10 |✨Kembali pulang ✨

31 2 0
                                    

"Mengucapkan kata-kata menenangkan pada diri sendiri adalah cara mandiri untuk menenangkan diri."

🟡🟡🟡

Juan memasuki apertemen milik Bino dengan wajah menyeramkannya. Apertemen Bino sudah menjadi basecamp untuk mereka bertiga ngumpul, karena Bino adalah anak perantau yang tinggal sendiri. Jadi dia merelakan apertemennya untuk menjadi basecamp.

Juan menghempaskan tubuhnya ke atas sofa empuk di sana. Bino dan Ghali yang sedang asik bermain ps pun terkejut melihat kehadiran Juan, ditambah dengan ekspresi Juan yang tidak seperti biasanya.

"Kenapa lo, Bro? Datang-datang muka kek mau bunuh orang aja," celutuk Ghali.

Bino yang kembali fokus bermain ps pun menyahut. "Lo harus tau, Wan. Gue berhasil kalahin Ghali!" ucapnya dengan semangat.

Memang, selama ini Ghali tidak pernah terkalahkan oleh Bino. Skill bermainnya memang tidak diragukan lagi. Pantas saja Bino merasa sangat bahagia karena berhasil mengalahkan seorang jagoan.

"Itu karna gue lagi baik ke elo!" ucap Ghali tak terima.

"Halah! Akuin aja kalau lo tuh kalah."

"Menang sekali aja belagu lo."

Bino menyolot. "Iyalah belagu, ini tuh sesuatu hal yang langka tau nggak lo?"

Ghali mengedikkan bahu tak peduli, ia kembali fokus pada ps-nya.

Lain dengan Bino, cowok itu kini beralih menatap ke arah Juan yang masih tak bersuara.
"Lo sehat, Wan?" tanya Bino memastikan.

Juan menegakkan punggungnya. "Lo tau apa yang dilakuin cewek lo tadi?" tanya Juan serius ke arah Ghali.

Ghali yang tiba-tiba mendapat pertanyaan seperti itu sontak menatap Juan dengan pandangan bertanya-tanya.
"Maksud lo apa?"

"Tau nggak lo!?" Nada suara Juan kini sudah mulai meninggi.

"Ya mana gue tau, dari tadi gue di sini sama nih bocah," ucap Ghali sembari menunjuk ke arah Bino yang masih terbengong-bengong.

"Lagian ngapain lo nanya begituan?" tanya Ghali lagi.

Juan berdecak, matanya tajam melihat ke arah Ghali. Seakan dapat menembus retina mata cokelat cowok itu. "Mending lo tanyain sendiri sama cewek lo!"

"Bilangin, minta maaf atau gue sendiri yang akan turun tangan!" Setelah mengucapkan kalimat itu, Juan bangkit dari duduknya dan berlalu meninggalkan Ghali dan Bino yang masih belum mengerti dengan apa yang dibicarakannya itu.

"Maksud Juan apaan dah?" tanya Bino sambil menggarut kepalanya yang tidak gatal.

Ghali—ekspresi cowok itu kini sudah berubah dingin. Ia sepertinya mengerti maksud pembicaraan Juan. Karna ini bukan kali pertamanya Cindy—ceweknya berulah.

Pasti cewek itu baru saja membuat masalah.

Ghali berdecak, mengusap kasar wajahnya. Tangannya mengambil handphone yang tergeletak di atas meja, lalu mengetikkan sesuatu dan mengirim pesan itu ke sang penerima.

Glow Up With YouWhere stories live. Discover now