Part. 18

1.2K 51 2
                                    

Soundtrack: Issues - Julia Michaels

Come on, listen to the song above while reading this chapter.

Hopefully match.

Happy reading ^_^

-----------------------

Jack's POV

"Huh...." Aku mencampakkan tubuhku ke atas ranjang dan menghela nafas panjang.

"Ini menyebalkan...." gumamku sambil memegang dadaku.

"Sakit..." gumamku lagi dan menatap langit kamarku.

Semuanya terasa begitu menyesakkan. Aku bahkan sangat susah bernafas sekarang. Aku bisa gila. Benar-benar gila.

"Aaarrrgghhhh..." Aku terduduk di kasur dan mengacak rambutku frustasi memikirkan yang kulihat tadi. Yah, lebih tepatnya memikirkan perasaan aneh ini. Perasaan yang membuatku tak nyaman.

"Kumohon jangan lagi.... Luka ini bahkan belum sembuh. Apa Kau mau menambah luka lagi?" Aku menegadah ke atas dan melihat ke langit kamar. Mencoba berbicara pada Tuhan. Mungkin saja Dia akan mengurangi perasaan ini.

"Clara... Entah, kenapa Aku tidak bisa mencintaimu dengan sepenuh hati. Entah kenapa... Aku tidak bisa mencintaimu seperti aku mencintai-nya dulu. Dan entah kenapa juga sekarang Aku malah merasa kalau Aku mencintai Valerie. Wanita yang kubenci." Aku berbicara pada diriku sendiri.

'Aku sadar bahwa Aku mencintaimu Val, ini semua karena kejadian itu.... '

***

Flashback On

Aku melanjutkan perjalanan ku ke UKS setelah pertemuan tak terdugaku dengan Jessy dan menerima bisikan misteriusnya. Yah, tapi Aku tak menghiraukan bisikan nya. Dia pasti hanya menakutiku saja. Dia itu memang licik. Sangat licik!

Aku hampir sampai ke UKS, disaat Aku bertemu dengan Jessy. Sehingga perjalanan yang harus ku sambung tinggal sedikit. Dan sebentar lagi aku akan sampai di UKS.

Ketika Aku sudah sampai di depan pintu UKS dan aku membukanya. Tiba-tiba saja Aku terkejut dengan sebuah kata pemandangan yang membuatku hampir tak bisa bernafas.

Valerie dan lelaki-asing-tak-dikenal-sialan itu tertawa terbahak-bahak. Mereka tampak sangat bahagia. Bahkan Aku melihat tangan Valerie ada di bahu Lelaki tak dikenal itu.

'Pemandangan macam apa ini!!!!'

Aku membanting pintu UKS yang tadi sempat terbaik sedikit dan pergi dengan kaki yang terus menghentak lantai sangking kesalnya.

Valerie adalah kekasihku, tapi Dia malah tertawa bersama lelaki lain. Bukan degan Aku.

"Huh, pacar macam apa itu. Aku disini menunggunya datang menjawab pertanyaan ku, dia malah tertawa dengan orang lain. Aku benar-benar kesal kali ini." Geramku seperti anak kecil yang tidak mendapatkan ice cream vanilla kesukaannya.

Aku berjalan ke lapangan dan duduk dibawah pohon rindang yang ada di pinggir lapangan. Yah, setidaknya pohon ini tidak membuatku Kesal.

Saat Aku sedang melamunkan kejadian dari tadi pagi, sejak Aku meminta Valerie untuk menemui ku di kantin hingga sekarang, saat Aku melihatnya tertawa dengan lelaki yang bahkan tak pernah kulihat sebelumnya. Tiba-tiba saja Aku melihat Jay sedang berlatih basket di lapangan. Kenapa ank itu berlatih basket. Tidak ada kerjaan apa.

Aku terkejut saat tiba-tiba ada bola basket menggelinding ke kakiku. Aku mengerutkan aahi dan mengambil basket itu, lalu berdiri. "Hei, Jack, apa yang terjadi padamu. Melamun terus. Ada masalah? Cerita lah padaku. Mungkin Aku bisa membantumu. Cerita lah."

Aku menghela nafasku saat Jay berusaha untuk mengajakku berbicara. Apa yang harus Kukatakan? Apa aku harus mengatakan bahwa aku kesal melihat Valerie tertawa bersama lelaki lain. Dia pasti akan menertawakan ku. Aku tidak sebodoh itu.

"Untuk apa Aku cerita, kalau tidak ada yang mau aku ceritakan. Buang waktu saja." Ucapku cuek.

"Aku tidak percaya." Masa bodoh, siapa yang peduli. Mau Kau percaya atau tidak, itu bukan masalah ku.

"Terserah padamu saja, mau percaya atau tidak." ucapku pada Jay.

"Baiklah, jika kau tidak mau cerita, maka aku saja yang ceritakan. Kau cemburu kan?" Aku tersedak ludahku sendiri saat mendengar kata-kata Jay.

"D-darimana Kau tahu? Eehhgg... Maksudku, A-aku tidak sedang cemberu. Siapa bilang Aku cemburu."

"Sudahlah, tidak usah kau sembunyikan lagi. Aku Bisa lihat itu di wajahmu. Mengaku lah. Ayo!"

"Apa maksudmu? Aku tak mungkin cemburu. Sudahlah. Aku malas bicara denganmu."

Aku berdiri dan beranjak untuk pergi dari hadapan Jay. Apa maksudnya dengan cemburu? Tidak mungkin Aku cemburu.

Saat Aku sedang berjalan menuju ke pinggir lapangan. Tiba-tiba saja Jay menjerit, membuatku terkejut. "Jack! jangan sembunyikan perasaanmu! Aku tahu Kau mencintainya! Mengakulah!"

Aku menghentikan langkahku seketika. Apa maksudnya? Aku mencintai Valerie? Tidak mungkin.

Aku menggelengkan kepalaku berkali-kali mengingat perkataan Jay. Apa maksudnya dengan Aku mencintai Valerie? Aneh...

Aku berjalan ke pinggir lapangan dengan langkah santai, namun langkahku terhenti seketika saat melihat Valerie kembali tertawa dengan lelaki tak dikenal itu. Dan lebih parahnya Lagi tas Valerie dirangkul oleh lelaki itu. Aku bahkan tidak pernah memegang tasnya sama sekali. Siapa Dia berani memegang tas kekasihku?

"Huh, sepertinya aku harus memberinya sedikit pukulan agar dia sadar pacar siapa yang coba ia dekati. Baiklah, Kau mau cari masalah dengan Jack Reynolds, maka Kau akan tahu rasa dari masalah itu."

Aku berjalan mendekati Valerie dan dalam sekejap mata, Aku berhasil memukul lelaki asing itu untuk memberinya pelajaran.

"Jack! Apa yang Kau lakukan? Kau sudah gila, ha!" Aku berbalik melihat Valerie yang berteriak kepadaku sambil menopang badan lelaki sialan di sampingnya itu.

"Seharusnya aku yang bertanya padamu, Val. Apa kau sudah gila, Val? Aku kekasihku, tapi Kau malah lebih senang bersamanya. Aku kekasihmu atau dia yang kekasihku, Val?" teriakku balik padanya.

"Jack, siapa bilang Aku lebih senang dekat dengannya daripada denganmu. Siapa yang bilang?" lirih Valerie.

"Sudahlah, Val. Tidak usah berbohong. Aku sudah tahu. Itu tampak jelas di matamu." ucapku padanya dengan nada kecewa.

"Kau tidak mau percaya padaku bukan? Sudahlah, Aku capek berbicara denganmu, Jack." Aku bisa melihat mata Valerie tampak berkaca-kaca. Apa Dia akan menangis?.

"Val, Kau--" Baru saja Aku ingin menanyakan apa Valerie baik-baik saja, Valerie malah berjalan melewatiku sambil membawa lelaki sialan itu.

"Val, Kau mau kemana? Val! Val!"

Aku hanya bisa menatap kepergiannya tanpa melakukan apa-apa. Namun sekarang Aku sadar bahwa Aku mencintainya. Aku mencintaimu, Val.

TBC

Sorry, kali ini agak pendek. Biasalah, aku lagi mager. Heheheh 😏😏😏😭


Unrequited Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang