39

1.6K 173 13
                                    

Ahhhhhh....

Akhirnya up di malming yang sunyi ini 🤧🤧🤧
Akhirnya jempol tangan dah membaik.. 👍👍

Maaf menunggu lama ya good reader.. 😊😊😊

.

.

.

.

Hari ini Chim dan Kookie berangkat sekolah. Jadi wajar jika rumah sedikit sepi tanpa keributan yang diciptakan oleh dua orang itu. Sebenarnya Tae juga ingin berangkat sekolah namun di larang Chim. Yang mengancam dengan game PS berharganya. Tae hanya bisa pasrah saat itu juga.

Dia merasa diserang kebosanan yang sangat besar. Dia hanya bisa berputar-putar di kamarnya. Ingatkan jika kamarnya di lantai dua. Dia tak bisa berbuat apa-apa dengan kaki yang mati itu.

Sesaat Tae memandang kedua kakinya yang terkulai lemas di kursi roda yang dia duduki sekarang. Memandang kosong kearah kaki yang dulu begitu semangat berlari dan melompat disaat bermain basket itu.

Ahh..  Basket. Dia hampir saja lupa impiannya yang memang harus segera dibuang jauh itu.

Terkekeh pelan atas kenyataan pahitnyang dia terima sekarang. Taehyung seketika menggerakkan tangannya bertumpu pada siku kursi rosa itu.

Mencoba berdiri...  Ah, tidak, lebih tepatnya memaksa tubuhnya berdiri. Memaksa kedua kaki tak bergunanya untuk menyangga tubuhnya.

Keringat mengalir di dahinya. Sudah lebih dari lima menit dia mencoba untuk berdiri diselingi ringisan pelan. Dan...

*Brukk...

Tae terjatuh dari kursi rodanya. Terjatuh cukup keras hingga membuatnya meringis kesakitan. Kursi rodanya sudah berjalan mundur menjauhinya.

"Sialan" umpatnya pada diri sendiri.

Tae merasa dirinya sama sekali tak berguna sekarang. Bahkan untuk berdiri dari kursi rodanya saja tak bisa lalu bagaimana dengan kegiatan lainnya.

Dia masih terdiam dalam posisinya. Mencoba meredakan rasa sakit di tubuhnya yang baru saja terjatuh dengan cukup keras itu.

"Ah.. Tak ada yang membantuku menuju ranjang " gerutunya.

*Cklek

Pintu kamarnya tiba-tiba terbuka. Tae tak mengiraukan siapa orang itu. Mungkin maidnya yang sedang mengantarkan makanan.

" Tae? "

Suara itu. Suara sang ayah. Ah..  Dia baru ingat kalau sang ayah sedang dirumah. Tae menengok ayahnya sembari tersenyum tipis.

" Apa yang sedang kau lakukan di bawah situ nak? " tanya sang ayah sembari menghampirinya. Tae mencoba bangun dari posisinya dengan susah payah.

" Tidak ada apa-apa yah. Ayah ada apa ke kamar Tae? " tanyanya balik.

" Tidak, hanya ingin mengunjungi anak ayah. Jadi bagaimana keadaan mu? Sudah membaik? "tanya sang ayah sembari mengusap kepala Tae dengan lembut. Tae selalu suka perlakuan ayahnya itu.

" Baik yah. Sekarang Tae sudah sehat dan mungkin besok sudah bisa berangkat sekolah" jelasnya

"Syukurlah kalau begitu. Kau sudah makan? Mau ayah ambilkan makanan untukmu? " tawar sang ayah.

Tae mengangguk iya. Jujur saja, dia memang belum makan apa-apa sejak tadi pagi.

" Ya sudah, ayah ambilkan setelah itu kau makan ya" Tae kembali mengangguk sembari tersenyum hangat.

Ayah yang beranjak dari posisinya mulai berjalan keluar kamar Tae. Namun langkahnya terhenti mendengar ringisan pelan sang anak.

Ditengoknya Tae tengah berusaha menuju ranjangnya dengan merangkak. Sungguh hatinya tertusuk sakit melihat anaknya yang seperti itu. Dia baru sadar jika anaknya sudah tak lagi normal.

Sang ayah pun kembali mendekati Tae dan menggendongnya pelan. Tae terkejut dengan gerakan tiba-tiba itu dan segera menengok orang yang menggendongnya menuju ranjang.

Senyumnya mengembang seketika. Perasaannya menjadi membaik begitu saja. Sang ayah yang ditatapnya membalasnya dengan senyum tipis. Terlihat jelas manik sang ayah yang sudah berkaca-kaca itu. Merasa iba pada anaknya sendiri namun hebatnya sang anak masih dapat bertahan setelah badai menyerangnya.

Diletakkannya Tae pelan pada ranjangnya.

"Ayah.. Terima kasih banyak"

"Seharusnya kau bilang jika kau ingin ke kasur Tae"

"Hehehe...  Tak apa yah.. Tae kan anak yang kuat" cengirnya

Sang ayah hanya bisa tersenyum. Dia harus bersyukur karena memiliki anak yang begitu baik itu, dia harus melakukannya.

"Ayah ke dapur dulu ya.. " Tae mengangguk untuk kesekian kalinya.

.

.

.

*Brukk...

" A-ayah... "

.

.

.

So? (The END)Where stories live. Discover now