19. Heart, Mind and Soul

625 79 67
                                    

Jaejoong membuka matanya perlahan, terserang cahaya lampu terang di atas kepalanya. Denyipiykan matanya, mencoba untuk beradaptasi, melihat sekitar dan mencari tahu keberadaanya. Memakan sedikit waktu yang cukup lama karena dia mengalami pusing yang hebat di kepala. Dia tidak ingat berapa banyak alkohol yang dia minum semalam tapi dia sangat yakin jika dia minum dalam jumlah yang banyak.

Saat kesadarannya mulai terkumpul meski belum sepenuhnya, dia merasakan tempatnya berbaring bukanlah ranjang empuknya tapi sesuatu dengan permukaan keras dan basah. Dia telanjang, di dalam bath up penuh dengan air yang sudah dingin. Dan hal itu sukup menjelaskan kenapa dia merasakan tubuhnya hampir membeku. Cukup merasa bersyukur dia tidak tenggelam saat tidak sengaja tertidur di dalam bath up penuh air yang bisa saja mencabut nyawanya karena pada dasarnya dia kehilangan kesadaran penuh setelah minum.

Jajejoong menghela nafas dan memijat kepala di bagian pelipis untuk mengurangi hangovernya. Semalaman berada di dalam bath up tidak membuat Jaejoong ingin tinggal lebih lama lagi di dlaam air. Dengan kedua tangan yang berpengangan pada sisi-sisi bath up, Jaejoong beranjak untuk bangun kemudian membilas tubuhnya dengan air hangat dari shower untuk menghangatkan tubuhnya. Saat dia selesai membilas tubuh, pandangan matanya jatuh pada satu botol dan gelas kosong di atas wastafel dekat dengan tempat sikat giginya. Keningnya berkerut ketika melihat isi botol yang hampir habis, juga bertanya pada diri sendiri kenapa dia membawa minuman ke dalam kamar mandi.

Dengan selembar handuk meliliti pinggang rampingnya Jaejoong berjalan keluar dari kamar mandi. Langkahnya masih sempoyongan, menandakan jika mabuknya belum hilang sepenuhnya. Kepalanya juga sakit. Tetesan-tesan air dari rambutnya yang basah mengalir di wajah, tulang bahu yang memiliki bekas gigitan yang masih kentara, hingga ke garis-garis otot perutnya.

Dia menyambar ponselnya dari atas meja dekat tempat tidur, mencabut cabel charge sambil mengjatuhkan pantat di atas tempat tidur.

"Setidaknya aku tidak terlambat bangun." Gumamnya setelah melihat waktu yang ditunjukkan oleh layar ponsel.

Setelah mengecek pesan dan panggilan yang masuk, dia kemudian mengecek note yang dia buat untuk hari ini.

Data. Yoo Eunho. Penyidik lama.

Jaejoong mengangguk-angguk, meletakkan ponselnya di meja dan dia berjalan ke kamar ganti. Tidak dapat dia pungkiri bertemu dengan Yunho atau dia sekarang harus menyebutnya dengan Yoo Eunho membuatnya sedikit bersemangat untuk memulai harinya. Namun rasa khawatir juga dapat dia rasakan. Terlebih setelah kejadian semalam antara dia dan Shownu. Meski hanya kecupan di pipi, tapi hal itu cukup menganggunya.

Ciuman tetaplah sebuah ciuman meski hanya berupa sentuhan antara bibir dan pipi. Dia terdiam dengan tangan terjulur ke atas, meraih sebuah kemeja bergaris yang tergantung, lalu mengerutkan kening. Ingat jika Yunho atau mungkin Haneul melakukan hal yang sama sebelumnya dengan mencium pipi Kihyun. Seperti pukulan sebuah palu di kepala, kejadian di lapangan membuatnya tersadar kenapa semalam dia membela team Shownu daripada Eunho. Karena dia merasa cemburu.

Untuk hari ini Jaejoong memeilih memakai kemeja lengan panjang dengan motif gari-garis besar memanjang hitam putih yang ditutupi dengan blazer hitam yang lengannya sedikit lebih pendek dari lengan kemeja. Kemudian sebagai bawahan dia memakai celana jeans panjang hitam. Kesukaannya.

Karena hari ini dia terlalu malas untuk memasak sarapan jadi dia sama sekali tidak berpikir untuk masuk ke area dapur untuk langsung berangkat bekerja dan akan mampir di mini market dekat kantor polisi untuk membeli kimbab roll dan sekaleng jus.

_____

Di pagi yang sama, Yunho keluar dari kamar mandi dengan celana longgar hitam panjang, memasang bath robe biru tua sambil jalan. Dia berjalan ke wastafel, mengambil alat pencukur kumis elektrik yang tersimpan di samping rak kaca wastafel. Dia menekan kepala pipa dari krim cukur dengan satu tangan dan tangan yang lain dia gunakan untuk menadah di bawah lubang pipa kecil dari botol krim. Setelah merasa cukup, dia mengangkat tangannya dari kepala pipa dan mulai mengusapkan krim berwana putih itu di bawah hidung, mengitari bibirnya sampai ke area dagu.

A MAN BEHIND THE MIRROR Where stories live. Discover now