49. Sesekali Kau Harus Egois

728 192 18
                                    

Sebenarnya, Jesse ingin Chase ikut dengannya ke Texas untuk bicara dengan Adinda. Akan tetapi, anak itu menolak dengan alasan bahwa dia harus menyelesaikan masalah ini sendirian tanpa intervensi pihak ketiga. Clara juga menolak untuk ikut meskipun itu adalah apartemennya sendiri. Kedua anak itu sama sekali tidak ingin membantunya menyelesaikan masalah ini.

Dan sekarang, di sinilah ia, menunggu dengan tidak sabar kepulangan Adinda. Ini sudah lewat dari jam makan siang, dan perut Jesse begitu lapar. Ia pergi pagi-pagi sekali dari rumah tanpa sempat memakan apa-apa, melakukan penerbangan empat jam, dan sama sekali belum menyentuh makanan.

Ia bisa saja makan dulu sambil menunggu Adinda, tetapi Jesse tidak mau melakukannya. Meskipun kelaparan, Jesse tahu ia tidak akan bisa memakan apapun sebelum bicara dengan Adinda. Hatinya terlalu takut dan gelisah. Ia tidak tahu apakah Adinda akan memaafkannya atau tidak.

Lalu, ia melihat mobil mewah itu berhenti tidak jauh darinya. Tangan Jesse mengepal saat melihat Adinda tertawa bersama pria muda yang keluar dari mobil mewah itu. Mereka tampak begitu bahagia. Siapa dia? Apa pria itu yang membuat Adinda pulang lebih cepat kemari?

Ia mendekat pada mereka, bermaksud menunjukkan pada anak muda itu bahwa Adinda sudah ada yang punya, tetapi anak itu bahkan tidak tampak terintimidasi oleh kehadirannya.

Dan apa maksud anak itu dengan bisa menghubunginya jika butuh bantuan? Dia pikir dengan tubuhnya yang tidak berotot itu bisa mengalahkan Jesse dengan mudah? Anak itu jelas terlalu berani!

Segera setelah mobil itu melaju, Adinda mengajaknya masuk ke apartemen. Gadis itu tidak bicara apa-apa hingga sampai di dalam unitnya, dan hanya menunjuk sofa mungil untuk Jesse duduk.

Ia mengamati sekeliling ruangan yang mungil tetapi nyaman itu. Tempat ini cukup sempit karena banyaknya barang-barang yang gadis-gadis itu miliki. Di meja kecil yang menjadi pembatas antara ruang duduk dan ruang makan, berderet foto-foto empat gadis itu.

Jesse tersenyum. Masa muda yang indah, dan Jesse bersyukur Adinda memiliki sahabat yang sangat sayang padanya. Setidaknya, meskipun keluarga gadis itu tidak peduli padanya, Clara dan yang lain peduli. Juga dirinya, Chase, dan semua keluarga Wells serta orang-orang di peternakan. Adinda tidak akan pernah sendiri.

Adinda kembali di hadapannya dengan dua botol air putih di tangannya, meletakkan satu di hadapan Jesse dan meminum miliknya sendiri. Jesse ingin cepat bicara untuk menyelesaikan permasalahan ini, tetapi dia masih menunggu Adinda membuka bibirnya lebih dulu.

"Kau meninggalkan kekasihmu sendirian di peternakan?" tanya Adinda akhirnya tanpa menatapnya. Gadis itu hanya memainkan botol yang masih ada di genggamannya.

Jesse menunggu dengan sabar hingga gadis itu menatapnya. Memangnya dengan tidak menatapnya, Adinda pikir akan mendapatkan jawaban yang diinginkannya?

Tidak lama, gadis itu mengangkat wajahnya, tetapi tidak menatap mata Jesse dan hanya memperhatikan bibirnya. Itu melukai Jesse. Adinda bahkan tidak mau meihat matanya.

'Lihat aku, Adinda,' bibirnya bergerak pelan.

"Aku sedang melihatmu kok."

'Lihat mataku.'

Saat mata mereka akhirnya saling menatap, Jesse tidak bisa menahan diri untuk tidak beranjak dari duduknya dan mendekap Adinda dalam pelukannya. Ya Tuhan, betapa ia sangat merindukan gadis ini.

Isakan Adinda pecah saat gadis itu balas memeluknya. Jesse memejamkan mata dan membenamkan wajahnya di rambut Adinda, mencoba untuk menahan air matanya sendiri. Hatinya terasa sakit seiring isakan Adinda yang semakin keras. Akan tetapi, di sisi lain, Jesse juga merasakan dirinya kembali utuh hanya dengan memiliki Adinda dalam pelukannya.

Sorry, I Love Your Daddy! (TAMAT)Where stories live. Discover now