Part. 27

999 30 0
                                    

Happy reading ^_^

--------------------------

Jack's POV

5 tahun kemudian...

Aku melihat pemandangan di depanku. Hujan yang indah. Sudah lama aku tidak merasakan yang seperti ini. Tenang dan damai. Hujan ini membuatku semakin semangat dalam menjalani hari.

Aku baru saja pulang dari NYC dan aku kembali lagi ke kota kelahiranku, Paris. Hujan disini sangat indah. Entahlah. Aku sangat menyukai hujan seperti ini di kota kelahiranku ini. Sangat indah. Melihat orang berjalan memakai payung dengan warna yang Berbeda-beda. Melihat anak-anak bermain-main dengan air hujan. Rasanya sangat damai.

Aku agak terkejut saat merasakan ada yang bergetar di daerah pahaku. Aku pun merogo saku ku dan mengeluarkan handphoneku. Ternyata Daisy menelepon. Aku pun mengangkatnya.

Daisy adalah wanita yang dijodohkan oleh ayah padaku. Setelah putus dari Valerie, Aku memutuskan untuk kembali pada Ayah. Saat aku kembali, ayah mengenalkan ku pada Daisy. Dia menjodohkanku padanya. Awalnya aku menolak, namun lama-kalamaan aku mulai belajar menerimanya, tapi hanya menerimanya bukan mencintainya karena wanita yang kucintai hanya Valerie saja.

"Halo, Dai. Ada apa?"

"JACK, AKU KEZELLLLLLL!!!!! KENAPA KAMU TIDAK MENGANGKAT TELEPONKU, HAH!!!!????"

Aku menjauhkan telepon dari telingaku. Ya Tuhan, dia benar-benar tidak berubah. Padahal sudah 5 tahun berlalu. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku.

"Apa maksudmu, Dai? Kenapa tiba-tiba kamu marah-marah. Aneh!!!"

"Aneh katamu!!? Kamu kali yang aneh!! Dari tadi aku telepon kamu. Tapi kamu gak jawab sama sekali. Kamu tahu gak sih? Kamu itu bikin aku takut. Ud hampir 20 kali aku telepon, tapi gak satupun kamu jawab, Jack."

Aku membelalak saat dia mengatakan hampir 20 kali dia meneleponku. Benarkah itu?

"Banyak sekali pulsamu sampai kamu telepon 20 kali. Katanya kamu di sana hidup sengsara. Gak ada uang. Makan mie instant terus. Tapi bisa beli pulsa." godaku.

"Sudah lah, aku malas bicara padamu. Terus saja kamu menetap di New York. Kamu suka, kan? Gak usah balik lagi sekalian. Okay?"

Tiba-tiba saja sambungan diputus sepihak oleh Daisy. Apa Dia semarah itu?

Memang sih, aku tidak mengatakan pada siapapun kalau aku kembali ke Paris termasuk Daisy. Aku ingin beri kejutan. Aku juga tidak lupa membeli oleh-oleh dari New York untuk mereka.

Tiba-tiba saja aku merasa perutku berbunyi dan ini adalah pertanda tidak baik. Kenapa tidak baik? Karena itu tandanya aku lapar😧😧😧

Aku pun memutuskan untuk berhenti di sebuah minimarket terdekat karena aku tidak menemukan restoran atau cafe yang dekat dengan tempatku sekarang.

Aku memarkirkan mobilku di tempat parkir yang sudah disediakan, lalu Aku pun mengambil payung yang ada di bawah kursi kemudi dan mematikan mesin serta air conditioner di mobilku.

Aku lalu membuka pintu perlahan dan keluar, setelah itu aku membuka payung yang kuambil barusan dan berjalan keluar dari mobilku ini.

Aku berjalan ke arah pintu mini market dan membukanya perlahan lalu masuk ke dalam. Saat aku masuk ke dalam, aku disambut ramah oleh dinginnya ruangan karena dipenuhi oleh air conditioner di mini market yang lumayan luas ini.

Aku lalu mengambil troler yang sudah disediakan dan Aku berjalan mengelilingi mini market ini untuk melihat-lihat. Ada snack, mie instant, kebutuhan mandi dan banyak lagi. Setelah puas berkeliling di mini market ini. Aku pun memutuskan untuk memilih roti isi moca dan keju untuk mengganjal perut laparku ini. Aku juga mengambil beberapa snack dan biskuit.

Unrequited Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang