chapter 18

59.6K 2.1K 64
                                    

lama ya updatenya? iya lah si inspirasi itu kalo udah pamit pergi, pulangnya udah paling juara malesnya. jadi yaa kalau ada kurang-kurang maaf aja karena kasian sama reader yang penasaran jadi saya buat seadanya deh. makasih udah baca, jangan lupa vote sama comment ya :) makasih

***

“Rad, kok sendiri? Lani mana?” tanya ibu Radina.

“Di rumah sakit, nungguin Agung,” jawab Radina.

“Kenapa gak pulang?”

“Kan jagain Agung, Ma...”

“Ya nggak bisa gitu, Radina! Nalani harus pulang, kan ada Adnan.”

“Nggak bisa, Ma. Adnan biar Bi Muas aja yang urus.”

“Radina!”

“Ma, kalau Agung gak buta, Radina udah bawa Nalani pulang!”

Hening.

“Rayagung buta?” tanya ayah Radina.

“Iya, Pa, kecelakaan di kebun coklat yang ada di daerah Garut,” jawab Radina.

“Kecelakaan apa?” tanya ayah Radina.

“Diserang sama orang yang gak dikenal waktu Agung lagi muterin kebun sendirian. Serangan itu yang bikin blind. Harus dioperasi sih, tapi di mananya gak tau karena tergantung keputusan orang tua Agung,” jawab Radina.

Tidak ada yang bicara lagi. Radina menggendong Adnan yang mangap-mangap tanpa mengeluarkan suara dan membawanya ke kamar.

“Mama lagi nungguin superhero-nya di rumah sakit. Kalau gak ada Agung, kamu gak bakal pernah ada, Nan...” kata Radina. Ia teringat kejadian Nalani yang ditabrak oleh Agung dan Agung yang membiayai semua pengobatannya.

“Bobo yu, Nan, Papa capek,” kata Radina lalu menidurkan Adnan di sebelahnya.

***

“Radina, Radina, bangun,” panggil ibunya.

“Apa, Ma?” sahut Radina yang setengah sadar.

“Bangun,” kata ibunya.

Radina melihat jam yang ada di ponselnya. Masih jam tiga pagi tapi ia dibangunkan.

“Masih jam tiga pagi, Ma!” kata Radina.

“Adnan kejang-kejang, harus dibawa ke rumah sakit. Agung dirawat di rumah sakit mana biar gampang ketemu sama Nalani,” kata ibu Radina.

 Radina langsung terperanjat ketika mengetahui bahwa Adnan sakit. Ia segera bangun dan melupakan rasa kantuknya lalu menunjukkan arah rumah sakit pada ayahnya yang menyetir.

“Mama di UGD aja, Radina samperin Nalani ke ruangannya Agung,” kata Radina.

“Ya, cepet ya,” kata ibunya.

Radina berjalan menuju ruangan tempat Agung dirawat. Ia menemukan Nalani sedang menunduk sambil mengusapi telapak tangan Agung.

“Nal...” panggil Radina.

“Radina?!” Nalani terkejut ketika melihat Radina muncul di kamar Agung itu.

“Adnan sakit, sekarang lagi di UGD,” kata Radina.

Nalani langsung melotot.

“Adnan sakit apa?” tanya Agung.

“Nggak tau,” jawab Radina.

faster than a weddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang