43. Nathan Cemburu

Start from the beginning
                                    

"Cha masa lo cuman bawa sedikit, harusnya lo bawa banyak biar kita kebagian juga." ucap Gilang.

"Nath bagi dikit dong." Nathan menepis tangan Key yang ingin mengambil sepotong ayamnya.

"Ehh ini tuh dibuat khusus buat gue, makanya cari pacar sana biar ada yang masakin juga."

"Dasar pelit lo." Key mendengus kesal dan kembali menyantap makanan dihadapannya.

"Bodo am....." mata Nathan melotot menatap Chacha yang sedang memberi Davin sepotong ayam.

"Makan Vin. Aku harap makanan kesukaan mu masih sama." tanpa sadar Chacha menggunakan aku-kamu saat berbicara dengan Davin. Dan hal itu membuat tanduk di kepala Nathan muncul. Enggak deh canda😁😁. Nathan menatap kesal ke arah Davin namun laki-laki itu tak memperdulikannya.

Davin tersenyum tipis ke arah Chacha. Ia tahu Chacha tak sadar menggunakan aku-kamu. "Makasih." Davin mulai memakan ayam pemberian Chacha. Hatinya kembali senang saat Chacha masih mengingat makanan kesukaannya.

"Huhhhh gue kayaknya butuh air dingin, di sini terlalu panas." Azka yang sejak tadi memperhatikan ketiganya, membuat gerakan seolah-olah ia sedang gerah.

"Yang kamu bawa kipas kecil kamu nggak?" ucap Azka. Jessica yang tahu situasinya mengangguk mengiyakan seolah tak terjadi apa-apa.

"Key lo haus nggak? Mau gue beliin minuman dingin nggak." Dava mengkode Key dan Gilang untuk pura-pura tak tahu apa yang terjadi dihadapan mereka.

Nathan yang tadinya berselera kini nafsu makannya jadi turun drastis. Chacha yang melihatnya makan dengan malas mengerutkan keningnya.

"Kamu nggak suka ya?" Nathan berusaha untuk tersenyum alami. Ia ingin kesal karena gadis itu tak peka sama sekali. Tapi ia sebisa mungkin menahannya.

"Suka kok, apalagi saat kita saling berbagi." Nathan memberikan sepotong ayam Key yang diterima dengan senang hati oleh Key. Dava mencibir kelakuan Key yang tahu situasi.

Chacha yang memang orangnya tidak peka malah tersenyum senang. Hal itu membuat Nathan semakin kesal dan membuat yang lainnya menahan tawa terutama Davin sang pelaku.

*******

Chacha menatap ke arah Nathan dengan kesal. Laki-laki itu bersikap biasa saja seolah tak terjadi apa-apa. Padahal laki-laki itu mengabaikannya sejak mereka dari kantin sampai di rumah.

Chacha semakin kesal saat Nathan tengkurap membelakanginya dan fokus bermain game di ponselnya. Dengan kesal Chacha mengambil guling kemudian memukul punggung laki-laki itu dengan kesal. Berharap laki-laki itu merespon namun realitanya Nathan membenamkan wajahnya ke bantal untuk tidur seolah tak terjadi apa-apa.

"Hikss.... Hikss.... Hikss..... kamu kenapa sih Nath, sejak dari kantin kamu diemin aku." Chacha membaringkan tubuhnya di samping Nathan dan membenamkan wajahnya dipunggung laki-laki itu.

"Kalau aku ada salah, ngomong By. Aku nggak tahu salah aku apa kalo kamu nggak mau cerita sama aku." tangis Chacha tambah deras saat Nathan tak meresponnya.

Nathan yang menyadari Chacha menangis membalikkan badannya dan membawa tubuh Chacha ke pelukannya.

Ia menyadari kebodohannya. Harusnya ia bilang ke Chacha kalo ia cemburu saat Chacha menggunakan aku-kamu ke Davin. Bukannya malah mendiamkannya dan membuat Chacha bingung dengan sikapnya.

"Maaf." Ia terus mengucapkan kata maaf. Dengan lembut Nathan mengusap air mata Chacha dan mencium kedua matanya. Tangis Chacha sudah berhenti namun ia masih sesegukan.

"Maafin aku yang bersikap kekanak-kanakan." Nathan menatap dalam mata Chacha, tangannya mengusap lembut kepala Chacha.

"Kamu kenapa? Aku buat salah ya?"

"Hmm" Jawaban singkat Nathan membuat Chacha berpikir apa yang ia perbuat sampai-sampai Nathan mendiamkannya. Namun nihil ia sama sekali tak mengingat kesalahannya.

Nathan yang melihat ekspresi Chacha yang mengerutkan keningnya berpikir mengelusnya membuat Chacha kembali menatapnya dengan pandangan bertanya. "Aku nggak tahu." jawab Chacha dengan polos.

"Kalo gitu lupain aja." ucap Nathan dengan lembut. Ia mencoba berpikir positif mungkin Chacha tak sengaja melakukannya tadi. Ia juga gengsi mengatakan bahwa ia cemburu.

"Kok gitu sih."

"Bentar malam kita ke pantai mau nggak?" Nathan mengalihkan pembicaraan. Chacha mengangguk dengan semangat.

"Kamu udah nggak marah kan sama aku?" Nathan menggeleng, laki-laki itu membawa Chacha ke pelukannya. "Aku nggak bisa marah sama kamu."

"By kalo aku melakukan hal yang membuat kamu nggak suka atau buat kamu marah tegur aku. Atau bicarain ke aku. Aku lebih mau kamu marahin aku daripada diemin aku kayak tadi." Chacha tahu Nathan berusaha mengalihkan pembicaraan.

Nathan hanya mengangguk dan memeluk erat tubuh Chacha. Nathan bersyukur dipertemukan dengan Chacha. Gadis polos namun berpikiran dewasa. Haruskah ia berterima kasih kepada Davin karena selingkuh dibelakang Chacha? Nathan rasa itu pemikiran yang bodoh.












Aku harap kalian suka sama part ini.

Jika suka jangan lupa vote dan comment ya.

NATHANIEL (COMPLETED)Where stories live. Discover now