Part.11

1.4K 71 0
                                    

Happy reading ^_^

--------------------------

Author's POV

Jack membuka tuxedonya dan melemparnya ke ranjang. Jay yg melihatnya hanya mengerutkan dahinya.

"Jack, Aku ingin bertanya sesuatu." Jack menoleh ke arah sahabatnya yg satu itu dan menaikkan alis kirinya.

"Jack, apa Kau punya rencana? Kenapa Kau bisa-bisanya menyukai Valerie? Bukannya Kau sangat membencinya." Jack tersenyum miring kpd Jay.

"Hmm.. Kau mau tahu?" Jay mengangguk mantap. "Aku punya rencana..." Jay mengerutkan dahinya.

"Rencana apa?" Jack menyeringai dan menjawab "aku punya  sebuah rencana. Kau tahu Clara?" tanya Jack sambil berjalan santai ke arah jendela besar yang ada di kamarnya yang memiliki ukuran super itu.

"Clara? Bukannya Dia anak baru yang memiliki sifat bad girl itu?" tanya Jay sambil menatap bingung ke arah Jack.

"Ya, benar. Kau tepat sekali." ucak Jack tanpa menoleh kearah Jay dan tetap fokus melihat ke luar jendela.

"Sebentar, tapi apa hubungannya rencanamu dengan Clara?" Jack menyeringai sebentar dan berkata "Aku akan membuat Clara menjadi kekasihku. Aku ingin mendekatinya. Kau tahu kan, kalau Clara itu adalah sahabat Valerie. Dengan Aku menjadikan Valerie sebagai kekasihku, mungkin saja Clara akan menjadi milikku."

Jack melirik ke arah Jay dan tersenyum miring, lalu melanjutkan ucapannya "Aku menyukai Clara karena dia sangat mirip dengan dirinya. Sikapnya, bahkan wajahnya sangat mirip. Aku sangat merindukannya, Jay. Kau tahu kalau Aku tidak pernah ingin terpisah darinya kan." ucap Jack miris.

Jack berjalan ke arah laci yang ada di dekat ranjangnya dan membuka laci kedua, lalu mengambil sebuah bingkai foto. Jack melihatnya dengan pandangan yang bisa dibilang penuh cinta dan rasa rindu.

"Kau masih belum bisa melupakannya, Jack? Yang benar Saja, Jack. Dia itu hanya masa lalu. Jika Kau masih tidak bisa move on darinya, bagaimana Kau bisa menjalani hidupmu? Apa Kau ingin selamanya menjadikan Clara sebagai Dia? Hear me
Jack, Clara and Her are different. Clara will always be Clara, Jack. They are not same. You know it, right?" ucap Jay yang mulai gerah dengan sahabatnya yang bersifat pengecut itu.

"Kau kira Aku sebodoh itu. Aku juga tahu kalau Clara dan Dia berbeda. I know it, Jay. Aku hanya ingin menepati janjiku padanya. Kau paham kan?" ucap Jack dengan penuh amarah.

Tangan Jack yang terkepal, serta wajahnya yang tampak memerah membuat amarahnya tidak bisa tertutupi oleh apapun lagi. Bahkan anak Tk saja tahu kalau dia marah.

Jack terkejut saat Ia merasakan handphone di saku celananya bergetar. Jack mengambil handphonenya dan melihat tulisan di layar handphonenya. Valerie?

Jack mengangkat teleponnya dan mendekatkan handphonenya ke telinga. "Halo, babe?" Jay menghela nafas melihat sandiwara sahabatnya itu.

"Halo, Jack. Kamu belum tidur? Ini kan sudah malam. Kamu tidak mengantuk?" Valerie membuka percakapan mereka dengan pertanyaan simpel itu.

"Ya, Aku belum mengantuk. Lalu kenapa Kamu belum tidur juga? Kamu menanyakan padaku kenapa Aku belum tidur, tapi kamu sendiri juga belum tidur. Kamu ini! Jangan biasakan tidur terlalu malam. Itu tidak baik. Kau paham, babe." ucap Jack berpura-pura perhatian.

'Aku bahkan sangat jijik dengan apa yang Aku katakan tadi. Kalau tidak untuk Clara, bahkan Akh tidak akan mengatkan kata-kata sampah itu. Iuuhhhh..' rutuk Jack di dalam hati.

Jack melirik ke arah Jay yang kelihatannya.... sedikit muak dengan perilaku Jack yang menurutnya kekanak-kanakan itu.

"Jack, Kamu ini perhatian banget sih. Aku ngerasa beruntung.... banget bisa punya pacar kayak kamu. Makasih ya, karena kamu sudah memberi Aku kebahagiaan dengan menjadikanku wanita paling beruntung di dunia karena telah menjadi kekasihmu." Ucap Valerie dengan nada bahagia. Jack yang mendengarnya hanya bosa berdecih jijik.

"Ya, Aku juga merasa sangat berintung, Val. Sangat beruntung." 'karena sekarang Aku bisa mendekati Clara dengan mudah.' sambung Jack dalam hati.

"Ehhhmm... Oh iya, Jack. Aku harus mandi dulu, Aku belum mandi dari tadi. Byee.." Ucap Valerie mengakhiri pembicaraan mereka.

"Kamu belum mandi? Dasar jorok." Jack bisa mendengar suara cekikikan di seberang sana.

"Ya sudah, Kamu mandi sana dan jangan lupa pakai selimut kalau sudah mau tidur. Nanti kamu kedinginan loh. Bye.. See you, my girlfriend." Jack menutup sambungan telepon itu dan kembali memasukkan handphonenya ke dalam saku celana.

Jack melirik ke arah Jay dan berkata "Jay, Kau tahu kan kalau apa yang sudah menjadi keinginanku itu tidak akan bisa diganggu gugat oleh orang lain." Jay mengangguk mengiyakannya.

"Jika Kau memang sudah tahu itu, maka jangan ikut campur lagi dalam masalah ini. " ucap Jack sinis.

Jay menghela nafas berat dan turun dari ranjang Jack. "Jack, Aku adalah sahabatmu sejak kecil, Jack. Kita tidak pernah bertengkar ssebelumnya. Aku tidak tahu kenapa Kau berubah menjadi seperti ini Jack." ucap Jay dan berjalan pergi dari kamar Jack.

Saat Jay berada di ambang pintu, Jay berkata "Aku harap Kau. tidak akan menyesal, Jack." Ucap Jay sebelum pada akhirnya Ia menutup pintu kamar Jack dan pergi ke kamarnya.

Ya, Jack dan Jay tinggal di satu rumah. Rumah milik Jack karena Jay diangkat oleh orang tua Jack sebagai anak angkat setelah orang tua Jay meninggal dunia.

TBC

Sorry, karena Part kali ini Aku bikin pendek banget karena Aku benar-benar gak punya waktu. Apalagi Aku harus edit beberapa part. Dan untuk Part Ini, Aku hanya menceritakan rencananya Jack. Dan Aku harap Kalian sem akin suka sama cerita Aku ini.

Sorry for typo!

Bye.

Unrequited Love Where stories live. Discover now