79 // Regret

Beginne am Anfang
                                    

"Ocha!" teriak seseorang yang baru saja membuka pintu. Meyka dengan es krim di tangannya menyapa Ocha riang. Disusul dengan Cara, Awil, dan Pahlevi di belakangnya. Mereka berempat masih mengenakan seragam sekolah.

Ocha tersenyum tipis.

Cara meletakkan parsel di atas meja depan sofa kemudian menyapa Rangga, berbeda dengan Meyka yang mengabaikan keberadaan Rangga yang sedang duduk di sofa. Meyka memilih langsung duduk di kursi samping brankar. "Masih sakit?" tanyanya to the point.

"Enggak, gue udah gak papa."

"Syukur, deh," jawab Meyka, lalu cewek berambut gelombang itu menyodorkan es krim di tangannya. "Mau es krim?"

"Meyka," tegur Cara.

"Apa sih?" tanya Meyka sambil menatap Cara sebal. "Kata kebanyakan orang, makan es krim itu bisa bikin mood baik. Gue 'kan gak pengen Ocha sedih terus."

"Tapi Ocha lagi sakit."

"Ih, kata siapa? Orang tadi Ocha bilang udah gak papa," balasnya lagi, lalu atensinya beralih pada Ocha. "Emang lo masih sakit, Cha? Enggak 'kan, enggak?"

Ocha menggeleng.

Meyka menjulurkan lidahnya untuk meledek Cara, lalu mengangkat sebelah tangan memanggil Sang pacar yang duduk bersama dua sahabat bobroknya. "Awil! Plastik belanjaan mana? Sini bawain."

Menurut, Awil langsung menghampiri Meyka menyerahkan plastik putih. Lalu Meyka serahkan pada Ocha. "Pilih mau yang mana."

Ocha mengambil satu es krim. Cara juga ikut mengambilnya.

"Awil! Plastik belanjaan mana? Sini bawain," ledek Pahlevi dengan suara yang dibuat-buat, membuat Awil mendelik sinis.

"Bener-bener enak, makan es krim di rumah sakit," kata Meyka sambil menikmati es krim di tangannya.

"Tapi lo menghasut," balas Cara.

Meyka kembali menjulurkan lidahnya pada Cara.

"Oh iya, lo kapan balik dari sini?" tanya Cara.

"Mungkin nanti malem," jawab Ocha dan hanya diangguki oleh Cara.

"Cha, gue mau tanya deh," ucap Meyka dengan suara pelan. "Lo kemarin ngapain sama Rangga? Kok manusia satu itu bisa-bisanya gak masuk sekolah dan masih di sini sekarang?"

"Kepo." Bukan Ocha, melainkan Cara yang menjawab.

"Yee, sewot aja. Lo juga sebenernya kepo 'kan?" sahut Meyka sedikit ketus.

"Mau tau aja, atau mau tau banget?" tanya Ocha.

"Banget, banget, banget," jawab Meyka semangat empat lima.

"Kepo," kata Ocha seraya menjulurkan lidahnya.

Meyka mencibir kesal. "Eh, Ra! Lo ngerasa Ocha agak gendut gak sih?"

Ocha mendengus sebal. "Gak ada pembahasan selain badan gue, huh?"

"Ya enggak gitu maksudnya." Meyka berdiri dari duduknya. Satu tangannya memegang pipi Ocha yang terlihat tembam, lalu turun pada lengannya. "Tuh, 'kan ... lo liat dong perbedaannya, Ra."

Ocha mendecak. "Iya, iya. Lo lebih kurus."

Meyka tertawa, kali ini mencubit pelan pipi Ocha. "Lucu tapi pipinya, bisa gue unyel-unyel terus kayak squishy."

"Unyel-unyel apaan?" tanya Cara heran.

"Gini, nih." Meyka langsung mempraktikkan. Kali ini mencubit pipi Ocha sambil memutarnya.

"Stop, gue mau makan es krim," protes Ocha.

Mereka bertiga lanjut saling mengobrol sambil menghabiskan es krim, kehadiran sahabatnya bisa membuat perasaan Ocha sedikit lega.

"Cha, lo bisa anggep Bunda gue itu Bunda lo kok," kata Meyka sambil tersenyum lebar.

Ya, Ocha bisa dikatakan cukup dekat dengan Bunda Meyka.

"Pokoknya jangan merasa kesepian karena gue sama Cara akan selalu ada buat lo." Meyka memeluk Ocha. Sahabatnya yang satu itu memang agak melankolis.

"Gue gak diajak nih?" tanya Cara cemberut, tapi akhirnya ikutan juga berpelukan persis seperti teletabis.

"Itu cewek-cewek ngapain pelukan?" tanya Awil menyadari hal itu.

"Uuu gemes, pelukan juga yuk!" Pahlevi merentangan tangannya, berharap kedua sabahatnya mau memeluknya.

"Idih, najis." Awil langsung menggeser duduknya sedikit menjauh dari Pahlevi.

"Wiwil, cini peyuk." Pahlevi malah merapatkan dirinya dan memeluk cowok berambut ikal itu. Membuat Awil berteriak kegelian dan memberontak dengan cara mendorong tubuh Pahlevi agar menjauh.

Rangga menghembuskan napas kasar, memijit pelipisnya yang seketika pening melihat kelakuan sahabatnya.

🐁🐈

Maaf semalem kpnct publish, pdhl bru ngetik 300kata:')
.

Bekasi, 20Jan21.

Married with Enemy [TERBIT]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt