Benang Merah

158 9 0
                                    

Dan, setiap manusia bertemu dengan taqdirnya masing-masing.
Menjalani dengan caranya masing-masing.
---

Di penghujung sore, langit kota London terlihat begitu menawan. Hamparan biru mirip lautan dengan beberapa garis berwarna oranye tersaji memayungi Zulaikha yang tengah duduk bersandar menyilangkan satu kaki, menikmati roti isi, sambil membaca buku berjudul 'Mengenal Rasulullah Lebih Dekat' di salah satu bangku yang terletak di depan bangunan Birmingham Cathedral.

Ia menenggelamkan diri khusyu dalam bacaan, tak menyadari ada seseorang duduk di sampingnya sejak lima belas menit lalu. Ketika tangan Zulaikha meraba-raba bangku guna mengambil cup jus alpukat yang tadi ia taruh tak jauh dari tempatnya duduk, ia dikagetkan dengan suara laki-laki yang dekat di telinganya.

"Looking for something?" Ucap laki-laki di sampingnya yang kemudian menghabiskan isi jus.

"Excuse me!" Zulaikha menoleh sambil melotot mengernyitkan dahi. Ia mengamati laki-laki di sampingnya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Rambutnya hitam, kulitnya sawo matang, hidungnya mancung. Gayanya yang santai dengan kaos panjang berwarna hitam dibalut jaket kain berwarna merah dan celana jeans hitam.

"Sorry, sorry. Is it yours?" Laki-laki itu menyodorkan cup jus alpukat yang sudah kosong. Membuat wajah Zulaikha memerah hendak meluapkan amarah di hatinya.

Saya pikir perempuan seperti kamu ini punya sopan santun dan kesabaran yang sangat tinggi. Ternyata biasa aja.

"Astaghfirullah hal'adzim!" Ia menunduk, beristighfar teringat ucapan laki-laki yang ia temui beberapa hari lalu. "It doesn't matter. I have this!" Ucapnya sambil mengeluarkan botol minuman dari tasnya yang berisi minuman berwarna kekuningan. Disertai sedikit senyum.

Laki-laki di sampingnya mengangguk-anggukkan kepala. Kemudian menatap Zulaikha yang tengah meneguk isi botol sambil tersenyum manis.

"What?" Zulaikha yang selalu risih apabila dipandang laki-laki yang bukan mahramnya kembali menampakkan wajah kesal.

"Haha, kamu ga marah pas aku habiskan jusmu. Tapi langsung berteriak tiap aku perhatiin kamu." Ucap laki-laki itu sambil senyum-senyum meledek.

Zulaikha mengernyirkan dahi, menyipit melawan sinar matahari yang tepat mengenai mata ketika menatap lawan bicaranya.

"Hai, aku Ilyas. Mahasiswa dari Indonesia yang melanjutkan S2 di London." Ia memperkenalkan diri sambil mejulurkan telapak tangan ke arah Zulaikha.

Zulaikha menatap telapak tangan Ilyas.

"Bukankah Nabi Muhammad mengajarkan untuk membangun ukhuwah? Semakin banyak saudara, semakin banyak pula yang mendoakan kita." Sambil menunjuk buku yang ada di pangkuan Zulaikha.

"Zulaikha!" Ia tersenyum sambil mengatupkan tangan di depan dada. Membuat Ilyas menarik kembali tangan yang tadi ia ulurkan.

"Oke Zulaikha, aku janji kalau nanti kita ketemu lagi, aku akan ganti jus alpukatmu itu." Ucap Ilyas sambil beranjak berdiri.

"Ga usah!"

"Itu nadzarku. Ga boleh kamu cegah."

"Buat apa bernadzar untuk hal sepele kayak gini. Konyol!"

"Biar Dia (Ilyas menunjuk ke atas) mempertemukan kita lagi." Memasang senyum sebentar kemudian memutar badan berjalan santai. Zulaikha terpaku, memandang punggung Ilyas yang semakin jauh dari tempat dirinya berada.

"Woi!" Nayla menepuk bahu Zulaikha dari belakang.

"Ya ampun, kebiasaan!" Zulaikha memukuli Nayla dengan buku yang ia pegang.

Yusuf & ZulaikhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang