"Lo... Lo mau ngapain?"

Ceklek

Pintu mobil terbuka.

"Silakan keluar Nona."

"Gue belum tau nama lo."

Cowok itu mendorong paksa Bella keluar dari mobil.

"Sampai bertemu lagi, Nona," cowok itu tersenyum lalu menutup pintu dan melajukan mobilnya.

Bella berdecak, "Misterius banget sih, tapi gue pasti nemuin identitas lo."

.

##
.

Malam itu Bella langsung pura-pura tidur saat Rey sampai rumah. Bella bisa merasakan sepanjang malam Rey memeluknya seolah takut kehilangan.

"Sayang, aku udah tau siapa yang selama ini ngirim foto-foto kamu sama Kevin."

Bella yang sedang ngepel pun menoleh pada Rey yang sedang mengelap meja. Seperti biasa sabtu pagi rutinitas mereka membersihkan apartemen.

"Siapa?"

"Kevin. Dia yang selama ini pengen hancurin pernikahan kita."

"Ohya? Kok bisa? Kamu tau dari mana?"

Rey menghampiri Bella dengan wajah serius, "Kemarin Kevin chat aku, dia nyuruh aku datang ke hotel, maaf aku sempat berpikir kalau kamu dan Kevin ada apa-apa. Tapi ternyata Kevin tidur sama Febby."

"Kok aneh sih? Kenapa Kevin nyuruh kamu ke sana? Atau Kevin pengen live pas naena terus nyuruh kamu yang videoin."

Rey terkekeh, "Ada-ada aja kamu. Duh kamu ngomongin itu, aku jadi pengen."

"REYY MASIH PAGGIIII."

Blam...

Pintu kamar tertutup.

.
##
.

Febby melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dia menuju ke sebuah Villa yang letakkan cukup jauh dari pusat kota.

Setelah sampai Febby bergegas masuk ke pekarangan Vila.

"Di mana lo Regan!"

Puluhan laki-laki berbadan kekar yang ada di pekarangan vila itu mengernyit heran melihat Febby marah-marah. Mereka memang tidak asing dengan Febby, karena beberapa kali Febby ke sini.

The Eagle Eyes. Itulah nama mereka. Dipimpin oleh Herman. Sudah bertahun-tahun The Eagle Eyes bekerja sama dengan Liberty Groub sebagai bodyguard.

Iya, Liberty University berada di bawah naungan Liberty Group yang sampai sekarang dipimpin oleh Wisnu Aditama.

"Regan..."

Febby menatap benci Regan yang sekarang sedang membaca buku di sofa.

"Apa maksud lo semalam? Lo khianatin gue? Lo tau kan macam-macam sama gue artinya lo macam-macam dengan Pak Wisnu."

Regan berdecak kesal, pagi ini dia ingin membaca, tapi cewek berisik ini sudah menganggunya.

"Mulai sekarang gue berhenti, gue gak mau jadi mata-mata lo. Dan sebaiknya lo juga berhenti. Berhenti rusak pernikahan Bella dan Rey."

Febby berdecih, dia mendekati Regan dan mengambil bukunya lalu melemparnya ke lantai. Regan yang sedari tadi menahan emosinya kini terbakar juga melihat buku itu tergeletak di lantai.

Regan langsung berdiri dan mencengkeram leher Febby, "Berani sekali lo ngusik gue."

Febby menahan tangan Regan, "Lepasin."

Kalau tidak ingat Febby simpanan Wisnu, sudah pasti dia habisin gadis sialan ini.

Febby terbatuk, dia berjalan mundur, waspada kalau tiba-tiba Regan mencengkeram lehernya lagi.

"Kenapa lo lakuin ini, lo suka sama Bella makanya lo lindungi dia?"

"Keluar."

Febby tertawa, "Oh jadi benar lo suka Bella. Satu hal yang harus lo tau Regan, Bella sudah menikah. Gak ada tempat untuk cowok lain di hatinya."

"Dengar ini baik-baik. Pertama, gue gak suka Bella. Kedua, gue gak suka suara cempreng brisik lo itu. Ketiga, lo udah lancang nrobos masuk area privasi gue. Keempat..." Regan mengambil pisau di meja, "Pergi dari sini sebelum pisau ini rusak wajah lo."

Febby mengepalkan tangan, "Gue gak terima, gue bakal ngaduin lo ke Daddy. Dia pasti sangat marah."

Febby berbalik badan dan pergi, tanpa sengaja dia berpapasan dengan Herman. Febby melengos membuat Herman heran.

"Kenapa dia?"

"Apa selera Wisnu serendah itu?"

Herman terkekeh, "Dia cukup bagus, body-nya seksi."

Herman mengambil buku yang ada di lantai, lalu meletakkan buku itu di meja dan duduk di sofa, Regan pun ikut duduk di sampingnya.

"Kapan kamu balik ke Amerika?" tanya Herman.

"Oh ayolah, Pa, aku masih mau di sini."

Sebulan yang lalu setelah acara kelulusan di  Stanford University, Regan kembali ke Indonesia. Lalu malam itu Febby datang ke Herman dan minta seseorang menjadi mata-mata.

Saat itu tanpa sengaja Regan melihat foto Bella di meja. Gadis itu terlihat cantik, dia memiliki senyum yang indah. Rasanya Regan ingin bertemu secara langsung. Dia pun menerima tawaran Febby, lagian dia tidak punya kegiatan apa-apa di sini.

"Kamu mau bekerja di Indonesia?"

"Masih aku pikirin," Regan menyandarkan pungunggnya di sofa, "Ngomong-ngomong bagaimana keamanan proyek perpustakaan di kampus Liberty, Pa?"

Herman menoleh pada Regan dengan dahi berkerut, "Memangnya kenapa?"

Regan tersenyum penuh arti.

.

.

##

Kalau Regan benar-benar jatuh cinta dengan Bella, Regan bakal lebih nakutin daripada Kevin. Pertama, Regan adalah orang yang akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang dia mau. Kedua, pengalaman dia lebih banyak, entah soal cinta atau pengalaman hidup. Ketiga, dia menguasai banyak hal, baik dalam bela diri maupun ilmu pengetahuan. Bahkan sejak kecil dia sudah bergabung dengan papanya melakukan banyak pekerjaan gelap menjadi mafia.

Oh ya aku mau ngasih tau setiap tokoh dalam cerita ini saling berkaitan, jadi bacanya jangan diskip.

Kalau ada typo, bolehlah saya diingatkan.

Terima kasih.

Ketua BEM and His Secret WifeWhere stories live. Discover now