Chapter 5

9.2K 612 5
                                    

Sambil menghembuskan nafas lega, akupun segera keluar dari tempat persembunyianku, dan berenang menuju ke tepi danau. Dengan masih hanya mengenakan pakaian dalamku, aku keluar dari danau itu dan segera menuju ke tempat aku meletakkan pakaianku, dan segera mengenakan pakaianku dengan cepat.

Setelah itu akupun berbalik ,dan tiba -tiba aku melihat seekor werewolf dengan sepasang mata hitamnya yang sedang menatapku dengan intens...

Tiba-tiba ia menggeram,dan berlari dengan sangat cepat kearahku....

......
Claire POV

Instingku bekerja lebih cepat daripada pikiranku, dan sebelum menyadarinya, kedua kakiku sudah berlari secepat mungkin meninggalkan werewolf tersebut. Entah apa yang dimiliki oleh werewolf tersebut, sehingga ia dapat membuat orang-orang disekitarnya merasa sangat lemah dan tidak berdaya... apa mungkin karena dia seorang alpha? Batin kecilku berbisik. Tetapi tidak mungkin ia seorang alpha, karena untuk apa seorang alpha berjalan-jalan santai di tengah hutan ? Sedangkan beban tugas yang harus dikerjakannya sangatlah banyak. Akupun segera menyingkirkan pikiran-pikiran aneh yang ada di benakku, dan memfokuskan pelarianku.

Tubuhku sangat kedinginan saat berlari, hal itu tiba-tiba menyadarkanku, bahwa aku berlari dengan hanya memakai pakaian dalamku saja. Tetapi mau bagaimana lagi, sangat tidak mungkin bagiku untuk kembali ketempat air terjun tadi dengan seekor werewolf tepat di belakangku.

Semak berduri menggores kulitku, dan kaki telanjangku berdenyut sakit . Tetapi kupaksakan kedua kakiku untuk lebih cepat lagi berlari keluar dari Hutan ini.

Beberapa jam yang lalu aku pasti akan menertawakan pikiranku untuk berkunjung kehutan ini. Entah apa yang ada di benak bodoh ku ini ketika memutuskan untuk berkunjung ke Green Lake Forest sialan ini.

Di sekitarku, pepohonan semakin sedikit dan cahaya sore matahari mulai nampak kembali, hal ini membuatku tersenyum, karena sebentar lagi aku akan segera keluar dari hutan terkutuk ini, dan segera pulang ke rumahku. Tetapi senyumanku tidak berlangsung lama...

Suara ranting patah membuat diriku segera berbalik, mencari-cari sumber suara itu, tetapi semuanya tampak hening. Napasku  terputus-putus, dadaku naik turun dengan cepat. 

Aku tidak perlu diberitahu dua kali untuk segera meninggalkan tenpat itu, akupun segera berbalik dan kakiku baru saja akan melangkah keluar dai hutan ini ketika werewolf tersebut ternyata sudah berada tepat dihadapanku, dan segera melompat keatas tubuhku.


Akupun meronta, menendang, dan menjerit, tetapi tidak ada gunanya- werewolf ini sangatlah kuat, dan ia menahan tubuhku untuk tidak bergerak dengan sangat mudah.

Berbalik dengan mata berkilat marah dan terdengar jauh lebih berani dari yang kurasakan, aku meneriakkan ancamanku "Kau punya waktu sepuluh detik untuk melepaskanku,Bajingan, sebelum ayah dan kakakku datang untuk menangkapmu dan mematahkan lehermu itu!".


Bukannya melepaskanku, werewolf gila ini semakin kuat menahan tubuhku dengan mengunakan berat badan tubuhnya.
Dan tiba-tiba saja ia mencondongkan tubuhnya dan menjilati leherku. Pada saat itulah aku baru tersadar bahwa tubuhku merasakan desiran itu...Mate...

........

Tyler POV

Matahari sudah mau terbenam , tetapi Claire, adik kecilku yang nakal tersebut belum juga pulang, hal ini membuatku sangat khawatir. Apakah ia baik-baik saja? Apakah ada hal buruk yang sedang menimpanya?
Berbagai pikiran berkecamuk di dalam benakku. Akupun segera mengambil keputusan untuk mencari adik kecilku ini. Tetapi sesaat aku baru saja keluar dari rumah, tiba-tiba sebuah SUV berwarna hitam berhenti tepat di depanku. Dan ternyata yang keluar dari SUV tersebut adalah George, betta dari Alpha Xavier.

Begitu ia keluar dari mobil, ia segera mengutarakan pikirannya "Maafkan Alpha kami , Alpha Tyler. Baru saja beliau menginformasikan kepada ku, bahwa beliau akan terlambat untuk sampai disini. Karena beliau ada sedikit urusan lagi."
Ucap George dengan memasang wajah bersalah lagi.

"Sedikit urusan lagi? Apa maksudmu?" Tanyaku dengan penuh ingin tahu.

"Beliau mengatakan bahwa ia menemukan matenya dalam perjalanan kesini" ujar George dengan nada senang.

Tiba-tiba saja perasaan khawatirku muncul kembali "Apakah kau tahu siapa mate Alpha Xavier?". Keringat dingin mulai menjalari tubuhku.

"Tidak , tetapi beliau hanya mengatakan perasaan terima kasihnya kepadamu, karena kau sebagai Alpha dari pack ini telah menjaga matenya dengan baik." Jawaban yang terlontar dari George semakin menimbulkan gejolak batin di dalam diriku.

"Jika ia berkata begitu, berarti dengan kata lain matenya berasal dari packku?" Tanyaku dengan perasaan was-was.

"Betul Alpha Tyler" Jawaban dari George bagaikan guyuran es kepada diriku. Bagaimana jika curigaanku benar, bahwa mate dari Alpha Xavier adalah adikku, Claire?!.

"Pack kami sudah sangat menanti-nantikan waktu ini. Kami sangat menginginkan Luna baru di pack kami, menggantikan Luna sebelumnya yaitu ibu Alpha Xavier. Karena menurut kami, melalui Luna baru ini, Alpha Xavier dapat berubah menjadi sosoknya yang dulu, yang sangat baik dan peduli kepada sekitarnya. Bukan sosok yang dingin dan kejam seperti ini." Ucap George dengan penuh harapan.

"Yah semoga saja harapan kita dapat terkabul." Dan aku berharap bukan Claire , mate dari sang Alpha , tambahku didalam hati.

XavierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang