Part. 34

673 19 0
                                    

Happy reading ^_^

---------------------------

Author's POV

Seorang wanita duduk di samping seorang pria. Mereka berdua tampak sangat serius, padahal keadaan disana sama sekali tidak mendukung mereka untuk bersikap serius. Semua orang disana bercanda dan tertawa. Hanya mereka yang saling menatap dengan pandangan yang mengandung maksud mematikan. Mereka adalah Jack dan Valesca.

Dan yang membuat mereka serius adalah.. karen mereka sedang bermain ular tangga. Yah, itu memang terkesan lucu dan kekanakan.

Sebenarnya yang memulai ini semua adalah Jack. Beberapa saat yang lalu. Jack menangkap Valesca yang terjatuh dari tangga. Valesca yang ditangkapnya pun marah dan berkata kalau Jack sengaja mengambil kesempatan dalam kesempitan. Ia ingin merasakan bagaimana memeluk seorang Valesca Electra Hill. Jack yang merasa tersinggung pun balik menyalahkan Valesca yang tidak tahu terima kasih. Padahal Jack sudah menolongnya, kalau tidak mungkin sekarang Valesca akan masuk ke UGD atau mungkin akan langsung ke kamar jenazah.

Valesca tetap saja ngotot dan mengatakan Jack mengambil kesempatan dalam kesempitan. Jack yang tak tahan lagi pun, menyarankan untuk beradu dalam sebuah permainan ular tangga. Siapa yang kalah harus mengaku salah. Dan melakukan apa yang diinginkan oleh si pemain yang menang. Valesca pun menerima tantangan Jack sehingga mengharuskan Jack untuk membelinya di toko mainan.

Dan itulah yang dimainkan mereka sekarang. Di tengah canda tawa dari anggota-anggota Jack yang sedang mengecat, mereka bermain. Mereka tampak sangat serius dan siapapun bisa bertaruh kalau mereka berdua tidak akan mengetahui kalau saja nanti ada kebakaran yang melanda.

"Jack, Kau lihat saja nanti. Kau akan kalah. Percayalah! Aku tidak akan pernah bisa kalah. Tidak akan." Jack menatap Valesca dengan tatapan lasernya.

"Kamu yang akan kalah. Bukan aku. Kamu saja baru sampai angka 15, aku sudah sampai 35. Punyaku 2 kali lipat lebih berpeluang menang dari pada punyamu."

Valesca yang geram pun membalas tatapan Jack dengan tatapan berbisanya. "Aku yang akan menang. Lihat saja! Akan aku tendang kau sehingga kau akan mengulang permainan mu lagi." Jack terkekeh dan berkata "Oke, kita lihat saja siapa yang akan menang. Lihat saja!"

Jack mulai mengocok dadunya dan muncullah angka 5 disana. Jack pun menggerakkan miliknya lima kali ke depan dan sampailah dia di angka 40. Mereka bermain hingga angka seratus. Siapa yang duluan sampai maka dialah yang menang.

Kini giliran Valesca mengocok. Dia terus berdoa agar tidak muncul angkan 3 dan 5 karena jika muncul angka itu, matilah dia. Dia akan turun kembali ke angka 6 dan satu lagi ke angka 10. Mengerikan bukan. Dia pun mengocoknya dan dadunya pun berputar dan berhenti. Dia terkejut saat dadunya menunjukkan angka 3.

"Tidak-tidak!! Pliss, jangan angka enam!! Jack, Aku boleh ulang kocok. Pliss, donk!! Plisss!!" jack yang melihat Valesca memohon hanya bisa tertawa dan menggelengkan kepalanya.

"Tidak ada. Tidak ada pengulangan. Sudahlah. Terima saja. Kamu harus kembali ke angka enam. Ayo!! Kamu yang gerakkan atau aku yang gerakkan? Cepat! Apa yang kamu lihat?" Valesca menatap ke arah Jack dan berpikir sebentar.

Valesca pun pada akhirnya mengaku kalah dan menurunkan miliknya ke nomor enam. "Huh, dasar pemaksa!! Kau lihat saja!! Aku pasti tetap akan menang!! Kali ini aku hanya mengalah saja!! Bukan berarti aku kalah, oke?" Jack menghela nafas kasar dan bergumam "Huh.. Bukankah Dia memang kalah? Kenapa dia bilang dia hanya mengalah? Dasar!"

Valesca yang mendengar sesuatu pun menoleh ke arah Jack dna bertanya "Ha!? Apa yang Kau katakan tadi?" Jack melihat Valesca dengan tatapan anehnya yang dibuat-buat olehnya.

Unrequited Love Where stories live. Discover now