09 |✨Tidak Terima✨

41 3 0
                                    

"Akan ada orang yang benar-benar peduli padamu, yang akan ikut senyum jika kamu tersenyum dan yang akan ikut sakit jika kamu tersakiti."

🟡🟡🟡

Bulu mata lentik milik Firen mengerjap pelan. Sepersekian detik kemudian, tangannya spontan memegangi kepala yang masih terasa pusing.

Juan yang masih setia menggenggam jemari Firen sembari menunggu gadisnya itu sadar pun bisa bernafas lega. Hampir satu jam Firen tidak sadarkan diri dan selama itu pula Juan dirundung gelisah.

"Sayang," panggil Juan lembut.

Ah panggilan itu langsung membuat jantung Firen berdetak tak karuan. Sudah lama ia tidak mendengar panggilan itu keluar dari mulut Juan.

"Kamu udah sadar?" tanya Juan lembut. Firen mengumpulkan kesadarannya hingga sadar sepenuhnya. Hal pertama yang dilihatnya adalah Juan yang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Firen meringis, paha bekas saitan tadi masih terasa perih meskipun sudah di perban.

Firen pun melihat ke sekitar, ruangan yang didominasi oleh warna putih dan tentunya dengan bau obat yang menyengat.
"Aku di rumah sakit?" tanya Firen lemah.

Juan mengangguk. "Masih ada yang sakit?"

"Kepala aku pusing, trus paha aku ashh-" ringis Firen saat tangannya berusaha memegang paha.

"Jangan dipegang dulu, jangan banyak gerak," ujar Juan.

Firen patuh, gadis itupun kembali pada posisinya. Mata cokelat milik Firen beralih menatap tangannya yang digenggam erat oleh Juan.

"Maaf aku datangnya telat," ucap Juan melemah.

Firen menggeleng. "Bukan salah kamu kok."

Juan membawa genggaman tangannya dan menciumnya penuh perasaan.
"Aku janji hal ini nggak akan pernah terulang lagi."

Firen tersenyum tipis melihat tingkah Juan. Ah, Firen rasanya beruntung memiliki Juan. Tapi berhubungan dengan Juan juga harus siap dengan segala resiko yang akan dihadapi.

"Bentar lagi Sonya ke sini," ujar Juan yang lagi-lagi dibalas anggukan oleh Firen.

Kini hanya keheningan yang melanda, jemari Firen masih belum lepas dari genggaman Juan. Cowok itu seakan takut jika Firen pergi dan terluka lagi. Mata elang miliknya menatap dalam ke arah Firen. Hal itu jelas-jelas membuat Firen salah tingkah karena diperhatikan seperti itu.

"FIREN! YA AMPUN!" Teriakan itu membuat kedua sejoli itu terkejut.

Sonya-cewek itu datang dengan teriakan yang memekakkan telinga. Ia pun berlari menuju brankas Firen.

"Lo nggak papa? Ada yang luka? Atau apa?" tanya Sonya panik dengan suara tingginya.

Firen tersenyum melihat raut kekhawatiran yang tercetak jelas di wajah sahabatnya. "Aku nggak papa."

Sonya melirik sekilas ke arah Juan yang masih menggenggam erat tangan gadisnya.
"Ekhem, misi kak Juan. Boleh numpang duduk bentar nggak?" tanya Sonya yang mendadak berubah jadi kalem.

Glow Up With YouWhere stories live. Discover now