Part 23

49 34 0
                                    

Athala mengerjapkan matanya. Cahaya matahari mulai menelusup jendela ruangan. Menampakkan kesan silau di wajah athala. Sejak seminggu yang lalu, Athala telah dipindahkan dari ruangan ICU ke ruang rawat inap. Selama seminggu, Athala menjalani proses pemulihan.

"Selamat pagi Athala, bagaimana keadaanmu?" Tanya seorang dokter yang memasuki ruangan tempat Athala di rawat.

"Baik. Sudah lebih baik dari sebelumnya" jawab athala. Ia mengubah posisinya yang sedari tadi tidur menjadi duduk.

"Syukurlah. Kamu harus rajin minum obat dan terapi. Bulan depan kamu sudah bisa kembali seperti sedia kala. Hari ini kamu bisa pulang" jelas dokter itu.

"Terimakasih dokter"

"Kalau begitu saya permisi" dokter yang menangani Athala keluar dari ruangan. Athala memposisikan dirinya menghadap ke arah jendela. Menunggu seseorang menjemputnya pulang. Sudah sebulan lebih Athala menghabiskan waktu di rumah sakit. Terbaring lemah di kasur dengan keadaan selang menjalar di tubuhnya.

Sepulang sekolah, Verrel segera mendatangi rumah sakit. Ia memacu mobilnya dengan kecepatan 80km/ jam. Hari ini adalah hari kepulangan athala. Mama dan papa juga memacu kendaraannya untuk pergi ke rumah sakit. Mereka menyempatkan waktu untuk menjenguk Athala sebelum terbang ke Boston.

Sejak Athala dirawat, mama dan papa yang notabenya sibuk bekerja selalu menyempatkan diri menjenguk Athala. Mereka rela menunda meeting dan beberapa pertemuan penting dengan klien hanya untuk menemani putri angkatnya. Oleh karena itu, beberapa pekerjaan yang tertunda mengharuskan mereka berangkat ke Boston hari ini juga.

 Oleh karena itu, beberapa pekerjaan yang tertunda mengharuskan mereka berangkat ke Boston hari ini juga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Verrel tiba di ruangan Athala. Sebelum masuk, Ia merapikan penampilannya sembari menggenggam erat sebucket Daisy. Bunga itu dibelinya setelah pulang sekolah.

Verrel membuka gagang pintu ruangan tempat Athala di rawat. Dilihatnya seorang gadis sedang duduk menghadap jendela. Rambutnya tergerai. Gadis itu segera menoleh ke belakang. Memastikan bahwa ada seseorang datang menghampirinya.

"Verrel" ucap Athala

"Athala" Verrel menutup gagang pintu ruangan itu. Ia berusaha menghalau rasa gugup yang menerpa dirinya.

Verrel menghampiri Athala. Ia memberikan sebucket Daisy pada gadis dihadapannya. Gadis itu tersenyum. Ia menerima Daisy lalu memeluk bunga itu dengan erat. Tanpa diduga, Athala menarik tubuh Verrel. Ia memeluk Verrel dengan hangat.

"Makasih ya, Verrel Uda jagain Athala." Ucap gadis itu

"Athala juga mau minta maaf. Selama ini Athala tidak berhenti merepotkan Verrel." Lanjut Athala.

"Verrel nggak repot. Verrel cuma khawatir. Athala jangan seperti ini lagi ya. Verrel cemas" jawab verrel

Mendengar kalimat Verrel, Athala tersenyum. Ia dapat merasakan bahwa Verrel tidak ingin kehilangan dirinya. Selama sepuluh tahun, Verrel menepati janjinya untuk menjaga Athala.

"Mama dan papa dimana?" Tanya Athala sembari melepaskan pelukannya. Ia tidak ingin Verrel melihat rasa gugup dalam dirinya.

"Sebentar lagi datang"

Gagang pintu ruangan itu bergerak kebawah. Menandakan seseorang hendak masuk dalam ruangan tersebut. Dilihatnya seorang pria dan wanita paruh baya yang disebut sebagai mama dan papanya.

"Athala, bagiamana kabarmu sayang?" Tanya mama sembari memeluk Athala dengan erat. Diikuti dengan pelukan papa yang teramat hangat.

"Baik. Athala baik baik saja"

"Syukurlah. Mama senang kamu sudah bisa pulang. Mama sempat khawatir karena sering meninggalkan Athala" ucap mama dengan nada sedih.

"Maafkan kami ya sayang, untuk beberapa Minggu ini mama dan papa harus pergi ke Boston. Verrel akan menjaga kamu selama mama dan papa tidak ada dirumah." Ucap papa dengan nada lembut. Ia sama seperti Verrel.

"Nggak papa ma, pa. Athala baik baik saja. Lagipula dirumah juga ada Verrel. Mama dan papa nggak perlu khawatir" jawab Athala.

Setelah membantu Athala berkemas, mama dan papa segera pamit untuk mengantisipasi ketertinggalan pesawat. Hari ini Athala pulang dengan Verrel.

Verrel mendorong kursi roda yang diduduki Athala menuju pick up poin. Sebenarnya Verrel menawarkan diri untuk menggendong tubuh Athala. Namun, Athala menolaknya. Ia meminta Verrel untuk mengambil kursi roda.

Sesampainya di pick up poin, Verrel menggendong Athala ke dalam mobil. Mobil mereka melaju di jalanan ibukota. Sepanjang perjalanan Verrel dan athala mengobrol tentang rencana liburan akhir pekan. Bahkan Verrel sempat memberi Athala penjelasan mengenai homeschooling yang hendak dijalani Athala selama proses penyembuhan.

Setelah menempuh tiga puluh lima menit perjalanan, mereka sampai di rumah. Dari kejauhan rumah Verrel nampak sepi. Athala turun dari mobil dengan bantuan Verrel sebagai penopang tubuhnya. Memasuki ruang tengah, Athala dibuat kaget dengan kehadiran teman teman sekolahnya.

"Selamat datang Athala" teriak sherena dengan spontan. Disambut dengan tiupan trompet yang dilakukan oleh teman temannya.

Nadine, Dio, Reon, Natalie, Reno dan teman teman kelasnya hadir menyambut kedatangan Athala. Tidak hanya itu, beberapa teman OSIS dan teman teman sekolahnya pun turut hadir meramaikan pesta yang dibuat Verrel untuk Athala.

"Thank u so much Verrel" ucap athala dengan keadaan berlinang air mata.

Athala [ COMPLETE ]Where stories live. Discover now