3

1.2K 169 27
                                    

TOK

TOK

TOK
Wonho mendorong pintu ruang pantau setelah mengetuk, melihat seniornya, Yoochun, sedang menata berkas yang ia yakini catatan kesaksian dan sejumlah fakta pendukung lainnya.

"Letnan Kim meminta anda ke ruangannya." Katanya.

"Ah," Yoochun menoleh sekilas lalu menutup berkasnya. "Kurasa aku tahu apa niatnya. Kau ikut denganku."

"Ke mana?" Tanya Wonho.

"Menemui kekasih korban dan juga teman Kihyun." Jawab Yoochun.

"Ah, tapi..."
Berkas yang dibawa Yoochun terjepit di antara lengan dan pinggangnya, sementara kedua tangannya masuk ke dalam saku celana.

"Khawatir pada Kihyun eoh?" Tanya Yoochun disertai senyum miring menyindir dan alis yang naik ke atas melengkung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Khawatir pada Kihyun eoh?" Tanya Yoochun disertai senyum miring menyindir dan alis yang naik ke atas melengkung.

"Ah, aniya. Aniya." Jawab Wonho cepat, wajahnya memerah di luar kendalinya.

"Kalau begitu tidak ada masalah kan? Kajja."

Ajak Yoochun.

Kepala Wonho seketika tertunduk. "Ne Sunbae."

Lalu ia berjalan menjajari Yoochun, saat ada di samping Yoochun, saat itu juga Yoochun memberikan berkas di tangannya pada Wonho.

"Aku akan menemui Letnan Kim sebelum kita berangkat, sementara kau bisa menelfon kantor tempat kekasih korban bekerja." Ia berjalan di depan Wonho, kemudian menoleh lagi. "Jangan lupa cari tahu juga keberadaan Minhyuk."

"Ok." Jawab Wonho.

Jaejoong duduk di balik meja kerja yang dipenuhi berkas, catatan dan kepingan cakram ketika Yoochun masuk ke ruangannya, dia tersenyum tipis menyambut kedatangan rekannya.

"Baik, ada apa?" Tanyanya sambil mendudukkan pantatnya di kursi depan meja Jaejoong. "Jika kau memintaku untuk menyelidiki kekasih korban dan mem3riksa kesaksian dari Kihyun sedang akan aku lakukan. Wonho saat ini pasti sedang menelfon kantor tempat kekasih korban bekerja dan data Minhyuk."

Bibir Jaejoong mengerucut, lalu mengangguk, perhatiannya tak teralihkan dari berkas yang menuntut untuk diselesaikan.

"Ah kalau begitu kau yang akan memimpin di lapangan nanti. Sementara aku," Ia menatap tumpukan berkas yang belum selesai. "Mencoba untuk mengubur pantatku di sini."

Yoochun tersenyum. "Habis 'dihajar' eoh?" Godanya.

"Mulutmu." Desis Jaejoong.

Yoochun mengangkat kedua tangannya ke atas. "Ngomong-ngomong kau tidak lupa untuk menghadiri acara pernikahan Nara akhir pekan ini kan?"

Bibir cherry  Jaejoong membuka, ia melupakan --hampir-- tentang pernikahan Nara. Banyak hal terjadi setelah kasus yang mereka tangani bersama, dan salah satunya adalah Jisub yang ternyata memendam perasaan pada Nara. Well, meski yeoja itu tampak galak dan mengerikan saat bekerja ternyata ia memiliki sisi feminin juga, pikir Jaejoong. Dan beruntungnya ada seorang namja yang rela menjadi budak cinta dari yeoja bersifat tsundere itu.

A MAN BEHIND THE MIRROR Where stories live. Discover now