Part. 20

1.3K 50 4
                                    

Soundtrack: Perfect - Ed Sheeran

Come on, listen to the song above while reading this chapter.

Hopefully match.

Happy reading ^_^

-------------------------

Valerie's POV

"Jack, kamu yakin kita akan pergi hari ini?" Aku menoleh ke arah Jack yang sedang memainkan handphonenya.

"Ya, Aku sangat yakin. Sejak kita berpacaran, kita sama sekali belum pernah nonton bersama, kan?" Jack menghentikan aktivitas bermain handphonenya dan lansung berbalik menghadap ku.

"Tapi, sebentar lagi akan ada ujian kelulusan, Jack. Kamu yakin? Bisa saja kan Kita malah tidak lulus jadinya." Aku menunjukkan wajah cemasku. Yah, sebentar lagi akan ada ujian kelulusan, tidak mungkin kan kalau kita terus bersantai-santai menjelang ujian kelulusan.

"Sudahlah, tenang saja. Pokoknya hari ini kita nonton. Besok saja kita belajar, ya. Kamu tahu kan, ini pertama kalinya kita pergi nonton. Memangnya Kamu mau melewatkan hari berharga seperti ini?" Jack menunjukkan wajah memelasnya padaku.

Aku menghela nafas "Sudahlah, aku memang tidak akan bisa mengelak kalau kau sudah berekspresi seperti itu." Jack terkekeh mendengar ucapan ku.

"Ya sudah, ayo aku antar kamu pulang." Jack beranjak dari sofa yang dia duduki dan berjalan ke arah sebuah laci dan membukanya. Jack mengambil sebuah kunci dari sana dan kembali ke arah sofa.

"Ayo, Val!" Aku naik dari sofa dan berjalan mengikuti Jack keluar penthouse miliknya.

Yah, Aku memang sedang berada di penthouse milik Jack sekarang. Kita baru saja berbaikkan. Saat di sekolah tadi, Dia bilang ingin menunjukkan padaku keadaan penthouse miliknya. Dan saat sampai di penthousenya tadi, Dia lansung mengajakku berkeliling. Mulai dari kamar, ruang tamu, dapur, kamar mandi, bahkan gudang. Di saat kita berkeliling ruang tamu, mataku menangkap adanya sebuah binfkai foto besar. Foto itu terdiri dari seorang wanita setengah baya, lelaki setengah baya, dan seorang anak laki-laki yang memiliki wajah yang sangat mirip dengan Jack.

Karena rasa penasaranku terhadap bingkai foto itu, akhirnya aku bertanya pada Jack. Jack pun mengatakan bahwa itu adalah foto keluarganya. Dia adalah anak satu-satunya di keluarga. Ayahnya menikah dengan ibunya karena keterpaksaan. Mereka dijodohkan. Ayahnya membenci ibunya setengah Mati, sementara ibunya mencintai ayahnya setengah mati. Suatu hari ayahnya berselingkuh dan ibunya mengetahuinya. Ibunya pun depresi dan suatu hari ibunya bunuh diri. Dan di saat Ibunya akan dimakamkan, Ayahnya sama sekali tidak datang dan itu menimbulkan rasa benci di hati Jack terhadap ayahnya. Karena rasa benci itu, akhirnya Jack memutuskan untuk tinggal sendiri. Terpisah dari Ayahnya.

"Val!!!" Aku terkejut saat merasakan ada yang mencubit pipiku.

"Kenapa Kau mencubit pipiku, Jack?" Aku melotot ke arah Jack.

"Dari tadi Aku membukakan pintu mobil untukmu, tapi Kamu malah berdiri bengong disini. Siapa yang tidak sebal? Masuklah!" Jack menggelengkan kepalanya malihatku.

***

"Jack, maafkan Aku ya." Jack yang sedang menyetir mobil, menoleh padaku.

"Maaf? Kenapa Kamu minta maaf?" Jack mengangkat sebelah alisnya.

"Jack..." aku menelan ludah ku susah payah sebelum akhirnya aku melanjutkan ucapan ku "Aku minta maaf karena tadi aku bengong terlalu lama dan aku tahu kamu pasti marah. Ya, kan?"

"Marah? Ppppfffffttttttt....." Jack tertawa terbahak-bahak.

Aku memukul bahu Jack "Kenapa kamu tertawa, Jack? Apa yang lucu?" Aku menaikkan kedua alisku melihatnya.

Unrequited Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang