Brothers Day Out

97.4K 1.5K 88
                                    

"Waduh yang udah jadi model iklan terkenal..." goda Pradipta.

Dimas yang dimaksud oleh Pradipta cengar-cengir karena malu digoda oleh sepupunya itu.
"Puri tuh, maksa-maksa gue jadi model. Duh, malesin banget tau, nggak..." kata Dimas dengan wajah memerah.

"Malesin tapi udah tiga iklan, ya..." goda Raditya sambil mengedipkan matanya ke arah Pradipta.

"Haha...Mau gimana lagi. Rejeki bayi kalo kata dia..." jawab Dimas sambil tertawa.

"Daddy ...Rara mau main ituuu ..." tunjuk Zahra pada permainan ketangkasan tangan.

Dimas mengangguk lalu memberikan koin tambahan yang diminta Zahra. Zahra tersenyum lalu menggandeng Rangga adik sepupunya dengan riang.

Hari ini tiga pria keluarga Mahesa mengasuh anak-anak mereka karena para wanita sedang pergi bersama melakukan aktifitas 'ME TIME'. Mereka terlihat santai dan cuek menanggapi tatapan penuh kagum dari wanita-wanita yang menatap mereka. Kehadiran mereka terlihat cukup mencolok di tempat permainan ini. Bagaimana tidak, tiga pria tampan sedang duduk sambil bercengkrama menikmati hari libur mereka sambil mengasuh anak.

"Ranggaaa...Diminum dulu susunya...!" teriak Pradipta sambil menunjukkan susu kotak pada jagoan kecilnya.

Rangga berlari-lari ke arah Papanya lalu mengambil susu kotak dan meminumnya sampai habis.

"Papa, mas mau main sama mbak lala lagi..." kata Rangga masih dengan logat cadelnya yang lucu.

Pradipta mengelap sisa-sisa susu yang mengotori pipi anaknya dengan tissu basah lalu mengangguk.

" Jangan jauh-jauh dari Mbak ya .. Papa disini aja ya .." Kata Pradipta. Ia mengelus rambut Rangga.

Suasana tempat permainan cukup ramai karena memang hari ini hari Sabtu. Sehingga banyak keluarga yang memlih menghabiskan waktu bersama keluarga mereka di tempat permainan ini.

" Eh Disti hari ini gabung gak sih sama yang lain?" Dimas. Mereka bertiga duduk di sudut ruangan yang menyediakan tempat untuk ngopi-ngopi bagi orang tua yang sedang menunggu anaknya.

Raditya mengaduk-aduk green tea lattenya dan melempar pandangan pada Pradipta kakak tertuanya.

" Enggak tau juga, kata Arini akhir-akhir ini Disti sibuk .. Emang Disti gak ngehubungin kamu Dit?" Tanya Pradipta.

Raditya menggelengkan kepala perlahan. " Dia jarang pulang ke Sriwijaya sih ... Lebih sering di apartemen ... Terakhir kan dia ngambek karena mama mulai sering nyindir-nyindir masalah suami ..." Kata Raditya.

Dimas dan Pradipta tertawa geli. " Disti kan memang tertutup kalo masalah yang satu itu .. Dia cerita gak lg suka sama siapa?" Tanya Pradipta penasaran. Wakil Direktur Mahesa Grup itu terlihat santai dengan polo shirt putih dan celana jeans hitamnya. Berbeda sekali dengan penampilan ia sehari-hari di kantornya, Pradipta adalah sosok yang tegas dan berwibawa tapi kalau sudah berurusan dengan keluarga dia adalah sosok yang hangat dan menyenangkan.

" Enggak sih, terakhir kan Restu, Mas .. yang sekarang gak tau deh siapa .." Kata Raditya menyebut nama Presenter Berita terkenal .


Dimas mencomot sosis goreng yang ada di depannya.

" Eh sosis itu bukannya lo pesen buat Rara .. Kok lo makan sendiri sih?" Tegur Raditya geli.

" Entar keburu dingin .. Biar ntar Rara pesen lagi .." Kata Dimas sambil tertawa.

" Eh mommy-nya Rara gimana? Udah gak nyebelin lagi kan?" Goda Pradipta.

Dimas menggaruk-garuk kepalanya grogi. " Enggak sih ..." Dimas tersenyum malu-malu.

" Kok pake sih?" Tanya Raditya curiga. Dengan santai Raditya mulai ikut makan kentang goreng dan sosis di atas meja.

" Ada deh .." Kedip Dimas sok-sok berahasia.

" Ih gak seru banget tau gak ..." Raditya mulai merajuk membuat Dimas dan Pradipta tertawa melihat tingkah polah si bungsu itu.

" Dewasa dong, Dit ... " Goda Pradipta. Laki-laki itu mengedarkan pandangannya mencari-cari sosok Zahra dan Rangga yang ternyata sedang berjalan ke arah mereka. Pradipta menarik nafas lega. " Rangga itu hiperaktif banget deh, gue sampe capek ..." Kata Pradipta.

" Zahra juga .. Rasa ingin tahunya tinggi banget .." Kata Dimas. Terdengar nada bangga dari suaranya. " Dia juga fast learning gitu deh ..."

" Aira maunya nonton tv berita terus tiap malem ..." Keluh Raditya dengan mata melamun. Ia tak sadar kalau arah pembicaraannya berbeda dengan saudara-saudaranya.

" Hahaha .. bukannya itu habit dari dulu ya?" Kata Dimas.

" Masalahnya tiap malem gue harus nemenin ..." Keluh Raditya. " Padahal gue kan ngantuk banget ..... " Kata Raditya.

Pradipta dan Dimas tertawa.

" Kehamilan pertama Arini rewel gitu ..." Kata Pradipta mengenang. " Kehamilan kedua untung gak rewel .."

Dimas hanya tersenyum. " Eh Puri tuh susah banget lho gue suruh minum susu hamil ... Tapi gue siasatin dari es krim sih kan lumayan jg ada unsur susunya ..." Cerita Dimas.

" Aira sukanya kit-kat green tea gitu ... Gue sampe harus order khusus .." Cerita Raditya gak mau kalah.

" Ah kalo Aira sih emang suka banget kit-kat green tea dari dulu .." Kata Dimas sambil tertawa. Dimas terlihat tak canggung menyuapi Zahra dengan sosis dan kentang goreng sementara anaknya itu sibuk bermain games di ipad Daddynya.

Pradipta tertawa. " Hati-hati lho Aira nanti tambah bulet ..." Si sulung dari keluarga Mahesa itu sedang memangku Rangga sambil menyuapi dengan sup ayam.

" Aira kayaknya cuek deh kalo dia ndut .." Jawab Raditya sambil tertawa. " Kerjanya ngemil melulu ... "

" Puri malah udah mulai ngeluh kalo dia ngerasa keliatan ndut .." Dimas ikut ambil suara. " Padahal gue biasa-biasa aja ..."

" Kalo Arini sih ya bentar lagi kan udah bulannya .. Jadi gue puasa .." Keluh Pradipta.

" Hush !! Ada bocah nih !!" Tegur Dimas sambil melotot. Tapi sepertinya Zahra cuek dan asyik dengan gamesnya. " Untung Rara gak denger kan .." Kata Dimas lega.

" Kok Uncle Dipta puasa sih, daddy? Kan belum masuk bulan Ramadhan?" tanya Zahra polos walau tatapannya tetep pada ipad daddynya.

Wajah Dimas seketika pucat.

" Mm ..Uncle Dipta puasa Senin-Kamis, Ra ..puasa sunah .." Kata Dimas berkelit. Ia melotot ke arah Pradipta sementara Pradipta dan Raditya berusaha menahan tawa mereka.

" Oooh .." Zahra mengangguk seolah-olah mengerti .

Dimas menghembuskan nafas lega. Untung saja Zahra tidak bertanya-tanya lagi.

" Ini kenapa sih pada lama banget mereka di salonnya?" keluh Raditya.

" Ah lu sih, Dit ..masih mendingan gak ngasuh kayak kita-kita ..ya gak Dim .." Kata Pradipta geli.

Raditya menghela nafas panjang. Tersenyum samar. " Repot gak sih nanti kalo ada bayi?" tanya Raditya dengan tatapan mata melamun membuat Pradipta dan Dimas berpandangan heran.

" Ya repot kan biasa, Dit ..kenapa emangnya?" tanya Pradipta. Ia menatap Raditya bingung kenapa si bungsu keliatan tidak bersemangat.

" Ntar Aira sibuk ngurusin Bip kecil daripada ngurusin gue .." Kata Raditya murung.

Dimas dan Pradipta sontak tertawa mendengar jawaban Raditya yang mirip keluhan itu.

" Ya ampun Radiiit ..lo ada-ada aja deh .." Dimas menatap Zahra dan tersenyum. " Rara .. ajak adeknya maen dulu sana ya .." Dimas memberikan koin-koin ke tangan Zahra.

" Ya Daddy .." Kata Zahra patuh lalu menggandeng tangan Rangga menuju tempat permainan.

" Aira belum ada tanda-tanda kehamilan?" tanya Pradipta. Ia serius memfokuskan diri pada Raditya.

" Gue baca referensi dari email yang Dimas kirim .. ada yang cocok sih, nafsu makan meningkat, hormon meningkat .. tapi kan Aira emang makannya banyak melulu dan slalu jerawatan gitu ..tapi Aira gak ngalamin morning sickness ..." Kata Raditya.

" Udah test belum?" Tanya Pradipta ingin tahu.

Raditya menggelengkan kepalanya perlahan.

" Belum sih .. gue sejujurnya belum siap kalo ada bayi di antara gue dan Aira ..." kata Raditya.

" Ya, kalian kan itungannya masih pengantin baru juga sih .." Kata Dimas maklum. Ia menepukkan tangan ke bahu Raditya, menghibur.

" Enggak gitu juga sih .. " Kata Raditya pelan.

" Lho trus kenapa?" tanya Pradipta heran.

" Gue ..." Raditya menghentikan kalimatnya sesaat. " Gue belum mau berbagi Aira dengan siapa pun .. " Kata Raditya sambil tersenyum.

" What?' Pradipta membelalakkan matanya tak percaya. Dimas tertawa geli mendengar kata-kata Raditya.

" Pokoknya gue mau pacaran dulu sama Aira .. gak mau punya bayi dulu .." Kata Raditya tegas seolah-olah tak mau dibantah. " Ntar kalo ada bip kecil Aira gak merhatiin gue lagi trus sibuk sama bip kecil .."

Pradipta dan Dimas saling berpandangan. Raditya. si bungsu itu tetap saja manja dan keras kepala, bahkan ia tidak rela membagi Aira dengan bip kecilnya kelak?. Ada-ada saja.

The Mahesa'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang