01 |✨Bukan lelucon✨

143 19 9
                                    

Happy reading!

"Karena fisik bukan lelucon yang pantas ditertawakan."

🟡🟡🟡

"Go Juan! Go Juan go!"

"Semangat Juan!"

"Kamu pasti bisa!"

"Ayo Juan!"

"Juannya gue semangat!"

"Juan! Juan! Juan!"

Suara teriakan supporter terdengar nyaring menghiasi lapangan basket SMA Angkasa. Terutama para siswi yang semangat 45 meneriaki nama seseorang yang sangat mereka idola-idolakan.

Juan Gibrano, kapten basket SMA Angkasa yang kini tengah fokus pada bola di tengah lapangan sana. Ia tetap bermain semaksimal mungkin tanpa mempedulikan teriakan-teriakan yang menyebut namanya. Itu sudah menjadi hal biasa yang tidak perlu diambil pusing.

Di sisi lain, seorang cewek dengan jajanan di tangan kanannya hanya diam menyaksikan pertandingan di bangku paling belakang. Teriakan-teriakan itu sebenarnya sangat mengganggunya, tapi ia memilih untuk tetap diam menyaksikan pertandingan itu.

Firen Gabriella nama cewek itu. Ia cukup jengah mendengar para siswi yang terus meneriaki nama kekasihnya. Ya, Juan Gibrano adalah pacarnya.

Hampir satu bulan mereka berdua menjalin hubungan. Entah Firen harus bahagia ataupun sebaliknya. Cewek bersurai panjang itu masih tidak habis fikir mengapa Juan mau dengannya. Melihat dirinya sendiri di depan cermin saja membuat Firen bergidik ngeri.

"Heh! Cewek jelek!" hardik seorang siswi yang tidak Firen kenali namanya. Firen yang merasa panggilan itu tertuju padanya pun mendongak.

"Ngapain lo duduk sini? Punya nyali lo?" tanya cewek itu lagi. Jangan lupakan bahwa cewek berambut pirang itu tidak sendirian, pasti selalu dengan teman-temannya.

Ah, orang seperti mereka beraninya main keroyokan.

Firen hanya diam tidak menanggapi, kepalanya ia tundukkan. Tidak berani menatap lawannya itu. Ia merutuki Sonya—sahabat satu-satunya—yang mengajaknya untuk menonton pertandingan ini. Tapi sekarang, Sonya malah hilang entah ke mana. Harusnya sekarang Firen berada di perpustakaan membaca buku, karena itu jauh lebih aman baginya.

"Tuli lo?!" hardiknya lagi.

"Ma-maaf," ucap Firen pelan dengan kepala yang terus menunduk.

Cewek berambut pirang itu mengangkat dagu Firen, seakan menyuruh Firen untuk menatap matanya.
"Heh! Lo tuh harus sadar diri!"

"Ngaca woi ngaca! Lo tuh nggak pantas sama Juan!" ucapnya dengan mata nyalang yang membuat nyali Firen ciut.

Ya, harusnya Firen sadar. Menjalin hubungan dengan Juan malah membuat dirinya dalam bahaya. Seperti sekarang ini.

"Cewek jelek jerewatan kayak lo tuh nggak guna hidup tau nggak? Merusak pandangan aja!" ujar cewek satunya lagi.

Tangan Firen meremas jajanan yang sedari tadi ia pegang. Memang, hal ini sudah menjadi asupan sehari-hari bagi Firen. Tapi mendengar orang-orang dengan santainya menghina fisik membuat dadanya semakin sesak.

Mata Firen beralih sekilas ke arah lapangan. Di mana sang pacar tengah berusaha memasukkan bola ke dalam ring. Firen tidak tau harus bangga atau sebaliknya.

"Apa nih? Jajanan lo?" tanya cewek itu lagi yang membuat fokus Firen beralih padanya.

Dengan cepat, cewek itu merampas jajanan Firen lalu menginjak-injaknya dengan tak berdosa. Kini, Firen hanya menatap kosong jajanannya yang telah hancur lebur itu.

"Ups, sorry sengaja." Cewek berambut pirang itu menutup mulutnya seperti meledek. Lalu, teman-temannya pun tertawa puas.

Firen memejamkan matanya, menahan gejolak emosi yang sedari tadi berusaha ia tahan. Ingin melawan tapi ia tidak bisa. Ingin membantah tapi mulutnya tidak berani membuka suara.

"Heh! Ngapain kalian?" Seorang siswi berambut sebahu datang menghampiri. Lalu tatapan matanya beralih pada seorang cewek yang dari tadi tidak henti-hentinya menunduk.

"Kalian apain temen gue, hah?" Ya, cewek itu adalah Sonya Sanjaya, dia adalah orang nomor satu yang akan maju jika ada orang yang berani menganggu Firen.

Cewek berambut pirang itupun tersenyum sinis. "Lihat guys, pahlawannya datang."

Mereka pun tertawa mengejek. Namun, bukan Sonya jika ia tidak tinggal diam. Cewek pemberani itu pun menatap nyalang ke arah lawannya.

"Lo nggak ada kerjaan selain ngurusin hidup orang apa?" tanya Sonya galak.

"Urusannya dengan lo apa?" balasnya.

Sonya tertawa mengejek. "Kasihan banget ya hidup lo, kalau mau jadi pusat perhatian bukan gini caranya."

"Atau lo nggak diajarin cara menghargai orang, ya?" lanjut Sonya dengan pedas. Ah, sudah dibilang, bukan Sonya jika tidak berani melawan.

Cewek berambut pirang itupun menggeram, telapak tangannya terkepal kuat. Seakan tidak terima jika dikatai seperti itu.

"Lo!"

"Apa? Ha?" balas Sonya menantang.

"Gue nggak ada urusan sama lo, mending lo pergi dari sini."

"Tapi sayangnya gue nggak mau pergi."

Cewek berambut pirang itu semakin geram.
"Urusan gue sama cewek jelek ini, bukan sama lo!"

"Berani lo ngatain dia jelek lagi, habis lo!" ancam Sonya tak main-main.

"Lah, itu fakta loh. Dia emang jelek! Jerawatan! Nggak pandai rawat diri! Mending resign aja deh jadi cewek!" ucapnya pedas dengan menunjuk ke arah Firen yang sedari tadi hanya bisa menunduk.

Mereka pun lagi-lagi tertawa. Hal itu membuat Sonya semakin tidak tahan. "Heh! Fisik itu bukan lelucon!"

"Selagi yang gue bilang itu fakta apa salahnya?"

"Lo bener-bener keterlaluan ya!" Sonya mendorong bahu cewek berambut pirang itu.

"Mau apa lo?" balasnya.

Kini, perhatian para penonton beralih pada mereka. Saking sibuknya bertengkar, mereka sampai tidak sadar jika
pertandingan sudah selesai.

Sadar menjadi pusat perhatian, Firen pun berdiri menarik tangan Sonya.
"Udah So, kita pergi aja," cicit Firen.

"Mereka nggak bisa didiamin, Ren."

Cewek berambut pirang itupun beralih menatap Firen yang kini tengah berdiri di belakang Sonya.
"Cih, penakut lo!"

Lagi-lagi Firen hanya menundukkan kepalanya, tidak berani menatap mata tajam cewek itu. Lalu cewek itu semakin mendekat ke arah Firen.

"Firen!"

Panggilan seseorang berhasil membuat aksi cewek berambut pirang itu terhenti. Lalu semua pasang mata beralih menatap cowok dengan baju basket itu, ditambah keringat yang membanjiri dahinya.

"Ka-kak Juan?"

🟡🟡🟡

Heyoo!
Selamat datang di cerita baruku.
Semoga betah:)

Kesan pertama kalian saat baca part pertama ini apa hayo?

Vote dan komen sebanyak-banyaknya, ya.
Support dari kalian sangat berarti bagiku.

Salam hangat,
Fuji

Glow Up With YouWhere stories live. Discover now