28

1.6K 166 0
                                    

Hari ini hari yang spesial itu pikir Chim. Ulang tahun saudaranya tinggal hitungan jam lagi. Dia sudah menyiapkan segalanya. Bahkan Kookie rela tak pulang hanya untuk ikut merayakan juga.

Ayah dan Ibu masih belum pulang dari pekerjaannya. Katanya tak bisa pulang minggu ini karena pekerjaan yang sudah menumpuk dan natal beberapa hari yang lalu berakhir dengan pergi ke rumah keluarga Kookie untuk merayakan bersama. Chim tak keberatan dan tak terlalu peduli toh tetap akan sama, lagipula tahun-tahun sebelumnya juga seperti itu.

Bisa dilihat Chim tengah sibuk menata lilin diatas kue dan Kookie sibuk meniup balon diruang tamu. Memang tak terlalu meriah dan mewah tapi kehangatan yang diutamakan.

Sudah hampir tengah malam, Chim mulai menaiki tangga lantai dua untuk menjemput Tae. Sedangkan Kookie memilih menjaga kue di bawah takut jika lilinnya mati.

*Tok tok tok..

Suara ketukan kecil itu terdengar. Seseorang dibalik pintu itu masih belum merespon. Diketuknya pintu itu lagi sembari memanggil namanya. Chim mulai mendengus kesal dan akhirnya masuk begitu saja, memutar kenop pintu yang ternyata tidak dikunci oleh si pemilik. Kenapa tidak dari tadi saja, pikirnya.

Berjalan memasuki kamar yang lampu kamarnya sengaja diredupkan itu. Didekatinya gundukan selimut di ranjang dan dibangunkannya dengan pelan. Tae melenguh pelan dan terbangun.

Masih dengan setengah tidur dia mencoba mendudukkan dirinya dan menatap orang yang membangunkannya.

"Eungh.. Chim?.. Emm..  Ada apa? "  tanyanya dengan suara khas orang bangun tidur.

" Ikut aku sebentar ya Tae, ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan padamu" ajaknya dengan lembut.

"Pukul berapa sekarang? " tanyanya sembari mengucek matanya yang kemudian dicegah oleh Chim, takut nanti merah katanya.

" Sudah tengh malam.. Ayo..  Hanya sebentar Tae" ajaknya lagi sembari menarik tangan saudaranya itu untuk turun dari ranjang. Tae hanya mengangguk setuju.

"Pelan-pelan jalannya"

Chim membantu Tae berjalan pelan menuruni tangga, takut tiba-tiba tersandung kakinya dan terjatuh. Itu akan menjadi masalah nanti.

Setelah tiba di undakan terakhir Chim seketika menutup mata Tae dengan kedua tangannya. Tae seketika bingung dan hendak melepas tangan Chim di matanya.

"Chim? Kenapa mat-"

"Hanya sebentar Tae.. Jadi percaya padaku saja ya" jelasnya

Taehyung mengangguk paham. Pasrah pada saudaranya yang membawanya entah kemana. Dituntunnya Tae perlahan menuju ruang tamu.

"Cha..  Aku hitung sampai tiga, kau buka mata ya Tae? " ucapnya sembari memposisikan diri, Tae hanya mengangguk.

" Satu... Dua... Tiga... "

" Selamat ulang tahun, Kim Tae!..." teriak Chim dan Kookie.

Tae terkaget. Dia baru ingat jika itu hari ulang tahunnya. Tae seketika tersenyum lebar. Ditiupnya lilin pada kue yang sudah Kookie sodorkan padanya. Tapi seketika Kookie mendengus kesal.

"Ahh..  Kak.. 'Make a wish' nya? "

Tae terkaget.

" Ups..  Hehehe..  Maaf Kook, salah sendiri main nyodorin kue. Kan bawaannya pengen niup "

" Ahh..  Kak Tae ini bagaimana sih.."

Chim yang melihat perdebatan itu hanya terkekeh dan ikut dibergabung.

.

.

.

.

So? (The END)Where stories live. Discover now