15. [눈 ] - NUN - EYES

626 90 68
                                    


Hari ini terasa lebih menakutkan bagi Kihyun, melebihi hari yang dia habiskan setelah mengetahui kematian kakaknya. Hari di mana dia akan mengantarkan tubuh kakaknya menuju tempat kremasi. Hari di mana dia tidak akan pernah dapat melihat wajah kakaknya lagi.

Kihyun mengeratkan genggaman tangannya pada bingkai foto yang dia bawa, entah kenapa dia tidakbisa merasakan tubuhnya sama sekali. Seluruh tubuhnya mati rasa, seperti dulu. Ketika dia, berdiri di samping kakaknya yang membawa dua buah foto ibu dan ayahnya. Kihyun sudah paham apa artinya mati dan kremasi pada saat itu. Jadi dia tidak merenggek pada sang kakak atau pun menyanyakan kenapa ayah dan ibunya tidur di dalam peti mati. Setidaknya dulu dia masih memiliki seorang kakak yang dapat dia andalkan. Tapi sekarang dia sendirian. Benar-benar sendiri, sebatang kara.

Terlepas dari kenyataan ada seorang namja asing yang mengklaim dirinya sebagai saudara jauh, tetap tidak mengubah pemikiran Kihyun kalau dia sendirian. Meski saudara jauh, dia masih berpikir kalau Yoo Eunho, namja yang mengkalim dirinya sebagai saudara tetaplah orang asing. Terlebih dia tidak memberi kesan yang bagus untuk dirinya.


"Ki..."

Kihyun mendongak, berpaling pada Wonho yang berbalut pakaian serba hitam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kihyun mendongak, berpaling pada Wonho yang berbalut pakaian serba hitam. Setelah kejadian semalam Wonho terus bersama dengannya termasuk Minhyuk, dan keduanya menawarkan diri akan menjadi pengangkat perti bersama Eunho, saudara Kihyun.

Wonho berusaha tersenyum, meski wajahnya terlihat kaku saat dia melakukannya.

"Ne, hyung?" Tanya Kihyun.

"Gwaenchanh-a?"

Kihyun mengangguk sebagai jawaban. Dia tahu Wonho mengkhawatirkannya namun saat ini dia terlalu lelah dengan pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Ah, bukan pada pertanyaan itu namun terlebih pada sorot mata yang diberikan Wonho kepadanya, kilatan dan sorot mengasihani. Dia tidak ingin dikasihani, terlebih oleh Wonho.

"Orang-orang di luar menyuruhmu bersiap." Kata Eunho, dari ambang pintu.

Wonho dan Kihyun menoleh.

"Ne." Jawab Kihyun singkat.

Eunho mengamati Kihyun yang berjalan lambat melewatinya yang berdiri di depan pintu tanpa menoleh.

"Cih, ini menyebalkan," Gumam Eunho.

-Flashback-

Haneul menoleh, ke tempat di mana Jooheon berdiir di ambang pintu dengan setelan jas serba hitam. Tubuhnya hanya berbalut handuk kecil yang melilit pinggangnya.

"Pakai ini dan pergi."

Alis Haneul naik ke atas. "Mworago?"

Tapi tanpa mengindahkan kebinggungan Haneul, Jooheon telah masuk ke kamarnya dan meletakkan stelan jas itu di atas tempat tidur tanpa permisi, melanggar privasinya.

A MAN BEHIND THE MIRROR Where stories live. Discover now