5. Rayuan Chase

3.1K 665 95
                                    

REPOST

Malam hari rasanya lama sekali. Adinda sudah mengikuti Clara berkeliling peternakan, mendengarkan nama-nama kuda milik Clara yang tidak satu pun diingatnya, menonton gadis itu mengajak kudanya bicara seperti orang gila, dan sudah berlarian di padang rumput yang luas hingga dirinya kelelahan.

Namun, bahkan kegiatan sebanyak itu pun tidak membuat matahari terbenam lebih cepat. Jika biasanya Adinda menyukai matahari musim panas yang bersinar lebih lama, kali ini ia tidak menyukainya. Ia ingin malam cepat datang sehingga bisa mendengarkan cerita tentang Jesse.

Pria itu mengusiknya. Apa yang membuat Adinda tidak bisa menikmati kegiatan mereka sore itu adalah karena kepalanya dipenuhi bayangan Jesse dan leher pria itu. Ia begitu penasaran akan apa yang terjadi sebelumnya. Apa luka itu yang membuat Jesse tidak bisa bicara?

Saat akhirnya makan malam tiba, lebih banyak orang bergabung dengan mereka termasuk Jesse. Pria-pria itu, yang semuanya sangat besar, duduk mengelilingi meja perjamuan yang juga sangat besar di ruang makan. Ini juga menjawab pertanyaan Adinda tentang mengapa Gram memiliki meja perjamuan sebesar itu. Itu bahkan tidak pantas disebut meja makan saking besarnya.

"Apa makan malam di peternakan selalu sebanyak ini?" bisik Adinda pada Clara yang duduk di sebelahnya.

Di meja, memang terhidang bermacam-macam makanan dan semuanya dalam jumlah yang sangat banyak. Rasanya ini seperti pesta dan bukannya makan malam biasa. Mengingatkannya pada film-film tema kerajaan yang sering ditontonnya ketika sang Raja mengundang rakyatnya untuk makan bersama mereka.

Clara terkekeh mendengar pertanyaannya. "Memberi makan tiga belas orang koboi, tidak cukup hanya dengan satu kilo daging, Sayangku."

Beberapa pria yang mendengar perkataan Clara ikut tertawa. Pop menyebutkan nama mereka satu persatu, tetapi Adinda tidak bisa mengingat semua itu karena ia hanya fokus pada pria yang duduk di kursi yang ada di hadapannya. Tidak ada wanita cantik dan muda di manapun di setiap kursi meja ini. Di mana ibu Chase berada sebenarnya? Apa hubungan Jesse dengan istrinya kurang baik? Atau...

Pikiran Adinda berlarian menebak berbagai kemungkinan. Mungkin saja, luka di leher itu karena kecelakaan saat Jesse bersama istrinya. Apa wanita itu meninggal? Ya Tuhan, jika iya, kasihan sekali Jesse. Itu menjelaskan kenapa pria itu tampak muram. Mungkin istrinya belum lama meninggal dunia.

Atau, kemungkinan kedua, wanita itu seperti ayah Clara yang tidak suka berada di peternakan. Bisa saja wanita itu tinggal di tempat lain selain di sini, dan Jesse merasa kesal karena tidak bisa menemui istrinya.

Ya, kemungkinan kedua tampak lebih masuk akal. Wanita cantik manapun tidak akan terlalu suka berada di tempat ini. Kecuali ketiga temannya tentu saja. Mereka sangat suka berada di sini terutama karena para koboi itu benar-benar seksi. Kalau menurut Adinda sendiri, yah, dengan adanya Jesse, tempat ini terlihat jauh lebih menyenangkan.

"Sampai kapan kau akan terus memandang ayahku seperti itu?"

Bisikan terdengar di sebelah kirinya hingga membuat Adinda menunduk menatap makan malamnya yang masih utuh. Dengan gugup, ia mulai menyuap makanannya meskipun sebenarnya tidak terlalu ingin makan. Perutnya masih terasa penuh karena makan siangnya yang banyak.

Chase terkekeh di sebelahnya. "Jangan tertarik pada ayahku, okey? Aku serius ketika berkata ingin membuatmu jatuh cinta padaku," bisiknya kemudian. Tidak ada lagi binar canda di matanya saat mengatakan itu ketika Adinda menatapnya.

"Chase, apa yang kau katakan pada Adinda? Jangan mengganggunya!" tegur Gram saat melihat wajah Adinda yang memerah.

Chase menyeringai menatap neneknya. "Aku hanya menyuruhnya makan yang banyak, Gram. Iya kan, Sayang?" Ia mengerling pada Adinda.

Sorry, I Love Your Daddy! (TAMAT)Where stories live. Discover now