Part. 24

1K 41 0
                                    

Soundtrack: All I Ask - Adele

Come on, listen to the song above while reading this chapter.

Hopefully match.

Happy reading ^_^

----------------------------

Author's POV

Seorang lelaki duduk di atas sebuah kursi dan melihat ke atas langit yang mendung. Sesuai dengan perasaannya saat ini. Ia beralih melihat sekumpulan kincir angin yang dia buat sendiri.

"Val, aku harap kamu akn memaafkan ku. Aku tidak bisa hidup tanpa dirimu, Val. Kamu adalah segalahnya bagiku,Val." Lelaki itu mengusap air mata yang jatuh setetes demi setetes.

Dia mengacak rambutnya dengan perasaan frustasi. Lelaki itu adalah Jack. Dia menyesal karena hanya menjadikan kekasihnya sebagai mainan.

Dia merogoh sakunya untuk mengambil handphonenya. Dia membuka kontak dan menuliskan nama 'Kekasih Dom' di sana. Sia menekan tombol yang bergambar telepon dan menempelkan telepon itu di telinganya

"Halo." terdengar suara dari seberang sana.

"Halo, Al." sapa Jack dengan suaranya yang agak berubah karena sudah 1 minggu ini ia terus berteriak di kamarnya untuk menghilangkan rasa frustasinya sendiri.

"Jack, kamu dimana, sih? Dom dari tadi mencarimu. Katanya Dia ingin berlatih basket denganmu untuk yang terakhir kalinya." wanita bernama Alexandra itu mengeluarkan kekesalannya.

"Aku sedang tidak ingin bertemu dengan siapapun kecuali Dia, Al." Jack menghela nafasnya mengingat sudah hampir seminggu Ia dan Valerie -kekasihnya- tidak saling bicara satu sama lain.

"Huh... Siapa suruh kau mempermainkan nya. Dia sudah 2 kali mengalami hal seperti ini. Kau membuatnya kembali merasakan sakit hati dengan cara yang sama meskipun katanya kali ini rasa sakitnya lebih mendalam. Dan dia juga pernah bilang kalau dia ingin mati saja rasanya." ucap wanita di seberang sana menyalahkan lelaki yang menghubunginya itu (Jack).

"Apa maksudmu dengan dia pernah mengalaminya 2 kali?" Jack mengerutkan dahinya sambil memainkan kincir angin berwarna kuning.

"Apa? Masa kamu gak tahu, sih? Kamu ini pacar macam apa? Kamu gak pernah dikasih tahu ya sama Valerie?"

"Dikasih tahu apa, Al?"

"Kau benar-benar gak tahu? Ya udah, aku ceritain deh ya. Gini, sebenarnya Valerie itu punya masa lalu yang suram dan menyedihkan. Sebenarnya Dia itu anak dari istri kedua, ayahnya itu punya istri lain sebelum menikah dengan mamanya. Mamanya itu depresi saat hamil karena anak dan istri pertama papanya yang sering menyiksa dia.

Karena depresi akhirnya mamanya memutuskan untuk meninggalkan ayahnya. Mereka pun bercerai, namun semua itu terpaksa karena mereka masih saling mencintai. Mamanya pun menikah lagi dengan lelaki miskin, namun lelaki itu mempunyai penyakit dan akhirnya meninggal. Ibunya merasa tidak akan bisa menghidupi Valerie sehingga ketika Valerie lahir. Valerie diserahkan ke panti asuhan.

Di panti asuhan itu Valerie hanya punya satu teman. Namanya Benedict. Saat Valerie sudah sudah lumayan besar. Ayah kandungnya datang dan membawanya pergi. Namun alam perjalanan dia dan ayahnya mengalami kecelakaan higga akhirnya ayahnya meninggal.

Dia hidup sengsara dengan mama tirinya, dia sering dituduh sebagai penyebab meninggalnya ayahnya. Saat di usia 16 tahun dia berpacaran dengan Ben. Temannya di panti asuhan. Mereka berpacaran hanya 4 bulan, hingga akhirnya Ben meninggalkannya dan mengatakan bahwa Ia hanya memanfaatkan Valerie sebagai jalan pintas untuk mendapatkan kakak tirinya yaitu Sarah. Sarah dan Ben akhirnya berpacaran. Dan itulah yang membuatku mengatakan bahwa Dia suah menagalni dua kali disakiti dengan cara yang sama." Alexa bercerita panjang lebar sedangkan Jack hanya bisa ber-OH ria.

"Oh... Jadi begitu. Al, bisakah Kau panggilkan Valerie ke rooftop. Tapi jangan katakan kalau aku yang menyuruh. Please...."

