Part. 31

814 30 0
                                    

Happy reading ^_^

-------------------------

Author's POV

"Namamu Jack?" Jack menjawab pertanyaan Sean dengan sebuah anggukan pasti dan Ia langsung melepas jabatan tangannya dengan Sean. Setelah itu Jack menoleh ke arah Valesca dan mengulurkan tangannya paa Valesca.

Valesca yang melihat itu pun langsung mengulurkan tangannya untuk membalasan jabatan tangan dari Jack, namun disaat tangan Valesca sudah hampir menggapai tangannya Jack, Sean malah terlebih dahulu menarik tangan Valesca dan menyuruhnya dan Jack untuk duduk. Sedangkan Jack dan Valesca hanya bisa mengernyit bingung dengan sikap Sean.

'Ada apa dengan Sean? Kan Mr. Reynolds hanya ingin mengajakku berkenalan. Kenapa Sean terlihat ingin terus membatalkan acara perkenalan kita? Ada apa dengannya?' batin Valesca dengan kernyitan di keningnya.

Sedangkan Jack melihat ke arah Sean dengan tatapan aneh dan membatin dalam hati 'Cowok ini aneh banget sih. Cuma mau jabatan sama Valerie aja gak boleh. Siapa sih Dia? Tapi aku benar-benar tidak menyangka bisa bertemu dengan Valerie disini dan aku sangat bersyukur atas itu.'

Sean yang melihat Valesca dan Jack hanya terdiam dan todak mau memulai pembicaraan pun, mulai membuka mulutnya. "Eehh... Mr. Reynolds, ini adalah tunangan saya. Namanya Valesca Electra Hill. Dia adalah pemilik cafe ini dan Dia jugalah yang meminta anda untuk merenovasi cafe nya ini."

Sean yang melihat tak ada reaksi berarti dari Jack dan Valesca karena Mereka sedang melamun satu sama lain pun langsung berdehem dengan suara yang lumayan besar hingga Mereka berdua akhirnya kembali dari alam bawah sadar mereka.

"Kalian memikirkan apa, sih? Bukannya kita ingin membicarakan tentang renovasi Cafe ini. Ayolah!" Sean telah dibuat naik pitam oleh mereka yang tidak mau serius dan terus melamun.

'Aku sedang memikirkan Valerie, dia malah menganggu pemikiran ku. Dasar pengacau!! Kau tidak cocok jadi tunangan Valerie.' batin Jack yang sangat berbeda jauh dengan perkataannya.

"Aku tidak memikirkan apa-apa, Sean."
"Bukan hal yang penting, Mr. Walsh."
Ketiga orang yang berada di yang sama satu meja itu terkejut saat Valesca dan Jack berbicara bersamaan.

Khususnya Sean yang mulai merasa tidak tahan karena kecemburuan. 'Kenapa harus di Jack ini yang menjadi arsitek suruhan Valesca? Kenapa, sih? Menyebalkan!!'

Melihat keadaan menjadi mulai canggung, Valesca pun memutuskan untuk meminta maaf pada Jack dan memulai pertemuannya.

"Maaf, Mr. Reynolds. Boleh langsung kita mulai saja pertemuan ini?" Jack yang mendengar Valesca berbicara padanya pun tersenyum dan mengangguk.

Dia lalu berkata "Tidak usah terlalu formal. Aku tidak suka itu, jadi panggil saja aku dengan namaku. Jack."

"Jack?? Ehhhhmm.... Baiklah. Tapi entah Kenapa.. Saya merasa.... begitu familiar dengan nama itu. Nama siapa ya? Ehhhh... Coba aku ingat-ingat." Valesca tampak mengernyit dan mencoba mengingat siapa nama Jack itu.

Sedang Jack dan Sean terlihat was was. Yang satu was-was karena bahagia (Jack) dan yang satu karena cemas (Sean).

'Dia pasti ingat. Tidak mungkin dia lupa pada cinta pertamanya sendiri. Tapi apa benar Dia ini Valerie? Wajahnya sama, namun namanya berbeda. Yah, meski namanya hampir sama karena keduanya sama-sama Val depannya, tapi sepertinya ini memang Valerie deh. Apa mungkin Dia amnesia? Itu tidak mungkin. Eh... Tapi mungkin saja karena saat itu bukan aku sempat melihatnya dirawat di rumah sakit. Setelah pulang aku harus cari tahu ini.' batin Jack.

"Ya sudah, Valesca mari kita mulai pertemuan ini." ucap Jack.

