Radit oh Radit ...

26.7K 1.1K 55
                                    

" Radit kenapa lagi sih, Ra?" Tanya Pradipta bingung. Pradipta menghempaskan tubuhnya di sofa. Ia melepaskan dasi yang membelit lehernya lalu meletakannya di atas meja.

Aira menggelengkan kepalanya. " Enggak tau, Mas .. Katanya dia gak enak badan .." Kata Aira. Perempuan manis itu meletakkan secangkir teh di atas meja untuk kakak iparnya itu. " Diminum mas .."

Pradipta menarik nafas panjang. Laki-laki itu meraih cangkir lalu menyesapnya perlahan. " Sekarang Radit dimana?" Tanya Pradipta.

" Di kamar .. Mas masuk aja .." Kata Aira. Ia berniat untuk beranjak dari sofa tapi dicegah Pradipta.

" Kamu duduk aja disini .. Eh gimana kehamilan kamu sudah dicek lagi ke dokter?" Tanya Pradipta.

" Sudah mas, Alhamdulillah sehat ..."

" Radit nganter kan?" Tanya Pradipta.

Aira menggelengkan kepalanya. " Radit gak suka bau rumah sakit katanya ..."

Dahi Pradipta mengernyit heran. " Gak suka bau rumah sakit? Kok aneh sih? Kayaknya dulu biasa-biasa aja .." Pradipta bergumam. " Ya udah, Mas ke dalam dulu ya ..." Kata Pradipta.

Jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi, tapi si bungsu dari keluarga Mahesa masih meringkuk di atas tempat tidur. Ada harum vanilla yang menyeruak saat Pradipta masuk kamar utama di apartemen itu. Raditya dan Radisti memang sama-sama penyuka wangi vanilla. Tatapannya terpusat pada sosok yang sedang tidur berselimut. TV layar datar pada dinding menayangkan CNN. Pradipta lalu duduk di pinggir tempat tidur.

" Dit .. Dit ..." Pradipta mengguncang tubuh adiknya. Tak ada reaksi. Sepertinya Raditya tidur nyenyak sekali.

Pradipta kembali mengguncang tubuh Raditya. Tapi masih tidak ada reaksi. Laki-laki itu menggulung lengan kemeja lengan panjangnya lalu meraih remote AC. Ia mematikan AC lalu beranjak dari tempat tidur. Ia membuka tirai jendela lalu membuka jendela agar udara pagi masuk.

" Biiip, tutup dong jendelanya ...silau !!" Gerutu Raditya sambil menarik selimut sampai menutupi kepalanya.

Pradipta mendengus kesal. Kebiasaan lama Raditya sering bangun siang kembali lagi, dan biasanya sulit sekali membangunkan si bungsu kalau sudah bergelung dengan selimutnya. Pradipta menarik ujung selimut.

" Biip, aku masih ngantuk .." Keluh Raditya tanpa membuka matanya.

Aira yang sedang berdiri di dekat pintu berusaha menahan tawanya. Raditya benar-benar tidak menyadari kalau yang ada di dekatnya itu kakaknya dan bukan istrinya. Perempuan itu menyenderkan punggungnya di tembok, dengan tangan bersidekap di depan dada.

Pradipta kembali menarik ujung selimut, kali ini lebih kencang. Hingga selimut tersebut tertarik sampai mata kaki Raditya. Raditya hanya bergumam tak jelas lalu mengeratkan pelukannya ke guling. Pradipta berdecak tak percaya, adiknya seperti bayi koala yang enggan meninggalkan batang pohon.

Pradipta mengambil arah berlawanan dengan Raditya berusaha merebut guling dari pelukan Raditya.

" Bibiiip !! Aku ngantuk !!!" Gumam Raditya masih dengan mata terpejam. " Udah sini kamu bobo lagi sama aku .." Kata Raditya sambil berusaha meraih Pradipta.

Pradipta menahan tawa yang nyaris lepas. Raditya berusaha meraih Pradipta yang ia sangka istrinya. Bug !! Pradipta terjatuh ke ranjang.

" Morning kiss-nya mana?" Gumam Raditya manja.

" Bangun lo ah !! Gak ada morning-morning kiss-an dari gue ..." Pradipta mendorong dada Raditya agar menjauh darinya. " Emang gue apaan !!"

Tubuh Raditya seketika bergerak. Matanya terbuka waspada. Dengan cepat ia meraih bantalnya untuk menutupi dadanya.

The Mahesa'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang