Chapter 19

2.8K 222 7
                                    

HAPPY READING 

Author POV

Sambil bersandar pada kusen pintu yang berada di sampingnya, Sang Alpha terlihat tetap tampan, meskipun rasa letih mulai menguasai tubuhnya.

Malam ini, Sang Alpha tampak tampil begitu santai, dengan menggunakan sweater abunya, serta drawstrings pants dengan warna senada. Rambut Sang Alpha yang tampak sedikit berantakkan, membuat rupanya semakin menawan.

Hal inipun terlintas di benak Claire, yang membuat dirinya berusaha menjaga raut wajahnya, agar tidak merona.Claire membalas tatapan matenya tersebut, dengan raut sedatar mungkin.

Ketika suara dentangan jam berakhir, barulah sebuah suara bariton , terdengar mengalun memenuhi ruangan tersebut.

"Aku kemari, hanya ingin mengecek keadaanmu. Apakah ada yang ingin kau butuhkan?"

Rasa jengkel yang masih melekat di diri Claire, membuat dirinya hanya menaikkan sebelah alisnya, menanggapi matenya tersebut.

"Apakah aku terlihat membutuhkan sesuatu?"

Tanggapan dingin yang tidak biasanya diterima oleh seorang Alpha. Terlebih dirinya sendiri, membuat Sang Alpha sedikit terkejut dibuatnya.

Jika biasa lawan bicaranya akan menunduk ketakutan, dan berbicara dengan penuh kehati-hatian dan secukupnya saja dengannya. Tentu tampak berbeda dengan wanita di hadapannya sekarang.

Wanita tersebut, secara terang-terangan mengekspresikan ketidak sukaanya terhadap kehadirannya di sini.

Mungkin, jika orang lain yang berbicara seperti itu kepadanya, Alpha Xavier sudah pasti segera mengajarkan perilaku yang seharusnya orang tersebut berikan kepada seorang Alpha, dengan "caranya sendiri".

Namun, kali ini sangatlah berbeda.

Orang tersebut merupakan matenya sendiri.

Claire yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik matenya itu, sudah mengantisipasi dirinya, apabila tiba-tiba matenya tersebut akan menerjangnya.

Claire tentunya tahu, Seorang Alpha memiliki Ego yang sangat tinggi. Mereka sangat mudah terpancing apabila seseorang merendahkan kedudukan yang mereka miliki. Baik itu hanya sekadar dari nada bicara lawan bicaranya.

Claire hanya merasa jengkel dengan tingkah Alpha Xavier, yang merasa bahwa, sebagai matenya, Ia dapat menentukan hidupnya, tanpa merasa perlu bertanya terlebih dahulu kepada dirinya.

Jika sang Alpha bisa membuat moodnya turun drastis, Claire tentunya tidak ingin, jika hanya dirinya saja, yang mengalami hal ini.

Oleh sebab itu, Ia melakukan hal senekat ini.

Namun bukannya terpancing seperti dugaan Claire,  ekspresi Alpha Xavier malah tampak seperti sedang menahan diri untuk tidak tersenyum melihat perilaku Matenya tersebut.

"Apakah kau sedang berusaha memancing amarahku, Elizabeth Claire?"

Mendengar namanya disebut dari mulut Sang Alpha, entah mengapa memberikan geleyar sensasi di perutnya.

Meskipun telah mendegar berbagai cerita dari sahabat-sahabatnya mengenai geleyar-geleyar yang mereka rasakan ketika berinteraksi dengan pasangannya, baik melalui sentuhan, maupun hanya melalui kata-kata. Tetap membuat Claire terkejut saat dirinya mengalaminya sendiri.

Dahulu ,ketika mendengar cerita dari teman-temannya yang telah menemukan Matenya, Claire hanya akan tertawa, dan menggangap bahwa sahabatnya tersebut hanyalah berlebihan.

Namun ketika Ia merasakanya sendiri...

Claire merasa dirinya sangat bodoh, dan menyalahkan ikatan matenya tersebut.

XavierWhere stories live. Discover now