5

3K 250 2
                                    

"Menunggu lama?"

"Em? Ah, tidak Tae. Ayo pulang"
Ucapku sembari berdiri

"Tunggu sebentar Chim"
Dia justru menduduki bamgku sebelahku
"Istirahat sebentar Chim, aku lelah"
Dia benar, air mukanya terlihat kentara lelahnya. Padahal hanya latihan basket.

"Emm,  baiklah"
Aku pun kembali duduk

"Jadi bagaimana festival nya? "
Dia memulai pembicaraan, tanpa menengokku dan asik dengan ranting yang entah ditemukan dimana

" Dua minggu lagi, tak ada yang beda. Masih masa seperti festival terakhir yang kita adakan di tahun kedua kita"
Ucapku panjang lebar. Dia mengangguk paham.

"Pertandingan nya juga dua minggu lagi"
Mendengar hal itu lirik Tae, wajahnya berubah, sedikit sendu. Aku tau dia pasti sedih karena besok sudah pasti aku tak bisa datang.

"Tae, ak-"

"Tak apa Chim, sudah kubilang tadi pagi. Tak perlu memaksa datang. Komite lebih membutuhkan mu"
Potongnya

Aku tersenyum kecil padanya.
"Bukankah sudah kubilang, aku akan mengusahakan datang. Kau tenang saja"

"Emm"

"Ayo pulang, kita harus masak untuk makan malam. Emm, apa kita makan diluar saja? Udon misal"
Tawarku padanya

"Tidak Chim, masakanmu lebih enak. Aku ingin omurice sekali lagi, boleh kan? "

" Hahaha,,  baiklah baiklah. Ayo, omurice untuk saudaraku ini akan segera terhidang kan"

Kami pun beranjak pergi dari tempat itu. Tae benar-benar banyak berubah. Tapi aku bersyukur dia masih adikku tersayang. Tak apa kita setiap hari hanya berdua, setidaknya itu terasa hangat.

Semesta benar-benar baik pada kami. Waktu kami setiap detiknya berharga dan bermakna. Aku mensyukurinya. Aku bersyukur mempunyai adik sekaligus saudara semanis dia. Meskipun sebenarnya kami berbeda.

....................




So? (The END)Where stories live. Discover now