PROLOG

136K 10.9K 1.1K
                                    

Orang-orang tengah meneriaki Alyena yang sedang diseret dengan borgol di kedua tangan dan kakinya, menuju  Guillotine. Ia telah melakukan kesalahan fatal, kesalahan yang diperbuatnya dengan sengaja.

Ibunya hanya bisa menangis, sedangkan ayahnya terdiam melihat penampilan Alyena yang sangat buruk. Apa dayanya yang kini telah kehilangan kekuasaan dan kehormatan, tak ada yang berada dipihak mereka, baik itu bangsawan maupun rakyat biasa.                                                           
Alyena memandangi langit biru muda yang begitu luas, berharap dia bisa terbang mengitarinya. Namun, harapan itu takkan pernah bisa terwujud.

Alyena adalah seorang penjahat yang mencoba membunuh Sophia. Ia takkan pernah bisa terbang mengitari langit biru, kesalahan-kesalahannya harus dibayar di akhirat.

“Bersiaplah Alyena, ini adalah akhir dari hidupmu,” Ucap Hugo pada Alyena yang ia anggap sebagai serangga yang mengganggu kisah cintanya bersama Sophia.

“Alyena Quinza Caldwell, Anda telah mencoba membunuh tunangan seorang Raja. Perbuatan anda sangat kejam dan juga tidak pantas kepada seorang calon Ratu Kerajaan. Atas persetujuan dari Raja, kami memutuskan untuk mengeksekusi dirimu hari ini juga.” Setelah hakim mengatakannya, keadaan sekitar tempat itu semakin riuh.

Orang-orang tak berhenti berteriak, menyuruh mereka agar segera mengeksekusi Alyena. Namun, suasana tegang itu tiba-tiba menjadi suasana tenang dan yang tak pernah mereka rasakan sebelumnya. Rasa nyaman yang mereka rasakan seperti perasaan ketika berada di ‘rumah’.

Tak lama, kicauan beberapa burung yang sedang terbang memecah keheningan. Kelopak bunga liar berwarna-warni mulai berterbangan di sekitar Alyena.

“Lavender’s green, dilly dilly
Lavender’s blue
If you love me, dilly dilly
I will love you … ”

Suara yang begitu merdu, membuat semua orang menoleh kearah sumber suara. Alyena yang sedang menundukan kepala bersenandung pelan untuk dirinya sendiri.

“Let the birds sing, dilly dilly
And the lambs play
We shall be safe, dilly dilly
Out of harm’s way.”

Alyena terus bersenandung, semua orang terkesima dengan apa yang mereka dengar. Suara terindah yang pernah mereka dengar selama hidupnya. Sebagian orang menganggap ini adalah jelmaan suara seorang Dewi.

“I love to dance, dilly dilly
I love to sing
When I am queen, dily dilly
You’ll be my king … ”

“Who told me so, dilly dilly
Who told me so?
I told myself, dilly dilly
I told me so.”

Orang-orang merasa bingung namun juga takjub dengan lagu yang baru saja dinyanyikan oleh Alyena. Alyena bernyanyi menggunakan bahasa suci, walau tak banyak orang yang mengerti tentang bahasa suci, tapi mereka mengerti bahwa arti lagu tersebut sangatlah ajaib, tak terkecuali dengan Hugo dan Sophia yang merasakan perasaan yang sama.

Hugo menggertakkan gigi kemudian memberikan isyarat kepada seorang pengawal untuk segera bersiap. Sophia menarik lengan Hugo dengan kuat sambil menggelengkan kepalanya.

“Jangan lakukan ini, Hugo!” Teriak Sophia, suara nya bercampur dengan isakan tangis. Hugo mengusap kepala Sophia, mencoba untuk menenangkannya.

“Dia pantas mendapatkannya, Sophia. Kau tak perlu khawatir.” Hugo mengalihkan pandangannya kearah Alyena dengan tatapan jijik. Ia menutupi kedua mata Sophia dengan salah satu tangannya.

Pisau besar yang berada di Guillotine itu dengan cepat turun memisahkan tubuh Alyena dengan kepalanya. Tangisan Sophia semakin menjadi-jadi, Hugo memeluk kekasihnya berharap agar Sophia tidak mengasihani orang yang ingin merenggut nyawanya.

Orang-orang mulai bersorak gembira, kini sang penjahat telah tiada, tidak akan ada lagi orang yang mengganggu kehidupan damai Raja dan calon Ratunya.

Hari ini merupakan hari bersejarah untuk kedua pasangan tersebut. Tetapi juga hari patah hati untuk sebagian orang.

Tak lama setelah kejadian tersebut, istana mengadakan pesta pernikahan yang meriah. Berbagai kalangan diundang untuk menghadiri pesta pernikahan Raja Hugo dengan Ratunya, Sophia.

Sophia melambai-lambaikan tangannya kepada para tamu undangan dari atas balkon istana, tak lupa dengan senyum manis Sophia tebarkan. Hugo tak menyangka hari ini akan benar-benar terjadi, setelah apa yang selama ini terjadi. Sekarang, itu hanyalah masalalu, mulai hari ini mereka akan menjalani hidup bahagia selamanya.

***

ASRAR [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang