chapter 21

56.1K 1.9K 38
                                    

halo, maaf ya updatenya cuma segini. ini juga berusaha banget nyempet-nyempetin ngetik karena tangan saya sering kumat sakitnya. maaf juga karena saya gak bisa bikin latar yang jelas dan cerita yang panjang lebar, kadang pas ada ide tangan lagi sakit-sakitnya jadi susah ngetik. maklum yaaaa, semoga di chapter selanjutnya saya bisa bikin yang panjang lebar. jangan lupa vote sama commentnya yaaaa

***

Nalani yang sudah membalikkan tubuhnya langsung mematung.

“Apa maksud Anda?!” seru ayah Radina.

“Banyak celah yang menunjukkan kalau pernikahan anak Anda dan cucu saya tidak sah,” kata nenek Nalani.

“Nalani istriku dan dia harus ikut aku!” bentak Radina.

“Tidak. Dia tidak sah. Pernikahan kalian tidak sah secara agama, apalagi tidak diakui oleh negara. Ayahmu yang membuat pesta pernikahan pura-pura agar kamu mau menerima keadaan Nalani,” kata nenek Nalani.

“Nggak! Dia ibu dari anakku! Apa maksudnya mau dinikahin sama omnya sendiri?! Justru itu yang dilarang oleh Tuhan!” bentak Radina.

“Rayagung memang anak saya, tapi anak angkat. Jadi intinya, tidak ada hubungan darah di antara mereka berdua. Kamu tidak diberi tahu oleh ibu dari anakmu itu?” tanya nenek Nalani.

Radina langsung menatap Nalani dan Nalani menunduk lemah. Ya, sebenarnya Agung adalah adik angkat ibunya dan Nalani tahu karena Agung sendiri yang cerita tapi Nalani tidak menceritakan hal itu pada Radina.

Radina langsung marah. Kenapa bisa Nalani tidak menceritakan hal ini kepadanya?!

“Pergi. Kamu bukan istriku. PERGI!” bentak Radina.

“Mas...” Nalani memohon.

“Pergi! Tinggalin Adnan di sini! PERGI!” Radina membentak lagi sampai Adnan menangis.

“Mas...” kali ini Nalani menitikkan air mata.

“Aku bilang pergi, Nal, PERGI!” Radina benar-benar memberi tekanan di kata pergi. Ia berusaha menarik Adnan yang menangis kencang dari pelukan Nalani.

“Aku... aku gak mau ikut Nenek,” kata Nalani, ia berusaha menatap neneknya.

“Kau itu cucuku! Bagaimana bisa tinggal di rumah orang asing seperti ini!” kata Nenek Nalani.

“Nenek bahkan membuangku waktu aku masih bayi! Kau bukan nenekku!” kata Nalani.

“Nenek, sudahlah kita pulang aja,” kata Agung.

“Ikut Nenek pulang, Nalani,” ancam Nenek Nalani.

Tidak ada yang berani bicara. Ayah Radina juga tidak bisa menolaknya. Memang benar kalau pernikahan Nalani dan Radina hanyalah akal-akalannya agar Nalani dan Radina bisa akur. Ayah Radina sudah merencanakan pernikahan yang sesungguhnya ketika Nalani lulus sekolah.

“Nenek, Nenek keterlaluan,” kata Agung.

Nalani menunduk lemah, ia menatap anaknya yang berada di pelukannya. Nalani yakin kalau Radina tidak ingin kehilangan anaknya ini tapi ia sendiri tidak ingin dipisahkan oleh anaknya.

“Kau bukan nenekku!” kata Nalani.

“Nalani boleh ikut dengan Anda tapi Adnan tinggal di rumah ini,” kata ayah Radina.

“Tentu saja, tapi Nalani harus tinggal di rumahku,” jawab nenek Nalani.

“Aku gak mau ikut Nenek,” kata Nalani.

faster than a weddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang