6 | Ugly to Beauty

Start from the beginning
                                    

Sekarang, rasanya aku merasa semakin perfect melihat wajahku yang glowing sempurna ini.

Ting.

Satu notifikasi kembali muncul di layar ponsel. Terlanjur penasaran, aku membuka isi notifikasi itu.

Cepet nggak pake lama. Saya sudah menunggu di cafe.

Jantungku berdetak tak terkendali di saat yang sama. Aku penasaran apa yang ingin Rian bicarakan padaku. Tapi aku yakini pasti bahwa Rian membawaku kepada topik soal diriku yang terlalu berlebihan menyukai postingan.

Sebelum semuanya lebih rumit, aku membatalkan suka ke semua postingan Rian yang sempat aku beri tanda like.

Huft.

Mungkin dengan begini Rian tak akan mempersulit masalah perihal aku yang menyukai postingan dia, bukan?

Mungkin dengan begini Rian tak akan mempersulit masalah perihal aku yang menyukai postingan dia, bukan?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ku buka lemari baju yang letaknya tak jauh dari tempat kasur. Mataku menelusuri kepantasan pakaian untukku bekerja nanti. Sebagai cewek yang baru glow up, diriku harus menunjukkan perubahanku pada Rian. Kau tahu sendiri sikap dia dan si boss padaku kemarin.

Salah satu baju di antara sekian pakaian di lemari berhasil mencuri atensiku. Sepertinya ini akan cocok jika dipakai bekerja.

Usai mengganti pakaian, aku berpamitan. Mama menatapku takjub, "Hei! Rasanya ada yang beda, deh. Wajahmu berubah cantik sekali?!" Mata mama menyelidiki wajahku yang glow up mendadak. "Kamu siapa?? kayak bukan anak yang mama kenal!" timpal mama lagi

Aku mendaratkan ciuman di pipi mama, "Bisa aja, aku ya anak mama! Pergi dulu ya, Ma!" Mata mama masih membulat heran. Posisinya masih belum berubah dengan tangan yang masih memegang pulpen dan setumpukan kertas yang harus diaudit.

"Oh iya, Lana bakal traktir Mama kalau Lana udah gajian, kita makan di luar. Refrehing supaya Mama nggak berteman sama kertas melulu," kataku menggoda.

Kekehan kecil keluar dari mulut Mama. Bisa aku prediksi gerak-gerik Mama mengatakan kebanggaan atas anak gadis satu-satunya ini.

Aku mengukir senyuman paling lebar sebelum akhirnya figurku meninggalkan rumah.

***

Beberapa pasang mata menatapku tiada henti, dengan rambut coklat panjangku tertiup hembusan angin sehingga siapapun yang melihat semakin terpesona. Senang? Sebetulnya tidak juga. Ada Sebagian yang menatapku begitu liar.

Kebanyakan penghuni cafe bersikap seperti itu, terkecuali satu orang yang masih asik melayani pelanggan yaitu Rian Byangkara.

Terlihat bagaimana cowok itu mengembangkan senyum mencatat pesanan pelanggan, senyum itu luntur karena kedatangan ku kemari.

Langsung saja aku dihadiahi sorot mata heran sekaligus mengerikan dari Rian. Nah kan! Yang pertama mungkin Rian kagum dengan perubahan wajahku yang drastis, yang ke dua pasti masih marah sama aku gara-gara like postingan.

SCARY BEAUTY [END✔️]Where stories live. Discover now