chapter 11

68.7K 2.2K 20
                                    

setelah sekian lama akhirnya faster than a wedding kembaliiiii haha

maaf kalo update-nya lama abisan ini inspirasi susah banget baliknya.

maaf juga kalo masih banyak kekurangan juga. enjoy

******

Meski sukar diakui, Radina melihat kalau Nalani menjadi lebih ceria sejak bertemu dengan Agung. Hebatnya, hanya bertemu Agung saja membuat Nalani mau diajak bicara oleh Radina. Radina bingung antara berterima kasih dan benci karenanya.

Untung saja kedekatan Nalani dan Agung terganggu urusan Agung yang bekerja. Agung itu entrepreneur muda yang sukses dan merupakan entrepreneur terbaik Indonesia tahun lalu. Ia tidak mengandalkan orang tuanya, tapi dirinya sendiri. Entah apa yang dilakukannya sampai ayah Radina begitu memujinya sehingga Radina makin tidak menyukai Agung.

Nalani sendiri sangat bahagia dengan hadirnya Agung. Ia rindu sekali pada Agung yang sudah ia anggap kakaknya sendiri. Hal yang paling penting bagi Nalani adalah, Agung tahu kebutuhannya meski ia tidak bilang apa-apa.

Hal yang paling disayangkan oleh Nalani adalah kesibukan Agung yang sedang membantu mengembangkan perusahaan ayahnya Radina. Nalani mau tidak mau harus bersama Radina jika ada apa-apa. Kali ini mereka ke rumah sakit untuk menjenguk anak mereka yang sudah ditinggal empat hari di rumah sakit.

Nalani sedih ketika mendengar kabar buruk yang menimpa anaknya. Ternyata anaknya itu memiliki banyak penyakit yang bahkan Nalani sendiri tidak tau apa itu. Sekarang ini hanya kekuatan Tuhan yang bisa menyembuhkan anaknya.

“Nal, makan dulu, yuk,” ajak Radina.

“Kamu aja,” kataku.

Radina jadi mengurungkan niatnya dan ikut memandangi anaknya bersama Nalani. Setelah cukup lama mereka berdua melakukan itu, mereka pergi makan di food court rumah sakit.

“Nal, anak kita mau dikasih nama apa?” tanya Radina.

Nalani langsung menatap Radina dengan tatapan terkejut. Radina sudah memikirkan hal yang lebih jauh sementara dirinya sendiri tidak memikirkannya.

“Aku gak punya ide, kamu aja yang kasih,” kata Radina.

“Tanya aja ayah kamu,” kata Nalani dengan cueknya.

“Papa juga udah nyiapin pernikahan kita. Papa bermaksud menikahkan kita,” kata Radina.

Nalani langsung tersedak dibuatnya.

“Jangan bilang kamu lupa perjanjian itu, Nal,” kata Radina.

“Aku nggak mungkin lupa,” kata Nalani.

Suasana langsung jadi tidak enak. Nalani sangat tidak ingin menikah dengan Radina, begitu pula Radina tidak ingin menikahi Nalani.

Selagi dua ‘sejoli’ itu makan, handphone Radina berbunyi dan ternyata nomer tidak dikenal. Baru saja Radina mengiyakan kalau ia adalah orang yang dicari si penelepon, ia langsung menjatuhkan handphone-nya karena perkataan si penelepon.

“Kita harus pergi sekarang,” kata Radina sambil menarik tangan Nalani yang mengambilkan handphone Radina.

“Ke mana?” tanya Nalani.

Radina tidak menjawab dan menarik Nalani dengan kasar. Nalani sampai kesakitan di buatnya.

“Ada apa?” tanya Nalani.

“Orang tua kamu dateng ke rumah,” jawab Radina.

Nalani terkejut mendengar perkataan Radina dan ia turut berjalan dengan cepat.

faster than a weddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang