14

2.2K 201 5
                                    

"Eunghh.."  aku terbangun karena suatu hal. Entah kenapa aku merasa udara dikamar ini sedikit dingin. Aku mulai tidak nyaman. Kulihat jam weker di nakas.

'Pukul tiga? '. Aku heran, ini masih pukul tiga. Terlalu pagi. Kutepuk sisi ranjangku. Kosong. Seseorang tak tidur disini.

"Tae? "panggilku. Kuedarkan mataku pada sudut sisi kamar Tae. Balkon terbuka?.

" Tae? Kau kah itu? " aku mendekati seseorang yang tengah membelakangiku. Kulihat memang benar, Tae tengah menulis sesuatu dan earphone bertengger ditelinganya.

'Pantas saja ku panggil diam saja'. Aku duduk disampingnya. Tae sedikit terkejut karena kehadiranku. Menutup bukunya dan melepas earphone nya.

"Kenapa kau tak tidur Tae?. Apa kau tak lelah? " tanya yang masih setengah ngantuk. Dia terkekeh pelan melihatku." Maaf Chim. Pasti aku membangunkanmu karena udara dingin ini". Aku mengangguk pelan.

"Kalau begitu ayo tidur lagi" ucapnya menarik lenganku. Aku menurut saja dengan perlakuannya. Kami kembali berbaring dan mulai memejamkan mata.

"Tae? " panggilku.

" Emm? "

"Tadi kau menulis apa?. Tidak biasanya aku melihatmu menulis sesuatu"  ucapku sembari menengok kearahnya. Dia berbalik melihatku dan tersenyum lembut.

"Bukan apa-apa, Chim. Hanya ingin mendinginkan kepala" ucap seadanya. "Benarkah?". "Emm... Sudah, ayo tidur".

.............

Ini perasaanku atau memang Tae lebih pendiam akhir-akhir ini. Apa karena ibu kembali makanya dia lebih pendiam. Dia juga seperti menjaga jarak padaku dan lebih suka berdiam diri di kamar.

"Tae" panggilku memecah suasana canggung di ruang makan.
"Emm? " ucapnya sembari melihatku." Kenapa kau akhir-akhir ini dirumah saja? " tanyaku.

" Memangnya ada apa Chim?  Baguskan kalau dia dirumah. Tidak main terus sama si Kookie itu" ucah ibu asal. Mendengar tuturan ibu, aku melirik Tae yang langsung menunduk begitu saja.

"Bu, Tae itu tidak main. Dia latihan basket dengan klubnya. Dia sering menang pertandingan kok. Iya kan Tae? " jelasku sembari bertanya dengan Tae. Tae mengangguk mengiyakan.

" Jadi, bagaimana denganmu Chim? ". Tanya ibu yang benar-benar mengacuhkan omonganku sebelumnya." Tidak ada yang spesial di komite. Sibuk dan sibuk" jelasku apa adanya.

"Yang penting kau harus jaga kesehatan mu Chim".  "Tae juga, bu". "Iya iya, Tae juga" jawab ibu seadanya.

"Emm, aku selesai. Terima kasih makanan bu. Aku kembali ke kamar dulu" ucap Tae sembari berjalan ke kamarnya. Aku hanya bisa melihat punggungnya yang mulai hilang dari balik pintu kamarnya.

"Dasar anak itu" ucap ibu. "Apa sebelumnya ibu berkata hal yang tak mengenakkan pada Tae?" tanyaku curiga. "Tidak, Chim. Ibu tak bicara aneh-aneh padanya". "Aku tau ibu bohong" ucap ku kesal sembari pergi dari meja makan itu.

"Dasar anak itu, Chim jadi ketularan nakalnya" desah sang ibu.

.

.

.

.

.

.

So? (The END)Where stories live. Discover now