30. Pembicaraan Dari Hati Ke Hati

626 161 12
                                    

Chase merasa lega sekaligus ingin marah saat melihat Adinda. Lega karena gadis itu baik-baik saja, dan marah karena pria itu pasti baru saja menciumnya. Oh, tidak hanya mencium pasti jika dilihat dari kuciran rambut yang mencuat di balik topi, juga atasan yang sedikit kusut itu.

Sialan, Jesse! Apa pria itu benar-benar menyukai Adinda? Atau hanya ingin mempermainkannya saja? Seharusnya, setelah mencium Adinda, Jesse tidak pergi begitu saja dan meninggalkan Adinda sendirian di tengah padang rumput ini.

Ia benar-benar panik dengan kemungkinan akan ada ular atau hewan lainnya. Kenapa Jesse tidak memikirkan itu sebelum meninggalkan Adinda?

Namun, selain hal itu, dirinya juga merasa sangat bersalah. Benar ia telah mengingkari janjinya pada Adinda, dan sialnya, itu bukan karena ia bertemu dengan Chassidy, melainkan karena ia telah melakukan seks panas dengan dua wanita tadi malam.

Seharusnya Chase tidak melakukan itu, tetapi kemunculan Chassidy telah menjauhkan semua akal sehatnya. Chase merasa kacau, tertolak, dan tidak berdaya. Ia ingin marah dan mengutuk wanita jalang itu, tetapi tidak merasa mampu melakukannya, dan hal itu membuatnya marah pada dirinya sendiri.

Selama ini, minum dan berhubungan seks selalu menjadi pelarian masalah Chase. Tumbuh besar dengan banyak pria lajang di peternakan, membuatnya mengenal kehidupan malam jauh lebih cepat daripada anak-anak lain seusianya.

Ia sudah minum diam-diam di usia lima belas, dan setahun kemudian kehilangan keperjakaannya dengan seorang wanita yang berusia lima tahun lebih tua darinya. Chase sering melakukan itu diam-diam dengan gadis-gadis yang menyukainya, mengambil keperawanan mereka, dan meninggalkannya begitu saja. Dia sangat jahat kan?

Tentu saja tidak semua itu adalah salahnya. Mereka yang mengajukan diri, walaupun Chase berkata tidak bisa menjanjikan hubungan apapun. Saat mereka tidak keberatan, Chase tidur dengannya dan memuaskan gairahnya. Segalanya jauh lebih mudah saat dirinya berusia lebih dari tujuh belas. Ia dianggap dewasa dan bebas melakukan itu tanpa khawatir akan dimarahi oleh Pop.

Chase melupakan semuanya setelah ia minum dan berhubungan seks tadi malam,. Akan tetapi, tadi pagi ketika dia terbangun dan mendapati dua wanita telanjang di sampingnya, Chase dilanda perasaan menyesal dan bersalah yang sangat dalam. Terutama saat ia mengingat Adinda. Bagaimana bisa ia melupakan Adinda dan semua perasaan yang ia miliki untuk gadis itu?

Karena itulah Chase memilih untuk tidak langsung pulang. Ia menghilangkan rasa bersalahnya dengan berkendara tanpa tujuan, sebelum akhirnya ia menyerah dan berakhir di sini. Ia tidak ingin berkata jujur, tetapi juga tidak ingin membohongi Adinda lagi.

Chase tahu dirinya bukan orang suci, dan seandainya nanti Adinda marah padanya, ia akan menerimanya. Ia memang brengsek, tetapi bukan pengecut yang bersembunyi di balik sebuah dusta.

"Kau sengaja mencarinya?" tanya Adinda dengan suara parau.

Chase menatapnya dan menggeleng. "Aku mampir ke bar untuk menenangkan diriku."

Ucapan itu membuatnya mengingatkan hal lain tentang ciuman Vic yang hampir dilupakannya, dan bagaimana ia membalas ciuman itu, bahkan bergairah untuknya. Sialan! Ia benar-benar seorang pria yang murahan kan? Cium saja dia dan gairahnya akan tersulut!

"Menenangkan diri?"

Chase menghela napas, memutuskan bahwa ia akan menjawab dengan jujur, pertanyaan apapun yang Adinda lontarkan.

"Victoria, dia menciumku dan berkata jika seharusnya aku tertarik padanya atau semacam itu."

Tanpa Chase duga, Adinda tersenyum mendengarnya. "Dan kenapa kau tidak bisa tertarik padanya? Dia sangat cantik, pintar, kaya, dan..."

Sorry, I Love Your Daddy! (TAMAT)Where stories live. Discover now