06 |✨Balas Dendam

37 2 0
                                    

"Mencari teman itu mudah. Tapi mencari sahabat yang benar-benar sahabat itu yang susah."

🟡🟡🟡


Kaki panjang milik Juan berlari di sepanjang koridor. Nafasnya terengah-engah dengan degub jantung yang tak beraturan.

Cowok itu tak lagi memperdulikan tatapan siswa-siswi yang memperhatikannya dengan pandangan yang berbeda-beda. Karena yang ada dipikirannya sekarang adalah Firen.

Sejak mendapatkan kabar bahwa gadisnya itu pingsan dan dibawa ke UKS. Juan mulai tidak tenang dan akhirnya menyusul Firen ke UKS.

Bunyi decitan pintu berbunyi pertanda ada seseorang yang membuka pintu. Juan, cowok itu langsung mengedarkan pandangannya dan mencari sosok Firen. Setelah matanya berhasil menangkap objek yang dicarinya, barulah Juan menghampiri Firen yang tengah terbaring lesu di atas lipan.

"Firen," panggil Juan lembut saat telah berada di sisi gadis itu.

Juan sepertinya tidak sadar jika di dalam ruangan itu juga ada Sonya, mungkin saking khawatirnya ia sampai tidak mempedulikan Sonya yang berdiri tidak jauh dari tempat tidur Firen.

Firen yang telah sadarkan diri beberapa menit yang lalu itu berusaha untuk menarik kedua sudut bibirnya. Seolah mengisyaratkan bahwa ia baik-baik saja.

"Kenapa bisa?" tanya Juan sambil menggenggam erat tangan gadisnya.

Firen lagi-lagi berusaha untuk tersenyum. "Mungkin karena tadi aku belum sarapan, tapi sekarang udah kok, udah dibeliin sama Sonya tadi. Aku nggak papa."

Sonya yang memperhatikan sepasang kekasih itu hanya bisa mengelus dada. Pemandangan yang sangat memuakkan untuk kamu jomblo.

"Lain kali jangan lupa sarapan, aku khawatir," lirih Juan dengan mata sayunya.

"Iya, maaf. Ini emang salah aku."

Sonya berdecak. "Bisa nggak sih lo nggak nyalahin diri lo lagi? Jelas-jelas tadi itu Kinan yang nampar lo!"

"Sonya!"

"Lo nggak usah terlalu baik sekali aja bisa nggak sih, Ren?" Sonya bener-bener geram dengan tingkah sahabatnya yang super duper baik ini.

"Tunggu," sarkas Juan setelah menyadari keberadaan Sonya.

"Tadi lo bilang Kinan yang nampar Firen?" tanyanya bingung. Jujur, ia tidak mengetahui akan fakta itu.

"Lo nggak tau?" tanya Sonya. "Nih ya, gue kasih tau. Firen tadi tuh di-bully sama senior gadungan tuh. Trus tadi tuh mau nampar gue, tapi salah sasaran jadinya Firen yang kena."

Juan menggeram, terlihat dari rahangnya yang mengeras serta genggaman tangannya pada Firen yang semakin erat. Firen yang menyadari itu langsung mengusap lembut tangan Juan, seakan memberikan ketenangan kepada cowok itu.

"Tapi tenang, lo nggak perlu turun tangan. Gue sendiri yang bakal balas tu orang," ucap Sonya lagi.

"So, nggak perlu," ujar Firen lemah sambil menggelengkan kepalanya.

"Sorry Ren, tapi kali ini gue nggak bakal tinggal diam."

"Gue permisi dulu." Sonya pun melangkah pergi, meninggalkan sepasang kekasih yang masih menatap punggung Sonya yang mulai menghilang.

"Aku takut nanti Sonya kenapa-kenapa," gumam Firen.

"Sonya nggak kenapa-kenapa kok, masa kamu nggak percaya sama Sonya." Juan menenangkan.

Ya, benar kata Sonya. Juan tidak perlu turun tangan, karena sudah ada Sonya yang pastinya tidak akan tinggal diam jika sahabatnya digangguin.

Firen bener-bener beruntung memiliki Sonya.

🟡🟡🟡


Plak!

Satu tamparan mendarat di pipi mulus cewek dengan rambut yang diikat kuda itu. Suara yang cukup keras itu mengundang pasang mata siswa-siswi yang berada di kantin untuk menyaksikan apa yang sedang terjadi.

Kinan memegang bekas tamparan di pipinya, lalu menatap nyalang ke arah sang pelaku.

"Balasan karna lo udah berani nampar Firen!" ucap Sonya emosi.

Tidak terima digituin, Kinan berdiri dari duduknya. "Kurang ajar lo ya!" geramnya.

"Lo yang kurang ajar!" Sonya menunjuk ke arah Kinan. "Lo kurang didikan atau apa sih?"

Kinan emosi. Dengan tangan yang mengepal dan sorot mata tajam Kinan mendorong keras bahu Sonya.

Untungnya Sonya masih bisa menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak jatuh ke lantai.

Tak terima diperlakukan seperti itu, Sonya balik mendorong kasar bahu Kinan. "Gue peringatin sekali lagi sama lo ya. Jangan pernah main-main sama gue atau lo tanggung sendiri akibatnya," tekan Sonya.

Lalu, cewek pemberani itu mengambil jus jeruk yang terletak di atas meja dan langsung menyiramkannya ke kepala Kinan.

"Sonya!" pekik Kinan saat kepalanya sudah bermandikan jus jeruk.

"Itu untuk lo yang udah berani main-main sama gue!"

Kinan semakin menggeram, dengan kilau mata tajamnya. Kinan mendekat dan menjambak rambut Sonya, hal itu membuat Sonya terpekik.

Tidak tinggal diam, Sonya pun balas menarik rambut Kinan. Mereka saling menjambak rambut masing-masing dan dorong-dorongan. Terlihat dari ekspresi wajah mereka tidak ada yang mau mengalah.

Sementara itu, suasana kantin semakin ramai dipenuhi murid yang ingin menonton pertunjukan. Tidak ada satupun murid yang berani mendekat apalagi memisahkan mereka berdua.

"Sialan lo!" teriak Kinan dengan emosinya.

"Lepas!" bentak Sonya. "Gila lo! Rambut gue jadi rusak nih!"

Namun bentakan Sonya tak dihiraukan oleh Kinan, cewek itu terus menjambak rambut Sonya tanpa henti. Begitu pun dengan Sonya. Seakan tidak ada yang mau mengalah.

Hingga suara teriakan seseorang berhasil membuat mereka berdua menghentikan askinya.

"SONYA KINAN!"

"IKUT BAPAK KE RUANG BK, SEKARANG!"

🟡🟡🟡


Yihaa!

Vote mana vote?😂
Komen sebanyak-banyaknya okey

Gak mau tau, pokonya harus ajak teman-temannya buat baca cerita ini:v

See you next chapter!

Salam hangat,
Fuji

Glow Up With YouWhere stories live. Discover now