"Tapi untuk apa, Jack?"

"Sudahlah, lakukan saja."

Alexa pun akhirnya mengakhiri telepon itu dan beberapa menit setelah itu. Tiba-tiba ada yang membuka pintu dan datanglah wanita yang membuat Jack frustasi selama ini. Valerie.

Valerie tampak sedikit terkejut saat melihat keadaan rooftop yang penuh dengan kincir angin warna-warni dan balon bertulisan 'SORRY'. Valerie tiba-tiba saja menangis.

"Val, kenapa Kau menangis?" Jack berjalan ke arah Valerie dan berusaha menghapus air matanya, namun baru aja Ia melangkah tiba-tiba saja Valerie mengarahkan tangannya ke depan bermaksud menyuruhnya berhenti, lalu Ia mengusap air matanya kasar.

"Kenapa, Val?" Jack mengernyit bingung.

"Kamu kira aku bisa kau tipu. Kau berpura-pura membuat dekorasi romantis seperti ini. Kau kira aku bisa kau tipu lagi. Tidak, Jack. Tidak. Tidak akan pernah lagi. Kau adalah lelaki brengsek, Jack. Kau sangat brengsek." Valerie memalingkan wajahnya dari Jack.

"Tapi Kau masih saja mencintai lelaki brengsek ini kan? Ya, kan?" Valerie tertawa hambar dan mengusap air matanya kasar.

"Kau kira aku mencintaimu. Bermimpilah, Jack. Aku takkan pernah bisa cinta padamu lagi. Takkan pernah bisa. Ingat kata-kata ku ini. Aku benci padamu, Jack."

"Val, setidak nya beri aku kesempatan untuk mencintaimu. Please, aku janji aku takkan pernah mengulangi nya lagi. Aku mohon maafkanlah aku." Valerie terkejut dan lansung mundur selangkah karena tiba-tiba saja Jack berlutut di depannya dan menangis.

Valerie yang melihat itu tidak tahan dakmn Ia menangis dalam diam. "Jack, hentikan ini. Aku sudah bilang kalau aku tidak mencintaimu." Jack yang mendengar itu pun langsung mendongakkan wajahnya dan melihat Valerie dengan tatapan menantang.

Dia berdiri dan dengan gerakan cepat langsung merengkuh pinggang Valerie. "Lihat mata aku dan katakan kalau memang kau tidak mencintaiku. Lihat mata aku, Val." Jack mengatakan itu dengan penuh penekanan.

Valerie yang mendengar itu punu lansung menegadah dan menatap mata Javk yang tampak berkaca-kaca. Air mata terus mengalir di pipi Valerie.

"Aku.. Aku... Aku tidak .... mencintaimu. Aku benci.. padamu, Jack." air mata berhasil lolos dari mata Jack saat mendengar perkataan Valerie. Dia menggelengkan kepalanya berkali-kali.

"Aku tidak percaya ini. Kamu bohong kan? Kamu mencintaiku. Aku tahu itu." Jack terduduk di tanah.

Valerie yang melihatnya hanya bisa menangis 'Jack, aku mencintaimu, tapi Aku juga tidak tahan lagi dengan hubungan ini.' batin Valerie di sela-sela tangisan nya.

"Jack, aku ingin bilang sesuatu, Jack. Aku ingin... Kita.... Mengakhiri hubungan ini, Jack." Di saat yang bersamaan tiba-tiba saja petir menggelegar dan Jack menutup mulutnya sambil menangis.

"Apa maksudmu, Val? Kamu bercanda, kan? Ini gak mungkin." Jack berdiri dan hujan langsung turun membasahi tubuh kedua kekasih itu yang telah berstatus mantan kekasih sekarang atau mungkin belum.

Jack menggelengkan kepalanya dan berkata "Ini gak mungkin. Aku gak mau putus darimu, Val." Valerie terisak.

"Jack, hikks.. Tapi aku tidak tahan lagi, jack. Kau tidak pernah mencintaiku." Jack mencekal tangan Valerie.

"Aku mencintaimu, Val. Sangat." Valerie menggeleng dan langsung berjalan keluar dari rooftop itu.

Hanya tersisa Jack dan rasa sedihnya saja disana.

"Aaarrrrrrgggggghhhhgggg.....  " Jack berteriak bersamaan dengan petir yang menampakkan diri, serta hujan yang bertambah deras.

TBC

Can I get 100 vote for this?
Huhuhuhu............

Sorry for typo!
Don't forget to VOTE & COMMENT!!

DON'T COPY PASTE!!!
LOVE YOU ALL!!!!!!!!!!!!

Unrequited Love Where stories live. Discover now