08 |✨Tragedi di Toilet✨

34 5 2
                                    

"Melihatnya menangis ketakutan sembari menahan rasa sakit, membuatku merasa telah gagal menjaganya."


🟡🟡🟡

Hampir setengah jam Juan menunggu Firen di parkiran sekolah. Tapi cewek itu belum juga menampakkan batang hidungnya.

Berkali-kali Juan melihat ke arah jam tangan yang melingkar manis di pergelangannya. Lalu melirik kanan kiri dengan gelisah.

Sekolah sudah mulai sepi, hal itu membuat jantung Juan berdetak lebih kencang. Cowok itu mulai gelisah, takut terjadi apa-apa dengan gadisnya.

Juan pun merogoh handphone di saku celananya. Mencari nomor Firen dan langsung menghubunginya. Namun, bukan suara Firen yang terdengar melainkan suara operator.

Juan berdecak, berdiri dari duduknya dan menendang ban motornya. Dengan nafas memburu, Juan berlari masuk ke sekolah. Mata elangnya dipertajam guna memudahkan ia menemukan Firen.

"Firen!" teriak Juan sembari berlari di koridor dengan mata yang terus menyelusuri setiap sudut sekolah.

Tidak ada sahutan dan tidak ada satupun batang hidung murid yang terlihat.

"Firen!" teriaknya lagi namun tetap tidak ada sahutan.

Juan pun kembali berlari menuju kelas Firen. Ia membuka paksa pintu kelas dan segera masuk. Namun nihil, tidak ada satupun murid di sini.

Dengan jantung yang berdetak semakin kencang dan rahang yang sudah mengeras, Juan memukul papan tulis dengan tinjunya hingga menimbulkan suara dentuman.

Antara emosi dan gelisah jadi campur aduk.

🟡🟡🟡

Brak!

Firen terjatuh di lantai kamar mandi. Bokongnya terasa nyeri setelah terhempas. Firen kembali meringis, ditambah pergelangan tangannya yang juga perih.

Dengan takut, Firen menatap sang pelaku yang tengah berdiri dengan tangan bersedekap di depan dada.

Cindy, cewek itu tertawa. "Gimana rasanya? Enak 'kan?"

"Itu belum seberapa!" lanjutnya.

Firen berusaha untuk berdiri, melawan rasa perih di tubuhnya. Namun, lagi-lagi Cindy kembali mendorongnya hingga tersungkur.

"Ashh," ringis Firen dengan tubuh yang sudah bergetar ketakutan.

"Mau ngapain lo? Mau coba kabur, ha?" sentak Cindy.

"Kak, lepasin. Aku mau pulang," cicitnya dengan suara bergetar.

Cindy memukul pintu toilet. "Enak aja! Gue belum puas liat lo menderita!"

"Kok bisa-bisanya sih Juan mau sama cewek kayak lo!"

Cindy mengambil posisi jongkok berhadapan dengan Firen yang tengah meringkuk ketakutan. Lalu tangannya mengambil dagu Firen dan menatap matanya tajam.

"Baru segini aja udah takut!" ledek Cindy.

Plak!

Glow Up With YouWhere stories live. Discover now