20. [ 비밀 ] - Bimil - The Secret

553 74 38
                                    

Jaejoong, Yoochun dan Wonho berjalan keluar dari sebuah gedung apartment sederhana dengan wajah tertekuk dan juga lelah. Wonho mengeluarkan buku catatan kecilnya dari saku, menarik pulpen yang terselip di sela halaman buku, kemudian menarik satu garis lurus di atas bukunya.

"Ini yang kelima." Gumamnya disertai helaan nafas panjang.

"Yang kelima kalinya ada orang yang membanting pintu tepat di depan wajahku dalam satu hari." Imbuh Jaejoong, jelas-jelas sedang menggerutu.

Setelah mereka bertemu dengan Eunho, mereka segera mengunjungi team penyidik kasus kematian pasangan Yoo. Team penyidik kasus itu beranggotakan enam orang. Lima orang polisi yang bertugas dan satu orang dokter bedah otopsi.

"Daripada pintu yang tertutup aku lebih penasaran dengan alasan sesungguhnya mereka mengajukan pengunduran diri di waktu yang hampir bersamaan."

Yoochun berkata sambil membuka pintu mobil di samping penumpang, dan seperti kesepakatan bersama yang tidak terucap lagi-lagi Wonho yang menyetir mobil untuk menuju ke alamat selanjutnya.

Di kursi belakang Jaejoong melipat tangan di depan dada, duduk tepat di tengah-tengah kursi. Raut wajahnya masam. Dia masih tidak terima dengan perlakuan tidak sopan dari mantan polisi yang baru saja mereka temui.

"Surat pengunduran diri yang pertama datang dari ketua team penyidik saat itu. Eric Mun, dua bulan setelah kasus ditutup dengan kesimpulan jika kematian pasangan Yoo murni akibat terjebak dalam kebakaran. Sementara penyebab kebakaran disebabkan oleh hubungan arus pendek listrik."

Wonho menginformasikan tanpa menoleh karena dia harus focus pada jalanan macet di depannya. Sebenarnya dia sangat lapar dan protein bar yang dia bawa telah habis bahkan sebelum mereka makan siang.

Di belakang, Jaejoong membuka catatan salinan miliknya sendiri, membaca nama terakhir yang harus mereka temui.

"Shin Hyesung. Dokter ahli bedah forensic."

"Wow." Yoochun berseru. "Banting setir yang sangat ekstrim."

"Dari ahli bedah forensic menjadi pemilik sekaligus pengelola restoran. Yeah, aku juga sepakat." Ujar Wonho sambil memutar kemudi bundarnya untuk berbelok mengikuti arahan yang diberikan oleh GPS-nya.

Jaejoong menutup buku catatannya lalu di masukan ke dalam saku.

"Karena dia bergerak di bisnis kuharap dia lebih ramah daripada kelima orang yang sudah kita temui." Ucapnya.

"Aku mengharapkan cerita yang luar biasa." Sambung Yoochun.

"Kuharap dia mau menyuguhi kita makanan." Imbuh Wonho yang tanpa sadar mengungkapkan apa yang diserukan oleh perutnya.

Jaejoong terkekeh di kursi belakang. "Protein barmu?"

"Sudah habis." Jawab wonho.

Yoochun memutar bola matanya dan tubuhnya makin merosot di kursi. "Astaga. Hebat sekali perutmu itu."

"Kuanggap itu sebuah pujian Sunbaenim. Karena aku punya keyakinan perut yang kenyang akan membawa otak untuk berfungsi lebih baik dan hati menjadi lebih tenang."

Kening Yoochun berkerut, menoleh pada Wonho. "Apa hubungannya hati dan perut kenyang?" Tanyanya.

"Hmm, karena hati berada di atas perut?" Jawabnya tak yakin.

Untuk beberapa saat Jaejoong dan Yoochun mematung dan kemudian tertawa terbahak-bahak.

______

Kihyun mengabaikan ketegangan di leher dan punggungnya untuk menjaga duduknya tetap tegak. Meski tangannya yang saling meremas di atas pahanya yang rapat telah basah oleh keringat dingin. Selain dia mempertahan posisi duduknya untuk tetap tegak, dia juga menjaga pandangan matanya agar tetap lurus. Menatap dengan gugup saat orang yang duduk di depannya, terpisah oleh meja rendah sedang membaca CV kerja yang Kihyun ajukan.

A MAN BEHIND THE MIRROR Where stories live. Discover now