Part. 32

724 27 0
                                    

Happy reading ^_^

------------------------

Jack's POV

"Ma.. Mama... Bukain pintunya dong. Mama.." Aku mengetuk pintu kamar Orang Tuaku, namun Aku sama sekali tidak mendapatkan jawaban.

Aku terus mengetuk pintunya hingga akhirnya pintu itu pun terbuka dan muncullah wajah ibuku yang terlihat pucat pasi. "Ma, mama gak papa kan? Mama sakit yah?"

Aku melihat wajah mama dengan penuh kekhawatiran. Apa yang terjadi pada Mama?

Mama pun mengajakku masuk ke kamarnya dan duduk di atas ranjangnya yang sangat empuk dan nyaman.

Mama terlihat memegang kepalanya dan berkata "Mama hanya agak pusing dan mual-mual sedikit. Tapi tidak apa-apa kok. Jangan khawatir. Sebentar lagi juga rasa sakitnya hilang. Jangan khawatir, yah."

"Ma, bagaimana Aku tidak khawatir. Wajah Mama saja sudah seperti itu. Please, Ma. Kita ke rumah sakit aja ya. Aku khawatir, deh. Sumpah, Ma. Aku khawatir banget."

Mama menggeleng dan berkata "Jangan khawatir, Jack. Semuanya baik-baik saja. Mama gak usah masuk rumah sakit. Sebentar lagi juga sembuh. Ini hanya sementara, kok. Huueeekkk.."

Mama yang merasa mual langsung berlari ke kamar mandi dan muntah di wastafel. Mama keluar lagi dari kamar mandi dengan wajah pucatnya.

"Ma, kita ke rumah sakit aja, ya. Atau Aku telepon Papa. Aku suruh Papa pulang dari perusahaan. Gimana?" Mama tetap saja menggeleng.

"Ma, sudah lah Ma. Kita ke rumah sakit aja, ya. Please." Mama masih tetep menggeleng.

"Ma, sudah ikut saja ya." Aku bergerak ke dekat Mama dan membantu Mama turun dari ranjang, namun Mama masih saja terus menggelengkan kepala.

"Ma, Kita harus ke rumah sakit. Ini demi kesehatan Mama." Mama pun pada akhirnya mengangguk dan Aku pun membantu Mama untuk turun dari ranjang dan keluar dari kamar.

Aku dan Mama mulai menuruni tangga dan berjalan keluar dari Mansion, lalu Aku menuju ke mobilku yang terparkir di teras rumah dan membuka pintu penumpang untuk Mama, lalu membuka pintu kemudi untukku sendiri.

Aku masuk dan memakai seatbeltku lalu langsung melakukan mobilku dengan kecepatan tinggi. Aku khawatir dengan keadaan Mama. Bagaimana kalau Mama terkena Tumor Otak? Atau Mama terkena infeksi? Atau Kanker Rahim? Semoga gak ada hal buruk yang terjadi sama Mama.

Aku mempercepat laju mobilku dan selang 10 menit, akhirnya mobilku sampai ke tujuan yaitu rumah sakit. Aku pun dengan perlahan membawa Mama masuk ke rumah sakit itu dan mengurus administrasi nya.

Si resepsionis menyuruhku dan Mama untuk menunggu beberapa menit di ruang khusus tunggu. Sementara Mama duduk menunggu di ruang khusus tunggu, aku pun mengurus administrasi nya dan menelepon Papa.

Aku merogo sakuku dan mengambil handphoneku. Aku membuka aplikasi kontak dan mencari nama 'Papa' disana. Lalu menghubunginya.

Aku menunggu sampai telepon itu diangkat oleh Papa, namun Aku sama sekali tak mendapatkan jawaban. Sudah beberapa kali aku meneleponnya, namun tak satupun dijawab oleh Papa.

"Papa lagi ngapain sih? Kok gak diangkat-angkat. Aduh..." Aku berjalan ke sana dan ke sini karena khawatir.

"Apa yang harus kulakukan?" Aku menggigit-gigit kukuku sendiri karena khawatir. Entahlah, padahal mama hanya mual dan pusing biasa, tapi kekhawatiranmu bisa sampai selebay ini.

Beberapa menit kemudian akhirnya Papa menjawab teleponku. "Halo, Jack. Ada apa?"

"Pa, Mama masuk rumah sakit."

Unrequited Love Where stories live. Discover now