Part. 40

747 24 0
                                    

Happy reading ^_^

------------------------------

Jack's POV

Aku menoleh ke belakang saat mendengar suara seseorang yang sangat ku
kenal. Suara lelaki yang sangat kubenci. Lelaki yang berani-beraninya menipu kekasihku dengan mengatakan kalau Dia adalah tunangannya. Kurang ajar!!

Aku menatap ke arahnya dengan rahangku yang terkatup rapat. Sean menaikkan satu alisnya dan berkata "Kamu mau bilang apa padanya, ha?? Valesca adalah tunangan ku. Jangan coba-coba dekati dia! Kau mau meracuni pikirannya, ha!! Val, jangan percaya padanya. Dia ingin membodohimu."

Valesca tampak bingung. "Apa maksudmu, Jack? Apa benar Sean menipuku? Jack, katakan apa yang kamu ketahui. Katakan Jack. Please..."

Valesca menatapku dengan tatapan yang seolah mengatakan 'Jelaskan padaku..' Aku bingung harus bagaimana mengatakan semua ini padanya. Aku yakin Dia pasti akan sedih nantinya. Tidak mungkin bertahun-tahun tinggal dengan Sean tidak membuatnya memiliki sedikitpun perasaan padanya. Itu sangat tidak memungkinkan.

Valesca masih saja menatapku dengan tatapan butuh penjelasan, sementara Sean berdiri kaku di sana sambil menatap Aku.

"Apa maksudmu, Jack? Jangan mengada-ada! Kau kira aku sebejat itu sampai menipu wanita yang kucintai sendiri. Dia adalah tunanganku. Dia tunangan ku. Jangan membodohinya dengan kata-katamu! Val, percayalah padaku. Aku adalah tunanganmu. Aku adalah lelaki yang telah mengorbankan segalanya untukmu. Tak seperti Dia yang hanya bisa membodohimu untuk mendapatkan dirimu dariku. Dia adalah lelaki brengsek yang hanya ingin merebutmu dariku. Percayalah padaku. Aku tak berbohong padamu. Aku jujur, Val. Aku Jujur." Ucap Sean sebagai kalimat pembelaannya.

Aku pun menatap Sean dengan tatapan menantang. "Okay, aku percaya bahwa Valesca adalah tunanganmu, tapi bisakah kau jelaskan dengan namanya? Apakah namannya Valesca Electra Hill? Bukannya Valerie Abvale?"

Sean tampak menegang dan memucat saat mendengar perkataan dari mulutku. Aku tersenyum kemenangan, sementara Valesca masih berdiri dengan pandangan kosong di sampingku. Dia tak mengerti apa yang sedang terjadi dan apa yang sedang Aku dan Sean perdebatkan sekarang.

"Sean..." Gumam Valesca dengan padangan yang masih kosong.

Sean menoleh padanya. "Kenapa kamu tidak menjawabnya, Sean? Kenapa?" tanya Valesca seraya menoleh ke arah Sean dan menatapnya kecewa.

"Kamu benar-benar menipuku, Sean? Benarkah?" tanya Valesca dengan air mata yang tak bisa dibendungnya lagi.

Aku menggeser kan tubuhku lebih dekat ke arah Valesca dan menggenggam tangannya. Aku hanya ingin menyalurkan kekuatanku padanya. Aku tidak suka melihatnya menangis. Aku tidak suka dengan hal itu. Melihatnya menangis adalah salah satu hal yang paling membuatku lemah. Wanitaku menangis di depanku. Aku bisa merasakan sendiri rasa sakit yang di dalam hatinya.

"Val, aku bisa jelaskan semuanya. Semuanya, Val. Ayolah. Percayalah padaku." Ucap Sean berusaha meyakinkan Valesca.

Valesca menggelang kuat dan langsung menoleh ke arah Aku. Dia menatap Aku dengan intens. "Jack, bawa aku pergi dari sini. Aku tidak ingin bersamanya lagi. Aku tidak mau tinggal bersamanya lagi, Jack. Aku tidak mau lagi. Aku tidak tahan. Bawa aku pergi, Jack. Bawa aku pergi."

Valesca menangis tersedu-sedu di depanku. Dan Aku hanya bisa menariknya ke dalam pelukanku dan menenangkan nya.

Sean menatap Valesca dengan pandangan menyesal. "Val, aku akui bahwa aku telah membohongimu dengan mengatakan bahwa namamu adalah Valesca Electra Hill. Tapi itu semua demi kebaikanmu. Demi dirimu. Aku tidak bohong, Val. Percayalah.." ucap Sean dengan menormalkan sedikit suaranya, meskipun Aku tahu Dia ingin menangis sekarang. Sangat ingin...

Tiba-tiba sebuah pertanyaan muncul di kepalaku 'Apa semua yang dikatakan Sean itu benar? Semuanya demi kebaikan Valesca? Tapi kebaikan apa yang dia maksud?'

"Kamu mau jelasin apa lagi? Demi kebaikan ku? Hei!! Jangan coba bohongi aku lagi, Sean. Aku kecewa... Sangat kecewa... Hikkss... Hikksss.. Jack, ayo kita pergi... Jack... Hikksss.." tangisan Valesca semakin menggebu-gebu begitu Ia mengeluarkan isi hatinya padaku.

Sean menatapnya dengan tatapan kecewa juga dan mengatakan "Aku akan merelakanmu, Val. Kalau kamu memang bisa bahagia bersamanya. Aku akan merelakanmu. Tapi kau harus berjanji akan selalu bahagia bersamanya, Val. Kau harus berjanji. Sekarang pergilah bersamanya... asal itu membuatmu bahagia." ucap Sean dengan suara bergetar.

"Pasti." ucap ku dengan mantap dan penuh percaya diri.

Valesca menengadah untuk menatap mataku dan dia tersenyum tulus padaku.

***

Author's POV

"Val, entah kenapa aku rasa Sean tindak berbohong. Kurasa yang dikatakannya itu semuanya benar. Aku rasa memang ada sesuatu yang membuatnya terpaksa mengganti namamu. Kurasa begitu..." Ucap Jack pada Valesca setelah mereka berdua masuk ke dalam mobil milik Jack. Ya, sebenarnya bukan Valesca tapi Valerie tepatnya.

"Jack, bisakah Kamu tidak membahas itu lagi? Aku benar-benar muak dengannya. Kamu tahu, Jack? Aku benar-benar merasa dikhianati olehnya. Rasanya... entahlah. Rasanya seperti jengkel saja. Bagaimana selama ini tidak pernah terpikirkan olehku untuk menanyainya tentang masa lalu ku... Andaikan aku tidak bertemu denganmu... mungkin saja hari ini aku tidak akan tahu kelicikannya." Ucap Valesca dengan wajah merah padam menahan emosinya yang membara itu. Dia merasa bodoh... Kenapa dia tidak pernah berpikir... Kalau saja Sean hanya mengaku-ngaku menjadi tunangannya.

"Tapi, Val. Aku rasa semua ini... membingungkan. Ekspresi Sean mengatakan bahwa dia melakukannya memang demimu. Bahkan tatapanya juga mengatakan hal yang sama. Entahlah... Ini membingungkan." Ucap Jack sambil memijat-mijat keningnya. Semua terasa sangat membingungkan. Mulai dari ekspresi, nasa bicara bahkan tatapan Sean, semuanya sangat membuat Jack merasa Sean tidak pernah berbohong.

Jack tersentak merasakan adanya tangan lembut yang mengelus pundaknya. Jack menoleh ke samping dan matanya langsung bertemu dengan kedua mata biru Valerie. Valerie tersenyum tulus pada Jack dan berkata "Ingat Jack. Aku bukan lagi Valesca Electra Hill, Aku adalah Valerie Abvale sekarang. Orang yang mencintaimu dulu, sekarang dan selamanya. Meskipun tidak seutuhnya, tapi aku janji, aku akan berusaha untuk mencintaimu seperti dulu. Meskipun aku tidak tahu bagaimana besar rasa cintaku padamu dulu, tapi aku janji cintaku sekarang akan lebih besar daripada cintaku padamu dulu. Aku janji..."

Jack tersenyum penuh arti pada Valesca dan mengangguk.

TBC

Sorry kalau part kali ini kependek-an...
Dan sorry karena jarang update...
Maaf banget...

Author harap para readers tercinta sekalian nggak bakal hapus cerita ini dari library kalian masing-masing.

Dan untuk menghilangkan rasa bersalah author pada kalian, maka author akan membocorkan sesuatu. Cerita ini bakal segera tamat atau lebih jelasnya akan segera end. Para readers gak perlu khawatir ataupun cemas karena cerita ini akan berakhir happy ending dan satu hal lagi yang akan author bocorin sebagai tanda maaf author...

2 atau 3 part (mungkin) lagi si peneror kurang ajar itu akan terungkap kedoknya dan teka-teki tentang si Sean juga akan segera terungkap, tapi terungkapnya si peneror itu akan lebih dulu dan setelah itu si Sean.

So, please tetap tunggu cerita ini....

SORRY FOR TYPO!!!
PLEASE, VOTE & COMMENT!!!
DON'T COPY MY STORY!!!!!!

LOVE  😘Y  ALL
             O😗
            😍 U

Unrequited Love Where stories live. Discover now