Chapter 14

5.5K 355 13
                                    

I should've stayed with you last night
Instead of going out to find trouble
That's just trouble (yeah)
I think I run away sometimes
Whenever I get too vulnerable
That's not your fault (yeah)

See, I wanna stay the whole night
I wanna lay with you 'til the sun's up
I wanna let you inside
Oh, heaven knows I've tried

I wish that I could let you love
Wish that I could let you love me
Wish that I could let you love
Wish that I could let you love me

Say, what's the matter, what's the matter with me?
What's the matter with me?
Oh, I wish that I could let you love
Wish that I could let you love me now

Happy Reading 🥰

Claire

"A-apa yang baru saja kaukatakan??" Desakku, memastikan apakah aku salah mendengar perkataan Chelsea.

Melihat raut wajah pucatku, Chelsea memberikan tatapan ibanya.
"Sejak penangkapannya, Rogue bodoh itu tidak mau menjawab  pertanyaan apapun yang diberikan kepadanya, dan hanya mengeluarkan umpatan-umpatan kasarnya kepada Sang Alpha. Ia lebih memilih untuk mati ditangan Alpha Xavier, dibandingkan harus mengkhianati kesetiaannya kepada Alpha Riddle."

Mendengar hal itu, sebenarnya tidak membuatku terlalu terkejut. Sejak dari dulu, rumor-rumor yang beredar mengatakan bahwa Rogue-rogue yang dipekerjakan oleh Alpha Riddle, sangatlah setia kepada tuannya. Mereka bahkan rela mengorbankan keluarga, bahkan nyawa mereka sendiri, demi Alpha Riddle.

"Rogue itu bahkan tetap bergeming, meskipun telah disiksa oleh Alpha Xavier sendiri.
Kau tau sendiri, bagaimana cara seorang Alpha Xavier menyiksa seseorang."

Membayangkan hal itu saja, segera membuat tubuhku bergidik ngeri.
"Aku tidak tau apa yang akan terjadi kepada diriku , jika saat itu Alpha Xavier telat menyelamatkanku." Gumamku dengan serak.

Chelsea segera menatapku iba, dan mengulurkan kedua tangannya, menggenggam kedua tangaku.
"Alpha Xavier pasti tidak akan pernah membiarkan matenya sendiri terluka, Claire. Aku dapat pastikan itu Claire."

Merasa tersentuh dengan perkataannya itu , aku segera memeluk Chelsea.
"Kau tau, Tyler adalah pria terberuntung di dunia ini, karena memiliki kau sebagai matenya, Chel." Ungkapku dengan sepenuh hati.

"Terima kasih atas pujianmu itu, tetapi bisakah kau melepaskan pelukanmu ini??
A-aku tidak bisa bernafas Claire!!." Teriaknya frustasi, sambil mencoba melepaskan pelukan kami.

Akupun tersenyum, dan semakin mengeratkan pelukanku kepadanya.
Namun, suara ketukan dipintu kamarku, membuatku segera melepaskan pelukan mautku pada Chelsea.

Tanpa menunggu, pintu kamarku segera di buka, dan tampaklah senyuman manis Mom dihadapan kami.
"Apakah aku mengganggu kalian?"

Chelsea yang mendengar hal itu, segera bangkit berdiri.
"Tentu saja tidak bi, kau malah menyelamatkanku dari pelukan maut  beruang gendut" ledek Chelsea sambil terkekeh .

"Apa katamu?! Aku beruang gendut??
Apakah kau ingin ku-"
Ucapan terhenti, ketika tiba-tiba suara tawa mom memenuhi kamarku.

Melihat pertengkaranku yang sangat kekanak-kanakan dengan Chelsea sepertinya membuat mom tergelitik.
"Sudah, hentikan perkelahian konyol kalian."

Meskipun berkata begitu, aku masih bisa melihat senyuman menghiasi wajahnya.

"Sebentar lagi makan malam akan dimulai, aku ingin kalian segera bersiap-siap dan turun."Ucap mom, yang kemudian menatap Chelsea lekat-lekat.

XavierWhere stories live. Discover now