54

1.6K 153 2
                                    


happy reading, good reader..

.

.

.

Hari ini Taehyung bermain dan mengobrol sejenak dengan Jungkook sebelum Jungkook kembali ke untuk berlatih basket. Jimin yang sedari tadi berada di depan laptopnya masih setia menemani mereka berdua. Takut jika ada apa-apa katanya.

Sang ibu lebih memilih di kamar untuk menemani sang suami yang keadaannya sudah mulai membaik itu.

"Hyung.. beberapa hari lagi kompetisi akan segera di mulai. Kookie harap Jimin hyung dan Taetae hyung melihat pertandingannya ya" ucap Kookie yang sibuk dengan pensil gambarnya.

"Akan hyung usahakan Kook. Doakan saja tugas komite ini segera selesai. Aku benar-benar lelah. Hahhh" Jimin mulai tak tahan dengan tugas komite yang entah mengapa semakin menggunung saja.

"Emm.. hyung usahakan Kook. Yang penting titip salah untuk rekan-rekan tim kita dan berusahalah" Taehyung menyemangati.

"Oh iya Tae.. sebelum pertandingan.. maksudku jika kita besok punya waktu untuk menonton pertandingan. Aku harus memastikan dirimu untuk kemo terlebih dahulu"

Ucapan Jimin membuat ruang keluarga seketika hening sejenak. Jungkook bingung ingin menjawab apa dan Taehyung sendiri memilih diam. Jimin yang tak mendengar jawaban dari Taehyung kembali bertanya.

"Apa ada yang salah?"

"Hyung, sebenarnya.." ucapan Jungkook menggantung karena dicegah Taehyung

"Tentu Jim. Sebelum kita menonton pertandingan Kookie" Taehyung tersenyum manis pada Jimin dan itu membuat Jimin melega.

"Hyung.." Jungkook mencoba memprotes jawaban Taehyung yang seenak jidatnya menyetujui kemo nya itu.

Apa dia tak ingat? Jika dia sudah berhenti dari kemo. Sudah tidak ada kesempatan lagi. Kaki nya sudah tak harapan untuk kembali dan Taehyung mencoba mengikhlaskannya.

Taehyung menggeleng pelan dan membisikkan sesuatu yang membuat Jungkook terpaksa harus menutup mulutnya. Jungkook hanya bisa menghela nafas pasrah.

"Sudah jam segini. Aku harus kembali hyung." Jungkook beranjak dari duduknya setelah melihat jam tangannya. Dia memang harus kembali ke club untuk berlatih basket.

"Secepat itu. Tak menunggu sampai jam makan siang?" tawar Jimin. Taehyung yang melihat Jimin beranjak ikut bangun menunggu kursinya. Jimin terkejut bukan main melihat tingkah Taehyung yang mendadak itu.

"Hati-hati Tae! Kakimu!"

"Hyung!" Jungkook ikut terkejut melihat Taehyung hampir terjatuh karena teriakan Jimin.

Taehyung terdiam sejenak mendengar teriakan Jimin. Hingga teriakan itu membuat sang ibu yang berada di kamar keluar untuk mengecek.

"Ada apa ini?" ibu membuka suara

"Tidak ada apa-apa bi, hanya.. tidak ada apa-apa" Jawab Jungkook gelabakan.

"Berhati-hatilah saat bermain" ucap sang ibu yang lalu kembali ke kamar.

Taehyung masih terdiam, Jimin yang tak sadar akan teriakannya mendekati Taehyung dan mencoba menyadarkan Taehyung dari lamunanya.

"Tae.. Taehyung.. Hei.." panggilnya

"Ahh.. iya Jim?"

"Kau tak apa? Maaf atas teriakanku" Taehyung menggeleng mendengar permintaan maaf dari saudaranya itu. Dengan dibantu Jungkook, ia sudah duduk di kursi rodanya.

Dengan segera mengantarkan Jungkook menuju pintu keluar dan saling berpamitan. Setelah Jungkook pergi Taehyung berniat kembali ke kamarnya.

"Tae.." panggil Jimin, Taehyung menhentikan dorongan kursi rodanya dan menatap Jimin menunggu saudaranya itu melanjutkan ucapannya.

"Maaf soal yang tadi. Aku terlalu kaget tadi." Taehyung menggeleng kembali.

.

.

.

"Tak apa Jim, sudah seharusnya seperti itu. Maaf karena aku ceroboh. Terima kasih, emm.. aku kembali ke kamar dulu ya"

.

So? (The END)Where stories live. Discover now