'Mungkinkah Dia adalah Valerie atau.... Valesca?'

***

Jack's POV

Aku berjalan ke arah balkon dan terkejut saat melihat adanya Daisy disana yang sedang duduk dan meminum cokelat hangat. "Hei!! Daisy! Untuk apa Kau duduk disana?"

Daisy yang awalnya tak menyadari kehadiran ku pun terkejut dan langsung menoleh. Daisy menggeleng dan berkata "Tidak, Jack. Hanya saja balkonkukurang besar dan balkonku juga tidak langsung menghadap ke menara eiffel sepertimu, jadi aku berpikir untuk kesini saja."

"Bagaimana kau bisa masuk?" Aku sedikit mengernyit saat mengatakan itu.

"Pintunya nggak kamu kunci. Makanya aku bisa masuk." Aku semakin mengernyit dan berkata "Benarkah? Aku tidak menguncinya? Kau yakin?" Daisy mengangguk.

Dan Aku pun langsung teringat kalau tadi Aku buru-buru. Mungkin saja Aku lupa menguncinya. Ah, sudahlah.

lalu Aku pun berjalan ke kamar mandi sambil menghela nafas sebentar. "Huh... Aku lelah sekali. Aku mengantuk."

Di dalam kamar mandi, Aku hanya berdiri di depan wastafel, menggosok gigiku, mencuci wajahku dan mengelapnya.

Ini sudah sekitar jam setengah 12. Sebenarnya saat jam setengah delapan, Aku sudah selesai pertemuan, namun karena macet yang luar biasa, serta karena perutku yang lapar, aku pun terpaksa singgah ke sebuah restoran untuk makan.

Aku keluar dari kamar mandi dan masuk ke dalam walk in closet. Aku mengganti kemejaku dengan piyamaku. Lalu berjalan keluar dan menuju ke balkon.

"Daisy, kamu kembali lah ke kamarmu. Aku mau tidur. Ayo pergi sana." Daisy menoleh dan mengerucutkan mulutnya.

"Tidak, aku tidak mau. Aku mau disini saja." aku yang sudah tidak sabar lagi pun menarik Daisy hingga Daisy berhasil keluar dari kamarku, lalu aku mengunci pintunya dan langsung membaringkan tubuhku di tempat tidur.

Aku mengambil handphoneku dan membukanya. Aku membuka galeri  dan melihat foto-fotoku dengan Valerie tadi. Mulai dari yang hanya berdua sampai yang bersama Sean. Aku kembali mengingat kejadian tadi, disaat Valerie memintaku untuk berfoto bersama.

***

Flashback on

Aku menatap wanita di depanku dengan senyuman merekah di wajahku. Dia sangat cantik. Tawanya membuat jantungku berdegup kencang.

Sedangkan tunangannya yang ada disampingnya hanya bisa menampilkan wajah cemberutnya yang hampir membuatku ingin tertawa.

"Jack, bagaimana kalau Kita bertiga berfoto bersama? Bagaimana? Ini pasti akan seru. Tapi kita gunakan gaya yang keren-keren." Valerie tersenyum padaku dan mengeluarkan handphonenya.

"Baiklah." Aku mengangguk dan Valerie langsung mengarahkan handphonenya ke arah atas, tidak lupa Ia mengatur kamera depan dan menyuruh kita menampilkan ekspresi yang menurut kita paling keren.

Aku pun mengacungkan ibu jarinya dan menaikkan sebelah alisnya, sedangkan Valerie. Ia menjulurkan lidahnya dan membentuk jarinya menjadi bentuk peace.

Dan yang membuatku hampir tertawa Adalah wajah Sean yang senantiasa cemberut. Bahkan hingga sesi foto itu berakhir. Ia masih saja cemberut. Hahhahah..

Flashback of

Aku tertawa kecil memikirkan itu. Aku akan membuktikan pada Sean dan Valerie kalau nama Valerie bukanlah Valesca, melainkan Valerie. Aku akan mencari tahu apa yang terjadi pada Valerie. Kenapa Dia lupa padaku? Apa Dia amnesia atau tidak? Apa yang membuatnya tidak mengingat aku yang jelas-jelas adalah cinta pertamanya? Dan kenapa Sean bisa menjadi tunangannya?

TBC

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT!!!!!!!
SORRY FOR TYPO!!!!
DON'T COPY MY STORY!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

LOVE YOU READERS........................😍😘😍😘😙😚😙😚😗😗😙😘😍😚😗😙😘😍😚😗😙😍😘😚

Unrequited Love Where stories live. Discover now