Ayo, mah. Cepet, papa mau jenguk Aileen." Ajak papa yang baru saja pulang.

"Iya sebentar, mama ambil tas dulu."

"Galang, gak ikut kamu?" Tanya papa pada Galang yang tengah duduk di teras rumahnya.

Galang pun menoleh. "Ikut," sahut Galang lalu beranjak dari tempat duduk nya dan segera masuk kedalam mobil.

Mereka pergi menuju rumah sakit, sesampainya disana papa, mama dan Galang masuk dan menghampiri ruangan dimana Aileen di rawat.

"Pa, Bu?" Panggil Ranu lalu bersalaman dengan kedua orang tua Aileen. Yang lainnya pun ikut bersalaman pada papa dan mama.

Papa langsung menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruangan Aileen. "Apa ada perkembangan dari Aileen, Dok?" Tanya papa.

Dokter tersenyum. "Pasien sudah melewati masa kritis nya, tapi belum ada respon apapun darinya. Kita perlu berdoa untuk kesembuhan pasien, pa."

Papa pun tersenyum lalu mengangguk. "Terimakasih, dok."

"Annara?" Panggil Galang tiba-tiba ketika melihat Annara berada di sebelah nya.

Annara pun menoleh dan tersenyum. Mama yang mendengar Galang langsung menoleh kebelakang. "Temen nya Aileen, nak?" Tanya mama.

Annara pun tersenyum. "Iya, Tante." Sahut Annara lalu mencium tangan Mama dan papa.

"Temen atau calon mantu papa?" Tanya papa menggoda Annara.

Sontak yang lainnya pun tertawa. "Papa udah lanjut tapi masih seger ya?" Ujar Jeki.

"Wis! Jelas, papa dulu gitu dong."

"Ada niatan, pa?" Tanya Raihan.

"Niatan apa tuh?"

"Buat dapet yang kedua,"

"Ya kalo boleh," sahut papa seraya melirik ke arah mama yang tengah menatapnya tajam.

"Ampun Bu jago," ujar papa membuat gelak tawa mereka terdengar begitu nyaring di lorong rumah sakit.

"Sayang? Nama kamu siapa?" Tanya mama pada Annara.

Annara yang tengah tertawa pun akhirnya menoleh kembali pada mama. "Annara, Tante."

"Jangan panggil Tante, panggil mama aja."

"Iya, ma."

"Asikk, makin deket dong nih." Ujar Ranu seraya tertawa di ikuti oleh yang lainnya.

Sedangkan Galang, dia hanya terdiam. Sebenarnya dia enggan untuk kerumah sakit tapi bagaimanapun dia harus kesini untuk menjenguk kakaknya.

AILEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang